Jakarta (ANTARA) - Adimas Firdaus, atau yang lebih dikenal dengan nama Resbob menjadi sorotan publik setelah sebuah video berisi ujaran bernada kasar terhadap suku Sunda dan pendukung Persib (Viking) beredar luas di media sosial.
Potongan siaran langsungnya tersebut cepat menyebar dan memicu reaksi keras dari masyarakat, terutama karena isi ucapannya dianggap menghina dan merendahkan.
Sosok Resbob sendiri bukan nama baru dalam berbagai polemik di dunia maya.
Ia kerap mencuri perhatian lewat konten yang mengundang kontroversi dan perdebatan. Namun kali ini, kemarahan publik terutama dari warga Sunda dan masyarakat Jawa Barat mencapai titik yang lebih serius.
Lalu, seperti apa sebenarnya sosok Adimas Firdaus alias Resbob? Berikut rangkuman rekam jejaknya di media sosial yang dihimpun dari beragam sumber.
Sosok Adimas Firdaus alias Resbob
Awal mula Resbob dikenal publik
Adimas Firdaus, yang lebih akrab disapa Resbob, mulai dikenal luas publik setelah muncul bersama adiknya yang juga kreator konten, Muhammad Jannah atau Bigmo. Berbeda dengan Bigmo yang dikenal ramah dan fokus membuat konten gaming, Resbob justru tampil dengan kepribadian yang lebih blak-blakan.
Ia aktif di berbagai platform seperti YouTube Rgbgob dan TikTok, dan kerap menampilkan perilaku yang terkesan arogan saat melakukan siaran langsung. Gaya bicaranya yang ceplas-ceplos dan sering disertai kata-kata kasar menjadi ciri khasnya.
Menurut pengakuannya, pendekatan tersebut memang sengaja dipilih sebagai strategi untuk menarik perhatian, karena ia menilai penonton di Indonesia cenderung menyukai drama dan konflik. Dari konten bernada provokatif itulah namanya mulai mencuat dan dikenali banyak orang.
Rekam jejak di media sosial
Sepanjang aktivitasnya di dunia maya, Resbob sering memicu kontroversi akibat ucapannya yang menyinggung dan memancing emosi penonton. Cara berbicara-nya yang memprovokasi semula dianggap hanya sebagai trik untuk menaikkan interaksi, namun belakangan justru berbalik menjadi sorotan negatif.
Berbagai video dan cuplikan siarannya memperlihatkan gimmick serta tindakan yang dinilai berlebihan. Hal itu membuat sebagian besar warganet geram dan menilai popularitas-nya kini condong pada citra negatif, bukan lagi sekadar hiburan.
Permohonan maaf Resbob
Streamer Muhammad Adimas Firdaus atau yang lebih dikenal sebagai Resbob akhirnya menyampaikan permintaan maaf usai videonya yang berisi hinaan terhadap suku Sunda tersebar luas di berbagai platform media sosial.
Respons publik yang begitu besar membuatnya mengunggah video klarifikasi dan permohonan maaf melalui akun TikTok @resbobbb serta Instagram @adimasfirdauss. Dalam video tersebut, ia menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama kepada komunitas Sunda dan keluarganya.
Resbob menjelaskan bahwa dirinya merasa perlu memberikan klarifikasi karena ucapan yang ia lontarkan saat melakukan siaran langsung di Surabaya beberapa hari sebelumnya telah menyinggung banyak pihak. Ia mengakui bahwa dirinya telah ditegur dan diminta memberikan penjelasan secara terbuka terkait tindakan yang memicu kontroversi tersebut.
Berujung pada proses hukum usai menghina suku
Potongan siaran langsung Resbob yang berisi hinaan kepada Suku Sunda dan pendukung Persib (Viking) dengan cepat menyebar dan memantik amarah masyarakat.
Ucapan yang dilontarkan dinilai sangat kasar dan mengandung unsur SARA, sehingga masuk kategori ujaran kebencian yang sensitif secara rasial. Video tersebut juga sampai ke perhatian Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan. Ia menegaskan bahwa pihak kepolisian harus segera menindaklanjuti kasus ini dan menangkap pemilik akun Resbob.
Menurutnya, langkah tegas perlu diambil karena perkataan yang bernuansa SARA berpotensi memicu gesekan antar kelompok, terlebih warga Sunda yang merasa dilecehkan oleh pernyataan itu.
"Kami juga meminta pihak mepolisian untuk memproses serta mengakap pemilik akun Resbob karena sudah menyatakan ujaran kebencian terhadap Suku Sunda" ujar Erwan Setiawan dalam menanggapi video tersebut.
Saat ini, publik menunggu tindak lanjut dari aparat kepolisian terkait proses hukum terhadap Resbob. Banyak yang berharap kasus ini bisa menjadi pembelajaran agar para pembuat konten lebih berhati-hati dan bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial.
Baca juga: Pemprov DKI buka ruang kolaborasi bagi pembuat konten kreatif lokal
Baca juga: Rekreasi yang jadi ritual pencarian validasi
Baca juga: Kreator Indonesia diperkirakan sumbang 376 miliar dolar AS pada 2030
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































