Sinopsis Dealer/Healer (2017), Film Kelam dengan Visualisasi Apik yang Terjaga

2 months ago 53

Jakarta (pilar.id) – Dealer/Healer (2017) adalah film biografi Chen Hua, mantan gembong dunia bawah tanah dan pengedar narkoba. Film dengan judul asli 毒。誡 (Du. Jie.) ini disutradarai Lawrence Ah Mon, berkolaborasi bareng produser Stephen Shiu Jr., penulis skenario Chan Man-keung dan Dominic Yip.

Film dengan durasi 101 menit dan kini sedang tayang di Vidio ini diangkat dari kisah nyata kehidupan seorang mantan pengedar narkoba dan pemimpin geng terkenal Hong Kong bernama Chen Hua (diperankan oleh Lau Ching-wan).

Film ini mengikuti perjalanan Chen Hua dari dunia kriminal hingga akhirnya ia menjadi sosok yang mengabdikan diri sebagai seorang konselor rehabilitasi narkoba.

Cerita dimulai dengan kilas balik ke tahun 1960-an hingga 1980-an, saat Chen Hua menjalani hidup sebagai anggota geng yang sangat berpengaruh di Hong Kong.

Setelah melewati pengalaman hidup yang keras, termasuk penjara dan menyaksikan dampak buruk narkoba terhadap masyarakat, ia memutuskan untuk mengubah hidupnya.

Dengan bantuan teman-temannya, ia memulai perjalanan baru sebagai healer, seorang pemandu yang membantu para pecandu narkoba untuk pulih dan kembali ke jalan yang benar.

Film ini mengeksplorasi tema-tema seperti persahabatan, pengkhianatan, pengampunan, dan pencarian tujuan hidup, sambil memberikan gambaran mendalam tentang dampak narkoba terhadap individu dan masyarakat.

Pemeran utama Dealer/Healer (2017) adalah Lau Ching-wan sebagai Chen Hua (Healer), Louis Koo sebagai teman dekat Chen Hua yang juga terlibat dalam dunia kriminal, Gordon Lam Ka-tung sebagai musuh sekaligus mantan rekan Chen Hua di masa lalu, dan Zhang Jin dan Chrissie Chau dalam peran pendukung penting.

Film Dealer/Healer mendapat apresiasi karena akting kuat para pemerannya, terutama Lau Ching-wan yang berhasil menghidupkan karakter utama dengan emosi yang mendalam. Namun, kritik juga datang dari beberapa pihak yang menilai alur cerita agak bertele-tele dan kurang menggali potensi dari cerita aslinya.

Dealer/Healer menekankan bahwa siapa pun dapat berubah jika diberikan kesempatan dan dukungan yang tepat. Film ini juga menjadi pengingat tentang pentingnya pencegahan narkoba dan pemulihan bagi pecandu melalui program rehabilitasi.

Visualisasi 1960-1980-an

Visualisasi saat cerita kembali ke tahun 1960-an hingga 1980-an dalam Dealer/Healer menjadi salah satu daya tarik utama film ini. Adegan-adegan ini membangun atmosfer khas Hong Kong di era tersebut dengan detail yang sangat memperkuat cerita. Berikut adalah beberapa elemen visual yang menonjol:

1. Gaya Hidup Geng dan Dunia Kriminal
Adegan sering berlatar di gang sempit, pasar malam, pelabuhan, dan klub malam yang ramai, menggambarkan kehidupan jalanan yang keras. Geng-geng mengenakan pakaian khas era tersebut, seperti kemeja cetak retro, celana potongan lebar, dan jaket kulit. Gaya rambut juga mencerminkan tren tahun 60-an hingga 80-an. Simbol geng, seperti tato, perhiasan mencolok, dan senjata sederhana seperti pisau lipat, digunakan untuk menambah nuansa otentik.

2. Atmosfer Era 1960-an hingga 1980-an
Adegan bernuansa gelap dan sering menggunakan warna neon untuk mencerminkan kehidupan malam Hong Kong. Lampu neon warna merah, biru, dan hijau menjadi elemen penting dalam estetika visual film. Film ini menampilkan rumah susun sempit khas Hong Kong dengan jemuran pakaian menggantung di lorong, restoran kecil dengan meja logam, dan toko-toko jalanan. Semua ini menciptakan suasana yang realistis dari masa tersebut.

3. Perubahan Waktu (Flashback)
Untuk membedakan kilas balik dengan masa kini, film menggunakan filter warna hangat atau agak desaturasi, menciptakan efek nostalgia. Kamera juga sering menggunakan gaya pengambilan gambar yang lebih statis dan sederhana untuk mengesankan era yang lebih kuno. Soundtrack yang digunakan dalam adegan ini terinspirasi dari musik pop Hong Kong di masa itu, memperkuat perasaan otentisitas.

4. Dinamika Emosi dalam Era Lama
Persahabatan antara Chen Hua dan teman-teman gengnya digambarkan secara emosional, dengan dialog yang menggambarkan loyalitas dan konflik di dunia bawah tanah. Visual adegan kekerasan di masa itu direkam dengan penuh intensitas, memperlihatkan realitas brutal kehidupan geng.

Visualisasi ini tidak hanya memperkuat cerita tetapi juga menjadi penghormatan pada sejarah kota Hong Kong, terutama kehidupan masyarakat kelas bawah di tengah dinamika sosial dan politik era tersebut. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |