Pasar Kripto Anjlok Setelah Pernyataan The Fed, Bagaimana Prospek Ke Depan?

1 month ago 67

Jakarta (pilar.id) – Pasar kripto kembali mengalami tekanan hebat pada Kamis (19/12/2024), dengan beberapa aset utama seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL), dan XRP mencatat penurunan signifikan dalam 24 jam terakhir.

Penurunan ini dipicu oleh hasil pertemuan Federal Reserve (The Fed) yang memengaruhi sentimen pasar secara drastis.

The Fed memutuskan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, menurunkan suku bunga acuan ke kisaran 4,25–4,50 persen.

Meski langkah ini sesuai dengan ekspektasi pasar, pernyataan kontroversial dari Ketua The Fed, Jerome Powell, memperburuk situasi.

Powell menegaskan bahwa bank sentral AS tidak mendukung kepemilikan Bitcoin dalam jumlah besar dan menyatakan bahwa perubahan hukum terkait kripto adalah wewenang Kongres, bukan The Fed.

Dampak Langsung pada Pasar Kripto

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa pernyataan Powell memengaruhi narasi tentang Bitcoin sebagai aset cadangan strategis di masa depan.

“Harga Bitcoin turun lebih dari 6,5 persen, dari 108.000 Dollar AS menjadi di bawah 100.000 Dollar AS. Penurunan ini juga memengaruhi aset kripto lainnya, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap kebijakan The Fed dan potensi aksi jual Bitcoin oleh pemerintah AS,” ungkap Fyqieh.

Ia juga mencatat bahwa volatilitas tinggi di pasar kripto saat ini disebabkan oleh beberapa faktor utama, seperti aksi ambil untung investor, arus keluar dari ETF BTC-spot, dan sentimen liburan Natal.

“Jika arus keluar ETF BTC-spot terus meningkat, ini dapat menambah tekanan pada harga Bitcoin, membuatnya sulit untuk kembali ke level 110.000 Dollar AS. Namun, ada potensi reli Sinterklas di minggu menjelang dan setelah Natal, meskipun tren ini tidak selalu konsisten,” tambah Fyqieh.

Reli Sinterklas: Harapan atau Sekadar Ilusi?

Secara historis, Bitcoin mencatatkan reli Sinterklas dalam tujuh dari sepuluh tahun terakhir. Data CoinGecko menunjukkan bahwa rata-rata keuntungan Bitcoin sebelum Natal adalah 1,32 persen, sedangkan setelah Natal mencapai 1,29 persen.

Meskipun demikian, Fyqieh mengingatkan agar investor berhati-hati. “Reli ini tidak selalu konsisten, sehingga penting untuk memperhatikan data on-chain, sentimen pasar, dan kebijakan makroekonomi sebelum membuat keputusan investasi,” tegasnya.

Investor dapat memanfaatkan momentum ini untuk masuk ke pasar pada harga rendah sebelum potensi lonjakan harga berikutnya. Namun, strategi investasi yang matang tetap diperlukan.

“Analisis tren makroekonomi dan data pasar adalah kunci untuk memanfaatkan peluang di tengah volatilitas,” pungkas Fyqieh.

Bagi mereka yang ingin belajar lebih dalam tentang trading dan investasi kripto, Tokocrypto Academy menyediakan sumber daya edukasi yang dapat membantu investor memahami pasar dengan lebih baik. (hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |