Sinopsis Exhuma (2024), Horor yang Muncul dari Jejak Sejarah Pendudukan Jepang

1 month ago 51

Jakarta (pilar.id) – Exhuma (2024) adalah film horor supernatural asal Korea Selatan yang rilis pada 22 Februari 2024. Film ini disutradarai oleh Jang Jae-hyun, dikenal lewat karya seperti The Priests dan Svaha: The Sixth Finger. Ceritanya menggabungkan tema horor dengan eksplorasi sejarah dan spiritualisme Korea, menjadikannya salah satu film yang sangat dipuji tahun ini.

Film ini berkisah tentang dua dukun, Lee Hwa-rim (Kim Go-eun) dan Yoon Bong-gil (Lee Do-hyun), yang membantu keluarga kaya Korea-Amerika mengatasi kutukan aneh yang menimpa anak-anak mereka.

Penyelidikan mereka membawa mereka ke pemakaman keluarga tua di Korea, di mana mereka bekerja sama dengan ahli feng shui Kim Sang-deok (Choi Min-sik) dan pengurus jenazah Ko Yeong-geun (Yoo Hae-jin). Proyek penggalian makam tersebut memicu serangkaian peristiwa supernatural yang mengerikan.

Selain membawa elemen horor, Exhuma juga menggali trauma sejarah Korea, terutama masa pendudukan Jepang, dan menghubungkannya dengan praktik spiritual seperti shamanisme dan ekskavasi makam.

Film ini juga menyoroti isu kutukan lintas generasi dan pembalasan spiritual atas dosa masa lalu, menciptakan horor yang lebih dalam dan bermakna.

Pencapaian dan Penghargaan

Film ini berhasil secara kritis dan komersial, meraih rating 93 persen di Rotten Tomatoes. Visualnya yang kuat, dengan penggunaan lokasi nyata dan efek praktis, serta perhatian terhadap detail budaya dalam ritual Korea, menjadi daya tarik utamanya.

Pada minggu pertama perilisan, Exhuma meraih pendapatan lebih dari 14 juta Dollar AS dan menjadi salah satu film terlaris di Korea Selatan tahun ini. Film ini juga sukses di pasar internasional seperti Vietnam dan Indonesia.

Selain tema dan cerita yang kuat, Exhuma juga mencuri perhatian gara-gara deretan pemeran utamanya. Seperti Kim Go-eun sebagai Lee Hwa-rim, dukun utama, Lee Do-hyun sebagai Yoon Bong-gil, asistennya, Choi Min-sik sebagai Kim Sang-deok, ahli feng shui, dan Yoo Hae-jin sebagai Ko Yeong-geun, pengurus jenazah.

Dengan perpaduan kisah menyeramkan, tema budaya yang kuat, dan sinematografi yang memukau, Exhuma berhasil memperkaya genre horor Korea seperti The Wailing dan Train to Busan. Jika Anda penggemar horor dengan kedalaman cerita, film ini wajib ditonton. Anda dapat menontonnya di platform iQyi, Vidio, Apple TV, Viu dan CatchPlay+.

Sejarah pendudukan Jepang di Korea

Film Exhuma (2024) sangat erat kaitannya dengan sejarah pendudukan Jepang di Korea (1910–1945), terutama dalam kaitannya dengan praktik penggalian makam dan eksplorasi trauma kolektif bangsa Korea.

Dalam film ini, kisah horor supernaturalnya berakar pada praktik penggalian makam tradisional Korea yang dianggap melanggar kepercayaan budaya dan spiritual. Salah satu aspek utama dalam cerita adalah kutukan yang muncul akibat makam leluhur yang terganggu.

Hal ini melambangkan kehancuran budaya yang dialami Korea selama pendudukan Jepang, di mana banyak situs budaya dan makam tradisional dihancurkan atau dirampas untuk kepentingan penjajah.

Selain itu, film ini menggambarkan bagaimana trauma sejarah tersebut terus berdampak lintas generasi. Spiritualitas tradisional, seperti shamanisme dan feng shui Korea, digunakan untuk menggambarkan pembalasan terhadap pelaku di masa lalu.

Dengan pendekatan ini, Exhuma tidak hanya menawarkan ketakutan yang mencekam, tetapi juga pesan mendalam tentang pentingnya menghormati sejarah dan budaya yang telah diinjak-injak.

Pendekatan ini mengingatkan pada karya seperti The Wailing dan The Handmaiden, yang juga menggunakan trauma sejarah untuk memperkuat narasi horor dan thriller. Jadi, Exhuma bisa dianggap sebagai salah satu film yang menjembatani horor dengan penggalian sejarah yang mendalam.

Eksplorasi Kim Go-eun

Kim Go-eun dikenal sebagai aktris yang terus mengeksplorasi berbagai jenis peran yang sangat beragam dalam kariernya. Perjalanan aktingnya menunjukkan fleksibilitas luar biasa, mulai dari peran remaja polos hingga karakter yang kuat dan penuh kompleksitas, seperti dalam film Exhuma (2024).

Kim Go-eun memulai debutnya yang mencuri perhatian dalam film A Muse (2012), di mana ia berperan sebagai gadis muda yang menjadi sumber inspirasi bagi seorang penulis tua. Penampilannya yang sensitif dan penuh nuansa langsung mengangkat namanya sebagai pendatang baru berbakat.

Kemudian dalam drama populer Goblin (2016), ia memerankan Ji Eun-tak, seorang remaja yang ceria dan penuh harapan meski hidupnya sulit. Karakter ini menyentuh hati banyak penonton berkat chemistry-nya dengan Gong Yoo.

Dalam film Coin Locker Girl (2015), Kim Go-eun menunjukkan sisi gelap dan brutal sebagai seorang gadis yatim piatu yang terjebak dalam dunia kriminal. Transformasinya menjadi karakter yang keras dan berbahaya menegaskan keberaniannya mengambil peran yang menantang.

Lalu dalam Exhuma (2024), Kim Go-eun melangkah lebih jauh dengan memerankan seorang dukun atau shaman yang menjadi pusat dari kisah supernatural yang kental dengan budaya tradisional Korea. Karakter ini menunjukkan kehebatannya sebagai aktris, menghidupkan tokoh yang tidak hanya berhubungan dengan kekuatan supranatural tetapi juga membawa beban sejarah dan tradisi.

Keberanian Kim Go-eun mengambil peran-peran yang menantang membuktikan dedikasinya sebagai seorang aktris. Ia tidak segan untuk keluar dari zona nyaman, baik dalam drama modern maupun film yang menggali akar budaya dan sejarah. Inilah yang membuatnya terus relevan dan dihormati di industri hiburan Korea. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |