Jakarta (pilar.id) – Arus penyeberangan di lintasan Jawa–Bali mulai menunjukkan peningkatan menjelang puncak libur akhir tahun. Data operasional PT ASDP Indonesia Ferry mencatat pergerakan arus balik dari Jawa menuju Bali mulai menguat sejak H+2 Natal 2025, seiring meningkatnya mobilitas masyarakat yang memanfaatkan fleksibilitas perjalanan menjelang malam pergantian Tahun Baru 2026.
Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry, Heru Widodo, menyampaikan bahwa tren kenaikan arus balik tahun ini terlihat lebih merata dibandingkan periode sebelumnya. Penerapan kebijakan Work From Anywhere (WFA) pada 29–31 Desember 2025 dinilai memberikan keleluasaan bagi masyarakat dalam mengatur waktu perjalanan, sehingga pergerakan tidak terpusat pada satu hari tertentu. Pola ini membantu pengelolaan arus penyeberangan tetap berjalan lancar, aman, dan terkendali.
Berdasarkan data Posko Ketapang pada Jumat (27/12) atau H+2 Natal, tercatat sebanyak 226 trip penyeberangan dari Jawa menuju Bali. Jumlah penumpang mencapai 26.441 orang, meningkat tipis sebesar 0,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Meski kenaikannya relatif kecil, data tersebut menunjukkan mulai terbentuknya pola arus balik menjelang pergantian tahun.
Kenaikan juga tercatat pada volume kendaraan yang menyeberang. Total kendaraan dari Jawa menuju Bali mencapai 6.593 unit atau meningkat 1,4 persen dibandingkan realisasi tahun lalu. Kendaraan roda empat menjadi kontributor terbesar dengan 2.975 unit, disusul truk logistik sebanyak 1.686 unit. Kondisi ini menandakan mobilitas masyarakat dan distribusi barang tetap berjalan seiring selama periode akhir tahun.
Sementara itu, pergerakan dari Bali menuju Jawa menunjukkan dinamika berbeda. Corporate Secretary ASDP, Windy Andale, menjelaskan bahwa jumlah penumpang dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Jawa tercatat sebanyak 27.090 orang, turun 0,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, dari sisi kendaraan justru mengalami peningkatan signifikan menjadi 7.530 unit atau naik 1,6 persen.
Untuk menjaga kelancaran layanan di tengah fluktuasi arus tersebut, ASDP menerapkan pola operasional adaptif di lintasan Ketapang–Gilimanuk. Pada kondisi normal, sebanyak 28 kapal dioperasikan, dan jumlah tersebut ditingkatkan hingga 34 kapal saat terjadi kepadatan tinggi. Pengaturan ini bertujuan meminimalkan antrean serta menjaga ritme layanan penyeberangan tetap stabil.
Dari sisi infrastruktur, Pelabuhan Ketapang memiliki kapasitas tampung hingga 2.370 kendaraan kecil, sementara Pelabuhan Gilimanuk mampu menampung sekitar 1.335 kendaraan kecil. Operasional lapangan juga diperkuat dengan kesiapsiagaan personel, yakni sekitar 350 petugas di Ketapang dan 250 petugas di Gilimanuk, untuk memastikan aspek keselamatan dan kenyamanan pengguna jasa tetap terjaga.
Secara kumulatif, sejak H-10 hingga H+2 Natal, total penumpang dari Bali menuju Jawa tercatat sebanyak 283.267 orang, turun 5,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, total kendaraan justru meningkat menjadi 80.886 unit atau naik 2,6 persen. Sementara itu, arus dari Jawa menuju Bali mencatat total penumpang sebanyak 303.595 orang atau turun 5,3 persen, dengan jumlah kendaraan mencapai 81.795 unit atau meningkat 0,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Dengan tren arus balik yang mulai terbentuk dan puncak malam Tahun Baru yang semakin dekat, ASDP memastikan seluruh layanan penyeberangan Jawa–Bali tetap berjalan optimal. Komitmen tersebut menjadi bagian dari upaya menjaga konektivitas nasional agar masyarakat dapat melakukan perjalanan akhir tahun dengan aman, nyaman, dan tertib. (ret)

3 days ago
21

















































