Lima Pelajar SMPN 1 Surabaya Ciptakan Robot Pendamping Anak Autis, Raih Medali Emas Olimpiade Sains Internasional

11 hours ago 10

Surabaya (pilar.id) – Kepedulian terhadap anak berkebutuhan khusus mendorong lima pelajar SMP Negeri 1 Surabaya menciptakan inovasi teknologi berupa robot pendamping anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD). Karya bertajuk NeuroAid tersebut sukses mengantarkan mereka meraih Gold Medal dalam ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) 2025.

Kelima siswa tersebut adalah Kalila Zanetta Echaputri, Alya Prashanti Nur Rizqi Setiyono, Zahwa Aliyah Rahma, Afnan Daan Indrawan, dan Harley Fatahillah Yudhaloka Sunoto. NeuroAid dirancang sebagai robot interaksi sosial yang membantu melatih kemampuan komunikasi, pengenalan emosi, serta respons sosial anak autis secara bertahap dan terstruktur.

Inovasi Berbasis Empati dan Teknologi

NeuroAid dikembangkan berangkat dari pengamatan bahwa terapi perilaku bagi anak autis sering memerlukan biaya tinggi dan proses yang panjang. Robot ini dihadirkan sebagai pendamping yang bersifat netral, konsisten, dan tidak memberikan tekanan emosional kepada anak. Dengan desain ringkas dan portabel, NeuroAid dilengkapi kamera dan mikrofon untuk mengenali wajah, menangkap ekspresi emosi dasar, serta memberikan respons visual dan audio yang mudah dipahami.

Para siswa merancang sistem NeuroAid agar sederhana dan relevan dengan konteks budaya lokal, berbeda dengan robot terapi serupa dari luar negeri yang umumnya memiliki harga mahal dan tingkat kompleksitas tinggi.

Apresiasi Pemerintah Kota Surabaya

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh, memberikan apresiasi atas capaian tersebut. Ia menilai NeuroAid tidak hanya sebagai karya sains, tetapi juga perwujudan nyata dari Kurikulum Merdeka yang menekankan penguatan Profil Pelajar Pancasila, khususnya pada aspek kreativitas, nalar kritis, dan empati sosial.

Menurut Yusuf Masruh, teknologi yang dikembangkan para pelajar ini menunjukkan bahwa penguasaan sains dan teknologi dapat diarahkan untuk menjawab persoalan kemanusiaan. Ia juga menilai pola kerja NeuroAid yang konsisten dan dapat diprediksi sangat sesuai dengan kebutuhan anak autis, karena mampu memberikan rasa aman dalam proses interaksi.

Dukungan untuk Pendidikan Inklusif

Dinas Pendidikan Kota Surabaya melihat potensi besar NeuroAid untuk dimanfaatkan sebagai alat bantu pembelajaran di sekolah inklusif. Robot ini dinilai dapat membantu guru dalam menjembatani interaksi dengan siswa ASD, khususnya dalam melatih komunikasi dan keberanian bersosialisasi di lingkungan kelas.

Ke depan, pemerintah kota berkomitmen mengkaji penerapan NeuroAid secara bertahap di sekolah-sekolah dan fasilitas layanan pendidikan lainnya di Surabaya. Langkah ini sejalan dengan arahan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi untuk mendorong inovasi pendidikan yang berdampak langsung bagi masyarakat.

Kontribusi Pelajar bagi Masyarakat Inklusif

Inovasi NeuroAid menjadi bukti bahwa dari ruang kelas tingkat SMP dapat lahir solusi teknologi yang menyentuh kebutuhan sosial nyata. Capaian ini juga memperkuat posisi Surabaya sebagai kota yang mendorong pendidikan inklusif dan pengembangan talenta muda berbasis empati dan ilmu pengetahuan.

Prestasi para pelajar SMPN 1 Surabaya tersebut menegaskan bahwa sejak usia sekolah, generasi muda telah mampu memberikan kontribusi signifikan bagi terciptanya masyarakat yang lebih peduli, inklusif, dan berkeadilan. (rio)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |