Jakarta (pilar.id) – PT Tambang Meranti Mulia Sejahtera (TMMS), perusahaan nasional di bidang kontraktor pertambangan dan penyewaan alat berat, mencapai tonggak penting dengan memperpanjang kontrak strategis bersama PT Bumi Konawe Minerina (BKM), bagian dari Aquila Group.
Aquila Group merupakan konglomerat yang juga mencakup Solway, perusahaan tambang dan logam internasional berbasis di Swiss yang beroperasi di Guatemala, Ukraina, dan Makedonia dengan fokus pada produksi nikel.
Langkah BKM di Indonesia memperkuat TMMS sebagai pemain utama di industri tambang nasional dan mendukung rencana IPO di Bursa Efek Indonesia pada 2025.
Kontrak baru berlaku hingga Desember 2025, sebagai kelanjutan kerja sama sejak akhir 2022. Direktur Utama PT TMMS, Herryan Syahputra, S.T., M.T., menyebutkan keberhasilan ini berkat kinerja konsisten TMMS.
“Performance TMMS yang baik membuat kami dipercaya untuk memperpanjang kontrak hingga dua tahun. Bahkan, ada potensi kerja sama ini berlangsung hingga tambang selesai,” ujar Herryan.
Inovasi Operasional dan Komitmen Lingkungan
Kerja sama dengan BKM memberikan dampak signifikan pada peningkatan kapasitas operasional TMMS. Jumlah unit alat berat yang dikelola TMMS di lokasi tambang meningkat hingga lebih dari seratus unit, memungkinkan perusahaan memenuhi target produksi.
Herryan menegaskan inovasi menjadi kunci keberhasilan TMMS, termasuk penerapan preventive maintenance yang mengurangi biaya operasional dan mendukung mitigasi dampak lingkungan.
“TMMS juga telah memasang sistem oil trap di workshop untuk mencegah pencemaran lingkungan, menunjukkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan,” tambahnya.
TMMS secara rutin melakukan pengujian efisiensi bahan bakar dengan zat aditif untuk mengurangi emisi karbon, sejalan dengan tren global menekan emisi gas buang. Sebagai tanggung jawab sosial, TMMS memberdayakan masyarakat lokal melalui pembukaan lapangan kerja dan dukungan kegiatan komunitas.
Landasan Menuju IPO
Kepercayaan BKM memperkuat persiapan IPO TMMS yang akan menawarkan 797 juta saham biasa kepada publik, mewakili 20,07 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dana hasil IPO akan dialokasikan untuk pengeluaran modal TMMS dan penguatan modal kerja anak perusahaan, PT Meranti Bumi Persada (MBP). Langkah ini diharapkan menciptakan sinergi bisnis menguntungkan, memperkuat aset perusahaan melalui pengadaan alat berat baru, dan pengembangan operasional.
Dengan rencana harga saham antara Rp 150 hingga Rp 200 per lembar, IPO ini menawarkan peluang menarik bagi masyarakat untuk berinvestasi dalam pertumbuhan TMMS.
Dengan permintaan nikel global meningkat untuk baterai kendaraan listrik dan industri teknologi, TMMS berada pada posisi ideal memenuhi kebutuhan pasar.
“Permintaan nikel semakin besar, tidak hanya baterai kendaraan listrik, tapi juga bahan untuk stainless steel dan baja adalah peluang emas bagi TMMS. Melalui kerja sama strategis dan IPO, kami yakin dapat memenuhi kebutuhan pasar sekaligus menciptakan sinergi berkelanjutan,” tutur Herryan.
Dengan inovasi berkelanjutan, kepercayaan mitra internasional, dan prospek pasar menjanjikan, TMMS siap mengokohkan posisinya sebagai perusahaan tambang nasional berkapasitas global. IPO TMMS adalah kesempatan emas bagi masyarakat untuk berinvestasi dalam masa depan industri tambang Indonesia. (usm/hdl)