Jakarta (ANTARA) - Kepolisian menyebutkan aksi pengeroyokan susulan yang menewaskan penagih hutang atau mata elang di kawasan Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Kamis (11/12) diduga akibat adanya pelampiasan emosi.
"Ya itu namanya massa banyak ya. Mereka hanya sifatnya bergantian saja untuk pelampiasan emosinya," kata Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur kepada wartawan di Jakarta, Jumat.
Mansur mengatakan pengeroyokan dan perusakan susulan ini dilakukan usai mengetahui satu korban yang meninggal di lokasi dan satunya kritis lalu dibawa ke rumah sakit.
Sehingga, lanjut dia, teman-teman korban melawan mengingat solidaritas yang tinggi. "Karena merasa temannya ada yang jadi korban, akhirnya mereka melakukan pelampiasan emosinya," katanya.
Kepolisian telah memeriksa enam saksi terkait kasus pengeroyokan serta perusakan yang menewaskan penagih hutang atau mata elang (matel) di kawasan Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Kamis (11/12) malam.
Baca juga: Pengeroyokan di Kalibata, Polda Metro Jaya benarkan dua orang tewas
Baca juga: 9 kios dan 8 kendaraan terbakar akibat pengeroyokan di Kalibata
Polisi juga menyebutkan hutang pemilik sepeda motor diduga menjadi penyebab pengeroyokan dan perusakan tersebut.
Pemilik kendaraan sampai dengan saat ini belum menerima uang sepeserpun sehingga mengerahkan temannya untuk menagih.
Namun, dua orang berinisial MET dan NAT yang bertugas menagih utang itu malah dikeroyok hingga meninggal dunia.
Tak hanya pengeroyokan, sekelompok massa tersebut juga melakukan perusakan dengan membakar kios, warung serta kendaraan bermotor.
Pada Jumat pagi, TNI dan Polri masih berjaga di lokasi tersebut untuk memastikan kondisi aman bagi masyarakat yang melintas.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































