Konsumen Indonesia Tunjukkan Literasi Keuangan Tinggi di Tengah Kekhawatiran Ekonomi

1 month ago 49

Jakarta (pilar.id) – Meskipun menghadapi tantangan ekonomi, konsumen Indonesia menunjukkan tingkat literasi keuangan yang kuat. Hal ini terlihat dalam praktik menabung, berinvestasi, perencanaan pensiun, serta perlindungan asuransi.
Temuan ini diungkapkan melalui ASEAN Consumer Sentiment Study (ACSS) 2024, hasil kerja sama UOB dan Boston Consulting Group.

Studi yang dilakukan secara daring pada Mei dan Juni 2024 ini melibatkan 1.000 responden Indonesia dari berbagai demografi. Hasilnya menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kematangan finansial meski dihadapkan pada kekhawatiran terhadap resesi dan inflasi.

ACSS 2024 menemukan bahwa kekhawatiran masyarakat Indonesia terhadap ekonomi makin meningkat.

Sebanyak 26 persen responden merasa tidak yakin, 25 persen khawatir, dan 18 persen cemas terhadap kondisi ekonomi, angka yang semuanya naik dibandingkan 2023. Tiga dari empat konsumen meyakini resesi akan terjadi dalam enam hingga 12 bulan ke depan, lebih tinggi dari rata-rata ASEAN sebesar 71 persen.

Tekanan ekonomi ini memengaruhi perilaku keuangan masyarakat. Sebanyak 62 persen responden memulai usaha sampingan untuk menambah penghasilan, 58 persen menunda belanja besar, dan 54 persen mengurangi pengeluaran tidak penting.

Dampaknya juga dirasakan pada kemampuan menabung dan berinvestasi. Sebanyak 54 persen Gen Z melaporkan tekanan dalam menabung, sementara 40 persen responden kesulitan menyisihkan dana untuk investasi.

Prioritas Keuangan Tetap Kuat

Meski demikian, konsumen Indonesia tetap memprioritaskan literasi dan ketahanan finansial. Studi mencatat:

  • Tabungan: Lebih dari 50 persen Baby Boomers dan 41 persen Gen Y menyisihkan lebih dari 20 persen pendapatan untuk tabungan.
  • Dana Darurat: Sebanyak 44 persen responden memiliki dana darurat yang cukup untuk menutupi kebutuhan selama tiga bulan atau lebih.
  • Asuransi: Sebanyak 77 persen responden memiliki asuransi kesehatan, dan 45 persen memiliki polis asuransi jiwa, mencerminkan kesadaran perlindungan dari risiko tak terduga.

Dalam hal investasi, 25 persen masyarakat mengalokasikan lebih dari 20 persen pendapatan tahunan untuk membangun kekayaan.

Selain itu, tujuh dari 10 responden memiliki rencana pensiun yang jelas, dengan 89 persen sudah mulai mempersiapkan dana pensiun melalui tabungan, deposito, atau properti.

UOB Dukung Masyarakat dengan Solusi Keuangan

Untuk mendukung literasi keuangan, UOB Indonesia meluncurkan program Savings Weeks pada 2 Desember 2024. Program ini bertujuan mendorong kebiasaan menabung secara proaktif untuk masa depan yang lebih aman.

“Melalui ACSS 2024, kami memahami nasabah lebih dalam. UOB terus berinovasi menghadirkan solusi yang relevan untuk mendukung aspirasi finansial masyarakat Indonesia,” ujar Cristina Teh Tan, Consumer Banking Director UOB Indonesia. (hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |