Jakarta (ANTARA) - Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Muhammad Anwar meminta seluruh jajarannya agar mengaktifkan Posko Jaga Jakarta di wilayahnya masing-masing pascakejadian pengeroyokan di Kalibata, Pancoran.
"Perlu diingat, posko bukan hanya ornamen, tapi ada yang piket, ada bukunya, ada laporan per jam yang disampaikan ke tingkat kota. Jadi, saya minta untuk aktif setiap harinya," kata Anwar saat memimpin apel di halaman Kantor Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta, Senin.
Guna antisipasi kerusuhan yang menyebabkan korban jiwa dan kerugian material itu, dia pun meminta agar seluruh kecamatan dan kelurahan mengaktifkan Posko Jaga Jakarta sesuai dengan Insekda Nomor 64 Tahun 2005 tentang Kesiapsiagaan Jaga Jakarta.
Dia juga meminta agar dalam pelaksanaan piket Posko Jaga Jakarta, tiga pilar dan warga tidak hanya berdiam diri di posko, tetapi berkeliling untuk memastikan kondisi wilayahnya aman dan tertib, serta melaporkan kondisi tersebut secara berkala.
"Satpol PP nih terutama, ya, rajin keliling ke wilayah. Jangan kelilingnya melihat-lihat saja, pastikan bahwa diri kalian hadir di tengah-tengah mereka, supaya mereka, warga, merasa aman dan nyaman dengan adanya Satpol PP," ujar Anwar.
Selain mengantisipasi hal negatif, lanjut dia, pengaktifan posko siaga tersebut juga bertujuan meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan cuaca, seperti peningkatan curah hujan yang menyebabkan banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang, serta cuaca ekstrem lainnya yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan.
"Intinya, saya minta tolong semua jajaran pemerintah di Jakarta Selatan untuk laksanakan tugas penuh dengan rasa tanggung jawab. Jadikan pekerjaan sebagai ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kalau kita anggap itu melaksanakan ibadah, maka mudah buat kita, tidak ada beban nantinya," tutur Anwar.
Baca juga: Lokasi pengeroyokan Kalibata adalah lahan Pemprov DKI
Pada 12 Desember 2025, Polri menetapkan enam orang anggota Polri sebagai tersangka pengeroyokan di Kalibata. Enam orang tersebut, yakni Brigadir IAM, Bribda JLA, Bribda RGW, Bribda IAB, Bribda BN, dan Bribda AM.
Kepolisian juga menyebutkan hutang sepeda motor menjadi penyebab pengeroyokan dan perusakan yang menewaskan penagih hutang atau mata elang (matel) di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (11/12) malam itu.
Pemilik kendaraan tersebut belum menerima uang sepeserpun sehingga mengerahkan temannya untuk menagih.
Namun, dua orang berinisial MET dan NAT yang bertugas menagih hutang itu malah dikeroyok hingga meninggal dunia.
Tak hanya pengeroyokan, sekelompok massa tersebut juga melakukan pembalasan dengan merusak dan membakar kios, warung serta kendaraan bermotor.
Baca juga: Kerugian akibat kericuhan di Kalibata capai Rp1,2 miliar
Baca juga: Kericuhan di Kalibata, Polda Metro evaluasi SOP penarikan kendaraan
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































