Jakarta (pilar.id) – Thailand dan Vietnam menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan Kecerdasan Buatan (AI) berdaulat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Inisiatif ini melibatkan kerja sama strategis dengan NVIDIA, perusahaan teknologi global terkemuka, dalam pengembangan infrastruktur AI lokal, pelatihan tenaga kerja, hingga pendirian pusat penelitian dan pengembangan.
Di Thailand, kunjungan pendiri NVIDIA, Jensen Huang, diawali dengan pertemuan bersama Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra.
Diskusi berfokus pada pengembangan AI untuk berbagai sektor, seperti prediksi cuaca, simulasi iklim, dan kesehatan. NVIDIA bekerja sama dengan universitas dan startup lokal untuk mendukung kemajuan AI di negara tersebut.
Dalam acara bertajuk AI Vision for Thailand yang diselenggarakan SIAM.AI Cloud, Huang menekankan pentingnya data lokal untuk pengembangan AI berdaulat.
“Data Thailand adalah milik rakyat Thailand. Data ini mencakup sejarah, budaya, dan pengetahuan lokal yang harus dimanfaatkan oleh bangsa sendiri,” ujarnya.
NVIDIA juga mendukung SIAM.AI Cloud dalam memperluas teknologi mereka menggunakan NVIDIA Tensor Core GPU dan superchip Grace Blackwell.
Vietnam: Pusat Penelitian AI dan Akuisisi VinBrain
Di Vietnam, NVIDIA menandatangani kesepakatan untuk membuka pusat penelitian dan pengembangan AI pertama di Hanoi. Pusat ini akan bekerja sama dengan pemerintah, startup, universitas, dan perusahaan untuk mempercepat adopsi AI di negara tersebut.
NVIDIA juga mengakuisisi VinBrain, startup teknologi kesehatan berbasis AI yang didanai oleh Vingroup, salah satu perusahaan publik terbesar di Vietnam. Langkah ini memperkuat kolaborasi NVIDIA dengan lebih dari 65 universitas dan 100 startup AI di Vietnam melalui program NVIDIA Inception.
Dalam acara penghargaan VinFuture Prize 2024, Huang bersama tokoh AI global lainnya, seperti Yoshua Bengio dan Geoffrey Hinton, menerima penghargaan atas kontribusi mereka dalam mengembangkan pembelajaran mendalam (deep learning).
Tren Global AI Berdaulat
AI berdaulat, yang memungkinkan negara mengembangkan kecerdasan buatan melalui infrastruktur, data, dan tenaga kerja lokal, menjadi tren global. IDC memperkirakan AI akan menyumbang hampir 20 triliun Dollar AS bagi ekonomi dunia hingga 2030.
Berbagai negara, seperti India, Jepang, dan Singapura, juga aktif membangun infrastruktur AI domestik. Misalnya, India sedang mengembangkan model bahasa generatif berbasis AI yang mendukung beragam bahasa lokal, sementara Singapura memperbarui Pusat Superkomputer Nasionalnya dengan NVIDIA H100 GPU.
AI berdaulat dianggap sebagai fondasi modern untuk ekonomi digital, memacu inovasi di bidang pendidikan, keberlanjutan, dan keamanan siber, serta memperkuat daya saing global negara-negara yang berinvestasi di bidang ini. (hdl)