KinoFest 2025 Hadir di Indonesia, Angkat Tema Keluarga-Diperluas Lewat 14 Film Jerman Terbaru

1 week ago 37

Jakarta (pilar.id) — KinoFest, festival film Jerman tahunan yang digelar Goethe-Institut, kembali hadir untuk edisi keempat pada Oktober–November 2025. Tahun ini, festival mengusung tema “Keluarga – Diperluas”, menghadirkan perspektif baru tentang dinamika keluarga modern melalui karya-karya sinema Jerman.

Di Indonesia, KinoFest dapat dinikmati secara gratis pada 25–30 November 2025 di Jakarta, Bandung, dan Surabaya, dengan menampilkan 14 film yang sebagian besar dirilis antara 2023 hingga 2025.

Di Jakarta, festival berlangsung di Blok M Plaza XXI, Taman Ismail Marzuki (TIM), dan Shoemaker Studios. Pembukaan digelar dengan film Köln 75 (2025) karya Ido Fluk—drama berbasis kisah nyata mengenai Vera Brandes, penggemar musik yang menginisiasi konser legendaris Keith Jarrett di Köln pada 1975.

Menggali Makna Keluarga Zaman Kini

Film-film pada KinoFest 2025 mengeksplorasi keluarga sebagai entitas yang terus berubah—tidak hanya unit biologis, tetapi sebagai ruang emosi, diskusi, konflik, hingga perlawanan.

Tema festival tahun ini mengajukan pertanyaan reflektif:
Apa yang mendefinisikan keluarga saat ini? Apakah keluarga masih menjadi ruang aman, atau justru berkembang menjadi jaringan hubungan pilihan di luar ikatan darah?

Dr. Marguerite Rumpf, Kepala Regional Program Budaya Goethe-Institut Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru, menegaskan bahwa KinoFest membuka ruang dialog lintas budaya mengenai makna keluarga modern.

“KinoFest 2025 menghadirkan platform unik untuk menelusuri narasi keluarga yang terus berkembang melalui sinema Jerman. Festival ini menghubungkan beragam penonton di Asia Tenggara dan Pasifik, sekaligus mengajak kita mendiskusikan makna keluarga di masa kini,” ujarnya.

Keluarga Sebagai Ruang Konflik, Politik, dan Perubahan

Kurator KinoFest 2025, Lisabona Rahman, menyebut bahwa film-film Jerman yang tampil dalam festival ini menangkap kompleksitas sosial, ekonomi, dan sejarah Jerman yang membentuk wajah keluarga modern.

“Beberapa kisah justru menunjukkan bahwa pemberontakan—bukan tradisi—dapat mempererat ikatan keluarga,” katanya.

Selain itu, film-film pilihan juga membedah isu keibuan dari perspektif kontemporer: bukan sekadar simbol kasih sayang, tetapi juga sumber kecemasan dan kekuatan. Beberapa film turut menghadirkan sisi gelap relasi keluarga—dari manipulasi hingga kekerasan emosional.

Diselenggarakan di Delapan Negara

KinoFest 2025 merupakan kolaborasi delapan Goethe-Institut di Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru. Tahun ini, festival hadir di Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam, Singapura, Selandia Baru, Malaysia, dan Timor Leste.

Informasi lengkap dapat diakses melalui situs resmi Goethe-Institut.

Jadwal Pemutaran KinoFest 2025 di Jakarta

Selasa, 25 November – Blok M Plaza XXI
19.00 WIB: Köln 75 (2025) – Ido Fluk (khusus undangan)

Rabu, 26 November – Taman Ismail Marzuki
15.30 WIB (Sjuman Djaja): Die Polizeiakademie (2024) – Moritz Schulz
16.00 WIB (Asrul Sani): Das letzte Tabu (2024) – Manfred Oldenburg
18.30 WIB (Sjuman Djaja): Grüße vom Mars (2024) – Sarah Winkenstette
19.00 WIB (Asrul Sani): Riefenstahl (2024) – Andres Veiel

Kamis, 27 November – Taman Ismail Marzuki
16.00 WIB (Asrul Sani): Die Polizeiakademie (2024) – Moritz Schulz
17.00 WIB (Sjuman Djaja): Das letzte Tabu (2024) – Manfred Oldenburg
18.30 WIB (Sjuman Djaja): Riefenstahl (2024) – Andres Veiel
19.00 WIB (Asrul Sani): Zwei zu eins (2023) – Natja Brunckhorst

Jumat, 28 November – Taman Ismail Marzuki
14.00 WIB (Asrul Sani): Reproduktion (2025) – Katharina Pethke
16.00 WIB (Sjuman Djaja): Grüße vom Mars (2024) – Sarah Winkenstette
18.30 WIB (Sjuman Djaja): Zwei zu eins (2023) – Natja Brunckhorst
19.00 WIB (Asrul Sani): Vena (2024) – Chiara Fleischhacker

Sabtu, 29 November – Shoemaker Studios
11.00 WIB: Woodwalkers (2024) – Damian John Harper
13.30 WIB: Heldin (2025) – Petra Volpe
16.00 WIB: Vena (2024) – Chiara Fleischhacker
18.30 WIB: Die Saat des heiligen Pfeigenbaums (2024) – Mohammad Rasoulof

Minggu, 30 November – Shoemaker Studios
13.30 WIB: Rosa Luxemburg (1986) – Margarethe von Trotta
16.30 WIB: Das Licht (2025) – Tom Tykwer

Goethe-Institut adalah lembaga kebudayaan Republik Federal Jerman yang aktif di seluruh dunia. Lembaga ini mempromosikan pengajaran bahasa Jerman, mendorong pertukaran budaya, serta menyediakan informasi terkait kehidupan sosial, politik, dan budaya Jerman. Program-programnya dirancang untuk memperkuat dialog antarbudaya sekaligus mendukung mobilitas global. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |