Son Heung-min Resmi Bergabung dengan LAFC, Siap Jadi Ikon Baru MLS bersama Messi

1 week ago 31

Los Angeles (pilar.id) – Major League Soccer (MLS) kembali mencuri perhatian dunia sepak bola. Kali ini, giliran Los Angeles FC (LAFC) yang membuat gebrakan besar dengan resmi mendatangkan bintang Korea Selatan, Son Heung-min, dari Tottenham Hotspur.

Transfer ini disebut-sebut sebagai yang termahal dalam sejarah liga, dengan nilai mencapai $26,5 juta atau sekitar Rp 433,6 miliar.

Menurut sejumlah sumber terpercaya, Son akan segera diperkenalkan secara resmi sebagai pemain LAFC dalam beberapa hari ke depan. Ia menjadi sosok paling menonjol di MLS selain Lionel Messi dan menandai era baru untuk klub asal California itu.

Ikon Baru di Panggung Amerika

Kehadiran Son di MLS bukan hanya soal kualitas di atas lapangan. Secara komersial, pengaruhnya diprediksi akan sangat besar, terutama di Los Angeles yang menjadi rumah bagi komunitas Korea-Amerika terbesar di AS — sekitar 320.000 jiwa menurut Pew Research Center.

Selama di Inggris, suporter Korea kerap terbang jauh-jauh ke London untuk menyaksikannya berlaga. Kini, mereka hanya perlu ke California.

“Ini adalah keputusan tersulit dalam karier saya,” ujar Son saat mengumumkan kepergiannya dari Tottenham pekan lalu. “Saya merasa telah mencapai semua yang bisa saya capai di Spurs dan membutuhkan tantangan baru,” imbuhnya.

Son, yang kini berusia 33 tahun, mengakhiri masa baktinya selama 10 tahun di Tottenham dengan torehan luar biasa: 173 gol di semua kompetisi, termasuk 127 gol dan 71 assist di Premier League.

Ia menjadi pemain non-Inggris paling produktif sepanjang sejarah Spurs, dan memegang rekor jumlah penampilan Premier League terbanyak untuk klub tersebut dengan 333 laga.

Era Baru MLS: Bukan Hanya Messi

Kedatangan Son ke LAFC dianggap sebagai kelanjutan dari efek Messi yang telah mengubah wajah MLS sejak megabintang Argentina itu bergabung ke Inter Miami.

Messi tak datang sendiri — ia turut membawa Jordi Alba, Sergio Busquets, dan belakangan Luis Suárez. Kini, ekspansi bintang besar itu mulai menyebar ke klub lain, termasuk LAFC.

Musim panas ini saja, MLS juga sukses menarik perhatian dengan perekrutan nama-nama besar lainnya: Thomas Müller (35) ke Vancouver Whitecaps, dan Rodrigo De Paul (31), rekan Messi di timnas Argentina, ke Inter Miami. Chicago Fire bahkan sempat mendekati Kevin De Bruyne, meski sang gelandang akhirnya memilih Napoli.

Ini bukan pertama kalinya MLS mendatangkan bintang dunia. Nama-nama seperti Kaká, Pirlo, Lampard, hingga David Villa pernah merumput di Amerika. Namun, kali ini nuansanya berbeda.

Menjelang Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Amerika Utara, MLS tengah membangun momentum besar, termasuk melalui rencana reformasi liga yang dijuluki MLS 3.0, seperti yang disebutkan oleh komisaris Don Garber.

Son dan LAFC: Kombinasi Potensial

LAFC sendiri dikenal sebagai klub yang konsisten bersaing di papan atas MLS. Kehadiran Son diyakini akan memberikan dorongan besar, baik secara teknis maupun komersial.

Ia bukan hanya mendatangkan gol dan assist, tetapi juga magnet global yang mampu menarik lebih banyak penonton, sponsor, dan perhatian media internasional.

James Maddison, rekan setim Son di Tottenham, bahkan menyebut, “Sonny adalah Tottenham, dan Tottenham adalah Sonny.” Kini, identitas baru akan mulai terbangun di LA, bersama LAFC.

Dengan pencapaian luar biasa selama satu dekade di Eropa, dan dukungan besar dari komunitas Korea-Amerika, Son diprediksi akan menjadi salah satu wajah baru MLS yang paling berpengaruh di era modern ini. (mad/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |