Sinopsis Hellboy (2019): Reboot Hero Iblis Gagal yang Tak Mampu Tandingi Versi Guillermo del Toro

22 hours ago 9

Jakarta (pilar.id) – Film Hellboy yang dirilis pada 2019 menjadi upaya Lionsgate untuk menghidupkan kembali waralaba pahlawan super berbasis komik Dark Horse Comics.

Disutradarai oleh Neil Marshall, film ini menjadi reboot dari dua film Hellboy sebelumnya garapan Guillermo del Toro.

Dengan David Harbour sebagai pemeran utama, didampingi Milla Jovovich, Ian McShane, Sasha Lane, Daniel Dae Kim, dan Thomas Haden Church, film ini menggabungkan kisah dari beberapa komik Hellboy seperti Darkness Calls, The Wild Hunt, dan The Storm and the Fury.

Hero Iblis vs Penyihir Kejam

Kisah Hellboy (2019) berpusat pada perjuangan sang setengah iblis melawan penyihir kuno Vivienne Nimue atau Blood Queen (Milla Jovovich), yang berusaha membangkitkan kekuatan jahat untuk menaklukkan dunia.

Di sisi lain, Hellboy juga harus bergulat dengan identitas dirinya sebagai makhluk setengah iblis dan takdir yang menempatkannya di ambang kehancuran dunia.

Proyek ini awalnya direncanakan sebagai sekuel Hellboy II: The Golden Army (2008). Namun, setelah Guillermo del Toro tidak ditawari posisi sutradara sekaligus penulis seperti sebelumnya dan Ron Perlman menolak kembali tanpa del Toro, proyek ini diubah menjadi reboot dengan rating R. Proses syuting dimulai pada September 2017 di Inggris dan Bulgaria, dan rampung pada Desember di tahun yang sama.

Kritik Taja, Jauh dari Harapan

Film ini tayang perdana di New York pada 9 April 2019 dan dirilis secara luas di Amerika Serikat pada 12 April. Namun, hasilnya jauh dari harapan.

Hellboy mendapat kritik tajam dari berbagai media. Rotten Tomatoes hanya memberi skor 17 persen dari 225 ulasan, sementara Metacritic mencatat nilai rata-rata 31 dari 100. Kritikus menilai film ini gagal menghadirkan pesona visual dan narasi kuat seperti dua film terdahulunya.

Owen Gleiberman dari Variety menyebut film ini penuh kekacauan asal-usul dan pertempuran tanpa makna, sedangkan The Hollywood Reporter menilai Hellboy versi Neil Marshall “mengambang, berlebihan, dan miskin arah.” Johnny Oleksinski dari New York Post bahkan menyebutnya sebagai “kegagalan grotesk” dan kandidat kuat film terburuk tahun itu.

Meski demikian, David Harbour menuai pujian atas penampilannya sebagai Hellboy yang lebih muda dan emosional, serta tata rias yang dinilai impresif.

Dari sisi finansial, Hellboy juga tak mampu menebus ekspektasi. Dengan anggaran produksi sebesar 50 juta dolar AS, film ini hanya meraup 55,1 juta dolar di seluruh dunia—21,9 juta di Amerika Utara dan 33,2 juta dari pasar internasional.

Digital Spy dan Business Insider sama-sama menempatkannya dalam daftar “film terbesar yang gagal di tahun 2019”, menyebut jadwal rilis yang buruk, ulasan negatif, serta minimnya minat penonton sebagai penyebab utama.

Meski demikian, karakter ciptaan Mike Mignola ini belum sepenuhnya padam. Pada 2024, franchise Hellboy kembali direboot melalui film Hellboy: The Crooked Man, menandakan masih adanya harapan bagi sang iblis merah untuk bangkit dari kegagalannya di layar lebar. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |