London (pilar.id) – UEFA secara resmi mencoret Crystal Palace dari keikutsertaannya di ajang Liga Europa musim 2025/26. Keputusan ini diambil menyusul pelanggaran aturan kepemilikan ganda yang melibatkan investor asal Amerika Serikat, John Textor, yang juga memiliki saham signifikan di klub Prancis, Olympique Lyonnais.
Palace sebelumnya lolos ke Liga Europa setelah meraih kemenangan mengejutkan atas Manchester City di final Piala FA Mei lalu. Namun, euforia itu tak bertahan lama karena konflik kepemilikan yang kompleks membuat mereka kehilangan tiket kompetisi Eropa utama UEFA.
Lyon Tak Jadi Terdegradasi, Palace Tersingkir
Sempat muncul harapan bagi Palace ketika Lyon dinyatakan terdegradasi ke Ligue 2 karena pelanggaran finansial. Jika Lyon turun kasta, mereka otomatis tidak bisa mengikuti kompetisi UEFA, membuka jalan bagi Palace.
Namun, banding Lyon dikabulkan pada 9 Juli oleh otoritas keuangan Prancis (DNCG), dan mereka dipastikan tetap di Ligue 1 serta lolos ke Liga Europa setelah finis di posisi ke-6 musim lalu.
Menanggapi situasi ini, UEFA melalui CFCB First Chamber menegaskan bahwa baik Crystal Palace maupun Lyon telah melanggar Pasal 5.01 Regulasi Kompetisi Klub UEFA per 1 Maret 2025 terkait kepemilikan ganda. Akibatnya, Lyon tetap diperbolehkan tampil di Liga Europa, sementara Crystal Palace diturunkan ke UEFA Conference League, kecuali mereka memenangkan banding.
Pernyataan Resmi UEFA
Dalam pernyataan tertulisnya, UEFA menyatakan, “CFCB telah memutuskan untuk menerima partisipasi Olympique Lyonnais di UEFA Europa League 2025/26, dan menolak partisipasi Crystal Palace di kompetisi yang sama. Palace akan dipindahkan ke UEFA Conference League, dengan hak banding yang masih tersedia.”
Dengan dicoretnya Palace, slot Liga Europa yang kosong akan diisi oleh Nottingham Forest, klub Premier League lainnya. Langkah ini merupakan bagian dari aturan UEFA tentang redistribusi slot apabila terjadi pelanggaran administratif.
Kepemilikan John Textor Jadi Biang Masalah
Masalah ini mencuat karena John Textor, melalui perusahaan Eagle Football Group, memegang 44,9% saham Crystal Palace dan juga memiliki kendali penuh atas Olympique Lyon.
Meskipun Textor tidak secara aktif terlibat dalam operasional harian Palace — yang dikendalikan oleh chairman Steve Parish dan dua investor lainnya, Josh Harris dan David Blitzer — UEFA tetap menganggap kepemilikannya sebagai bentuk pengaruh yang melanggar aturan multi-club ownership.
Parish sendiri sudah mengajukan permohonan pengecualian dengan menekankan bahwa Textor tak memiliki wewenang pengambilan keputusan. Namun, permintaan itu dianggap terlambat karena konflik tersebut baru dilaporkan setelah tenggat UEFA pada 30 April 2025.
Palace Ajukan Banding ke CAS
Crystal Palace diperkirakan akan membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Proses banding dijanjikan akan dipercepat agar bisa selesai sebelum babak play-off kompetisi Eropa dimulai Agustus mendatang.
Setelah menciptakan sejarah dengan menjuarai Piala FA dan mendapatkan tiket Eropa pertama mereka dalam satu dekade terakhir, Crystal Palace kini menghadapi kenyataan pahit. Konflik administratif di luar lapangan telah menghapus kesempatan mereka bermain di Liga Europa.
Kini, semua mata tertuju pada CAS dan apakah mereka akan berpihak pada Palace atau tetap pada keputusan UEFA. Sementara itu, Nottingham Forest tengah bersiap untuk mengambil alih slot yang ditinggalkan. (mad/hdl)