Kediri (pilar.id) – Turunnya hujan tidak menghalangi Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, untuk meninjau perlintasan kereta api di Desa Seketi, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.
Dalam kunjungannya, Emil mengimbau masyarakat agar selalu waspada saat melintasi perlintasan tanpa palang pintu, meskipun telah dilengkapi Early Warning System (EWS).
“Sebelum melintasi perlintasan kereta api, pengendara hendaknya tetap waspada untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Emil.
Soroti EWS yang Tidak Berfungsi
Dalam tinjauannya, Emil menyoroti kondisi EWS di perlintasan tersebut yang tidak berfungsi dengan baik. Ia menyebut, EWS yang tidak bekerja optimal justru membuat pengguna jalan ragu dan tidak percaya terhadap sistem tersebut.
“Kami melihat ada EWS yang tidak berfungsi. Masalahnya, EWS ini ada plus minusnya. Ada yang mengatakan sistem ini sering salah deteksi,” jelas Emil.
Padahal, keberadaan EWS bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan pengguna jalan di perlintasan kereta api. Namun, jika sistem ini tidak berfungsi dengan baik, maka potensi kecelakaan tetap tinggi.
“EWS seharusnya bisa membuat pengguna jalan lebih hati-hati dan membantu mencegah kecelakaan. Tapi kalau tidak berfungsi dengan baik, justru malah berbahaya,” tambahnya.
Solusi Jangka Pendek dan Langkah Pemerintah
Saat ini, perlintasan kereta api tersebut dijaga oleh relawan yang siap menutup sementara akses jalan ketika sirine dari perlintasan berpalang pintu di sisi lain berbunyi. Menurut Emil, ini merupakan solusi jangka pendek yang cukup membantu.
“Keberadaan relawan ini memang menjadi solusi jangka pendek, tapi kita harus mencari solusi permanen,” tegasnya.
Untuk itu, Emil Dardak berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah kabupaten, guna mencari solusi terbaik dalam meningkatkan keselamatan di perlintasan kereta api yang tidak berpalang pintu.
“Kami sedang berdiskusi dengan Pemkab. Ini demi keselamatan pengguna jalan. Memang kewenangan ada di tingkat kabupaten, tetapi provinsi juga ikut membina bupati dan wali kota,” ungkapnya.
Berbagi Makanan untuk Relawan dan Warga
Selain meninjau kondisi perlintasan, Emil Dardak juga menunjukkan kepeduliannya dengan membagikan makanan berbuka puasa kepada Kepala Desa Seketi, para relawan penjaga perlintasan, dan warga sekitar.
“Saya ingin berbagi makanan berbuka, tidak hanya untuk Pak Kades dan warganya, tetapi juga untuk para relawan yang menjaga perlintasan kereta api,” ujarnya.
Sebagai informasi, dalam sepekan terakhir telah terjadi dua kecelakaan di perlintasan kereta api Kecamatan Ngadiluwih. Pada 3 Maret 2025, kecelakaan terjadi antara pengendara motor dan kereta api di perlintasan Desa Branggahan. Kemudian, pada 10 Maret 2025, sebuah truk bermuatan pupuk tertabrak kereta api di perlintasan Desa Seketi.
Melihat kondisi ini, Emil menegaskan bahwa perlintasan tanpa palang pintu harus menjadi perhatian serius guna mencegah kecelakaan serupa terjadi di masa mendatang. (usm/hdl)