Jakarta (pilar.id) – Film ini mengisahkan konflik antara dua pahlawan ikonik, Batman dan Superman, yang memiliki pandangan berbeda tentang keadilan. Ketegangan mereka muncul sejak peristiwa destruktif di Metropolis, yang muncul di Man of Steel (2013).
Bruce Wayne alias Batman merasa Superman adalah ancaman yang tak terkendali bagi umat manusia. Di sisi lain, Superman mempertanyakan metode vigilante Batman yang dianggap brutal.
Perang dingin mereka langsung dimanfaatkan Lex Luthor, yang diam-diam memiliki rencana jahat untuk menjatuhkan kedua pahlawan tersebut sekaligus memunculkan ancaman besar: Doomsday.
Meskipun konflik pribadi mereka memuncak, Batman dan Superman akhirnya bersatu bersama Wonder Woman untuk menghadapi ancaman global yang mengancam umat manusia.
Dawn of Justice menjadi proyek prestisius sutradara kampiun Zack Snyder. Lewat kolaborasinya bareng produser Charles Roven dan Deborah Snyder, juga penulis skenario Chris Terrio dan David S. Goyer, ia menyuguhkan film super hero dengan pendekatan yang berbeda.
Film ini dibintangi Ben Affleck sebagai Bruce Wayne alias Batman, Henry Cavill sebagai Clark Kent alias Superman, Gal Gadot sebagai Diana Prince alias Wonder Woman, Jesse Eisenberg sebagai Lex Luthor, dan Amy Adams sebagai Lois Lane
Jelang jadwal peluncuran resmi 25 Maret 2016, film ini sudah jadi bahan pembicaraan seru di media sosial. Usai tayang di bioskop, film kembali jadi trending setelah Snyder meluncurkan versi ultimate edition yang memiliki durasi 182 menit. Aslinya, film Batman v Superman: Dawn of Justice memiliki durasi 152 menit, selisih 30 menit.
Film ini memperkenalkan Gal Gadot sebagai Wonder Woman untuk pertama kalinya, membuka jalan bagi film solonya pada 2017.
Salah satu adegan ikonik adalah pertarungan epik antara Batman dan Superman, di mana Batman menggunakan armor khusus untuk menghadapi kekuatan luar biasa Superman. Kritikus memberikan ulasan campuran, tetapi film ini memuji performa Ben Affleck sebagai Batman dan sinematografi Zack Snyder.
Dawn of Justice, dengan segenap elemen yang ada, akhirnya sukses mengantongi catatan box office yang cukup signifikan. Dengan anggaran 250 juta Dollar AS, film ini meraup pendapatan global 873,6 juta Dollar AS.
Meskipun menerima kritik terhadap narasi yang dianggap terlalu kompleks, Batman v Superman: Dawn of Justice tetap menjadi film yang penting dalam DC Extended Universe (DCEU). Film ini mempersiapkan jalan menuju Justice League (2017) dan memperluas jagat sinematik DC.
Dawn of Justice Ultimate Edition
Versi Ultimate Edition dari Batman v Superman: Dawn of Justice menambahkan sekitar 30 menit durasi tambahan dibandingkan versi teater. Pada sisi pengembangan cerita dan karakter, versi ini memberi konteks lebih mendalam tentang Lois Lane.
Lois Lane lebih aktif dalam menyelidiki peluru misterius yang ditemukan di Afrika, yang ternyata dikembangkan oleh LexCorp. Ini mengungkap manipulasi Lex Luthor dalam menciptakan ketegangan antara Superman dan dunia.
Adegan pembukaan di Afrika diperluas. Terungkap bahwa Lex Luthor merancang jebakan untuk menyalahkan Superman atas kematian warga sipil dan kekacauan di sana, menggunakan peluru buatan LexCorp untuk mengaburkan keterlibatannya.
Elemen lain, versi ini memperkuat hubungan Clark Kent dengan Gotham dan Batman. Clark Kent digambarkan lebih aktif sebagai jurnalis. Dalam versi ini, ada adegan tambahan di mana Clark menyelidiki aktivitas Batman di Gotham, termasuk wawancara dengan warga yang menjadi korban metode brutal Batman.
Hal lain, motivasi Lex Luthor juga dinilai lebih jelas. Lex Luthor lebih terlihat sebagai perencana utama yang cerdas dan manipulatif. Ada penjelasan lebih terperinci tentang bagaimana Lex mengatur konflik antara Batman dan Superman. Adegan tambahan menunjukkan Lex membentuk aliansi dengan tentara bayaran untuk menciptakan bukti palsu terhadap Superman.
Kemudian pengembangan karakter Superman yang muncul lebih banyak waktu layar untuk menjelaskan pergulatannya sebagai pahlawan yang dicintai sekaligus dicurigai oleh dunia. Ada adegan yang menampilkan dia membantu orang-orang setelah ledakan Capitol, menunjukkan sisi manusiawi dan kepeduliannya meskipun ditentang oleh sebagian besar masyarakat.
Dengan sendirinya, adegan yang lebih lengkap tentang sidang Capitol menyoroti bagaimana Lex Luthor merencanakan ledakan tersebut. Diperlihatkan bagaimana Superman merasa bersalah atas tragedi itu, meskipun dia tidak terlibat langsung.
Beberapa adegan aksi, termasuk pertarungan Batman vs Superman, ditampilkan lebih intens dengan durasi tambahan. Ada juga tambahan visual dalam pertarungan melawan Doomsday, memberikan rasa lebih epik pada klimaks.
Di versi ultimate, penonton akan lebih kenal dengan karakter minor yang sejatinya cukup signifikan, yakni Jenna Malone sebagai Jenet Klyburn. Karakter baru ini adalah seorang ilmuwan yang membantu Lois Lane menyelidiki peluru LexCorp. Perannya, meskipun kecil, memberikan wawasan tambahan terhadap subplot investigasi. Karakter lain adalah KGBeast (Anatoli Knyazev), yang loyal terhadap Lex Luthor dan perannya dalam konspirasi.
Terakhir, ending lebih terasa emosional dengan pengembangan yang lebih baik tentang pengorbanan Superman dan dampaknya terhadap Batman dan Wonder Woman. Ada penekanan yang lebih besar pada rencana Batman untuk membentuk Justice League.
Pertempuran Ikonik Batman vs Superman
Pertarungan antara Batman dan Superman telah muncul beberapa kali dalam komik DC, dan ini merupakan salah satu tema yang paling ikonik dan menarik bagi penggemar. Berikut adalah beberapa contoh terkenal:
1. The Dark Knight Returns (1986)
Ditulis oleh Frank Miller, ini adalah salah satu cerita paling terkenal di mana Batman melawan Superman. Dalam komik ini, Batman sudah tua dan kembali dari pensiun untuk menghadapi ketidakadilan. Konflik dengan Superman muncul karena Superman bekerja sebagai agen pemerintah, sementara Batman bertindak lebih sebagai vigilante yang melanggar hukum. Pertarungan mereka sangat epik, dengan Batman menggunakan armor yang dirancang khusus dan bantuan dari Green Arrow untuk melawan Superman. Ini adalah salah satu momen paling legendaris dalam sejarah DC.
2. Hush (2002–2003)
Dalam cerita yang ditulis oleh Jeph Loeb dan digambar oleh Jim Lee, Batman dan Superman saling bertarung karena Superman dikendalikan oleh Poison Ivy. Meskipun Superman berada di bawah pengaruh Ivy, Batman berhasil bertahan dalam pertarungan dengan menggunakan taktik cerdik dan memanfaatkan pengetahuannya tentang kelemahan Superman.
3. Injustice: Gods Among Us (2013–2016)
Seri komik ini didasarkan pada video game dengan nama yang sama. Dalam cerita ini, Superman menjadi diktator setelah kehilangan Lois Lane, dan Batman memimpin perlawanan terhadap tirani Superman. Batman dan Superman sering kali saling berhadapan dalam konflik fisik dan ideologis yang intens selama seri ini.
4. Batman: Endgame (2014–2015)
Dalam alur cerita ini, Superman diracuni oleh Joker dan dipaksa melawan Batman. Batman menggunakan armor anti-Superman yang dirancang khusus untuk melawan kekuatan Superman. Ini adalah salah satu contoh bagaimana Batman selalu mempersiapkan diri untuk kemungkinan menghadapi teman-temannya, termasuk Superman.
5. Justice League: Tower of Babel (2000)
Meski bukan pertarungan langsung, cerita ini menunjukkan bahwa Batman telah mempersiapkan rencana untuk mengalahkan semua anggota Justice League, termasuk Superman, jika mereka menjadi ancaman. Rencana ini digunakan oleh musuh mereka, Ra’s al Ghul, yang menimbulkan konflik besar antara Batman dan anggota Justice League lainnya. Pertarungan antara Batman dan Superman sering kali mencerminkan perbedaan ideologi mereka: Superman sebagai simbol harapan dan hukum, sementara Batman mewakili kegelapan dan keadilan yang lebih pragmatis. Hal ini membuat hubungan mereka begitu menarik dan penuh dinamika dalam dunia DC Comics.
Ikon Hero Terpopuler
Batman dan Superman adalah dua ikon superhero paling populer dan berpengaruh sepanjang masa. Mereka bukan hanya sekadar karakter fiksi, tetapi juga simbol yang mewakili nilai-nilai tertentu yang telah menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia sejak awal kemunculannya.
Superman pertama kali muncul di Action Comics #1 pada tahun 1938, diciptakan oleh Jerry Siegel dan Joe Shuster. Dia sering dianggap sebagai superhero pertama dan pencetus genre ini. Superman dimunculkan sebagai simbol harapan, kebenaran, dan keadilan.
Dengan kekuatan yang nyaris tak terbatas dan kepribadian yang baik hati, Superman sering digambarkan sebagai penjaga dunia yang mencoba menyelamatkan semua orang, tanpa memandang latar belakang.
Superman juga dinyataan jadi pahlawan moral, mengajarkan pentingnya kemanusiaan, pengorbanan, dan harapan dalam situasi yang tampaknya tidak ada harapan.
Sementara Batman memulai debutnya di Detective Comics #27 pada tahun 1939, diciptakan oleh Bob Kane dan Bill Finger. Batman, sebagai manusia biasa tanpa kekuatan super, adalah simbol ketahanan, kecerdikan, dan keadilan. Ia menunjukkan bahwa dengan tekad, keterampilan, dan kecerdasan, siapa pun bisa melawan kejahatan.
Melepas tradisi superhero yang selalu bersih, Batman justru dikenal karena sisi gelapnya yang lebih mendalam dibandingkan Superman. Latar belakang tragisnya sebagai yatim piatu membuatnya menjadi karakter yang penuh emosi, memberikan kedalaman psikologis yang kuat.
Kedua karakter ini kemudian menginspirasi berbagai media, termasuk komik, film, serial televisi, mainan, dan bahkan video game. Mereka telah menjadi bagian dari budaya pop global selama lebih dari 80 tahun.
Popularitas mereka melampaui usia. Dari anak-anak hingga orang dewasa, semua bisa terhubung dengan nilai-nilai yang mereka wakili.
Komik dan film mereka memberikan pelarian yang menyenangkan sekaligus pembelajaran moral bagi banyak orang. Generasi yang tumbuh dengan acara seperti Superman: The Movie (1978) atau serial animasi seperti Batman: The Animated Series (1992) pasti merasakan dampaknya. (ret/hdl)