Buenos Aires (pilar.id) – Turnamen Finalissima 2025 dipastikan bakal mempertemukan dua kekuatan besar dari dua benua, Argentina (CONMEBOL) dan Spanyol (UEFA), dalam duel spektakuler yang tak hanya memperebutkan trofi antar konfederasi, tetapi juga mempertontonkan duel generasi emas antara Lionel Messi dan Lamine Yamal.
Bocoran jadwal dari media ternama Spanyol, Diario AS, menyebutkan bahwa laga pamungkas ini kemungkinan digelar pada jeda internasional 26–31 Maret 2026. Meski bernama Finalissima 2025, pertandingan ini akan dimainkan pada awal 2026, mengikuti agenda resmi FIFA Matchday.
Argentina dan Spanyol Sama-sama Datang sebagai Juara
Timnas Argentina datang sebagai juara Copa America 2024, yang mereka raih usai mengalahkan Uruguay dengan skor 2-1 di partai final yang berlangsung di Stadion MetLife, New Jersey, Amerika Serikat, awal Juli lalu. Itu adalah gelar kedua berturut-turut bagi La Albiceleste setelah juga menjuarai Copa America 2021, dan mengantarkan mereka tampil di Finalissima 2022 serta 2025.
Sementara itu, Timnas Spanyol menyegel gelar Euro 2024 setelah menumbangkan Inggris 2-1 di final yang digelar di Berlin, Jerman. Ini menjadi trofi Eropa keempat mereka, sekaligus yang pertama sejak 2012.
Dengan keberhasilan ini, keduanya berhak tampil di edisi keempat Finalissima, laga yang mempertemukan juara benua Amerika Selatan (CONMEBOL) dan Eropa (UEFA).
Messi vs Yamal: Pertarungan Legenda dan Penerusnya
Finalissima 2025 akan menjadi lebih dari sekadar laga antar negara. Sorotan publik dunia kini tertuju pada Lionel Messi (38 tahun) yang kemungkinan akan tampil untuk terakhir kalinya di ajang internasional besar, melawan Lamine Yamal (18 tahun), bintang muda Barcelona yang mulai disebut sebagai penerus sang maestro.
Uniknya, hubungan keduanya bermula jauh sebelum ini. Pada 2007 silam, Messi muda pernah menggendong dan memandikan bayi Yamal dalam sesi pemotretan kalender amal antara Diario Sport dan UNICEF. Kini, hampir dua dekade kemudian, keduanya akan berbagi lapangan sebagai lawan.
Yamal yang kini mengenakan nomor 10 di Barcelona, nomor keramat milik Messi, memikul beban harapan besar dari publik Spanyol. Duel ini menjadi ajang pembuktian apakah Yamal pantas meneruskan warisan sang legenda.
Rekor Finalissima dan Status Petahana Argentina
Finalissima merupakan ajang yang baru tiga kali digelar:
- 1985 – Prancis vs Uruguay (2-0)
- 1993 – Argentina vs Denmark (1-1, menang adu penalti)
- 2022 – Argentina vs Italia (3-0)
Argentina adalah juara bertahan yang saat itu mengalahkan Italia dengan skor meyakinkan di Wembley. Gol-gol dari Lautaro Martínez, Ángel Di María, dan Paulo Dybala mengukuhkan dominasi Amerika Selatan atas Eropa.
Dengan dua gelar Copa America dan satu Finalissima dalam 3 tahun terakhir, Argentina jelas bukan lawan mudah. Mereka datang dengan skuad gabungan pemain senior dan bintang muda seperti Julián Álvarez, Enzo Fernández, hingga Alejandro Garnacho.
Venue Masih dalam Pembahasan
Meski tanggal sudah mengerucut pada akhir Maret 2026, lokasi pertandingan Finalissima 2025 masih menjadi perdebatan. Tiga kandidat kuat yang mencuat adalah:
- Stadion Wembley (London, Inggris)
- Arab Saudi (Riyadh atau Jeddah)
- Qatar (Doha)
UEFA dan CONMEBOL kabarnya sedang mempertimbangkan aspek komersial, infrastruktur, dan jangkauan penonton global sebelum menentukan venue resmi.
Finalissima 2025 bukan sekadar laga persahabatan berlabel internasional. Ini adalah simbol supremasi dua benua sepak bola, sekaligus panggung peralihan antara generasi emas dan generasi penerus. Pertemuan Messi dan Yamal akan dikenang sebagai momen sejarah dalam dunia sepak bola — kisah yang dimulai dengan kalender amal dan berakhir di panggung megah antar benua. (wid/ted)