ASDP Siapkan Layanan Nataru 2025 di Lintas Jawa–Bali–Lombok, Ferizy Jadi Andalan

2 days ago 19

Lombok (pilar.id) – Menjelang puncak arus mudik dan wisata Natal serta Tahun Baru (Nataru), PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memastikan kesiapan penuh layanan penyeberangan di jalur strategis Jawa–Bali–Lombok.

Ribuan keluarga, wisatawan, dan arus logistik diperkirakan memadati lintasan ini, menjadikannya nadi utama mobilitas akhir tahun.

Direktur Utama ASDP, Heru Widodo, menekankan bahwa perjalanan Nataru lebih dari sekadar mobilitas fisik. “Ini adalah ruang untuk kembali berkumpul, merayakan kebersamaan, dan membangun cerita baru. Karena itu, kami menyiapkan layanan berlapis agar masyarakat dapat melintas dengan lancar, aman, dan selamat,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat.

Kesiapan Pelabuhan Lembar, Gerbang Menuju NTB dan Bali

Di kawasan timur, Pelabuhan Lembar di Lombok menjadi titik vital. Data hingga Oktober 2025 menunjukkan, dua kapal utama, KMP Portlink II dan KMP Roditha, telah melayani hampir 20.000 penumpang dan lebih dari 35.000 kendaraan.

General Manager ASDP Cabang Lembar, Handoyo Priyanto, menjelaskan bahwa pengaturan jumlah kapal akan bersifat adaptif, menyesuaikan tingkat kepadatan.

“Kami didukung penerapan delaying system di area Parkir Durian Sebatik (PDS) dan Terminal Segenter. Puncak arus diperkirakan terjadi pada 20–22 dan 27–29 Desember 2025, sedangkan arus balik pada 3–5 Januari 2026,” jelas Handoyo.

Pola Operasi Adaptif dan Koordinasi Ketat di Ketapang

Sementara di barat, Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, juga memperkuat pola operasinya melalui konsolidasi nasional dengan Kementerian Perhubungan. ASDP bersama KSOP, BPTD, dan instansi terkait menyiapkan sejumlah strategi.

“Kami menyiapkan manajemen antrean, opsi penambahan trip kapal, rekayasa lalu lintas, serta skenario pengalihan kendaraan besar dan kecil ke jalur alternatif jika diperlukan,” kata Handoyo. Pola operasi yang fleksibel ini diharapkan dapat menjaga kelancaran di lintasan Ketapang–Gilimanuk sepanjang Nataru.

Ferizy dan Digitalisasi Jadi Tulang Punggung Layanan

Corporate Secretary ASDP, Windy Andale, menegaskan bahwa kekuatan utama layanan Nataru tahun ini terletak pada digitalisasi melalui aplikasi Ferizy. Pembelian tiket sudah dapat dilakukan hingga 60 hari sebelum keberangkatan (H-60), menghilangkan kebutuhan antre di loket pelabuhan.

“Edukasi intensif kami lakukan melalui berbagai kanal digital dan posko informasi di delaying area. Tujuannya agar calon penumpang memahami tata cara pemesanan, validasi data, dan ketentuan waktu kedatangan,” ujar Windy.

Kemudahan Refund dan Reschedule yang Lebih Ringan

Windy menambahkan, ASDP berkomitmen memberikan layanan prima, termasuk penyederhanaan kebijakan refund (pembatalan) dan reschedule (penjadwalan ulang).

Kebijakan baru ini memberikan kemudahan signifikan:

  • Refund: Potongan tunggal sebesar 25% dari harga tiket. Skema sebelumnya mengenakan dua potongan: 25% biaya administrasi dan 50% dari harga tiket.
  • Reschedule: Hanya dikenakan potongan 10% dari harga tiket, jauh lebih ringan dari aturan lama yang memotong total 50%.
  • Kemudahan ini diharapkan memberikan fleksibilitas lebih besar bagi masyarakat dalam merencanakan perjalanan akhir tahun.

Dengan penguatan operasional, koordinasi intensif antarinstansi, serta digitalisasi layanan yang semakin matang, ASDP optimistis penyeberangan di jalur Jawa–Bali–Lombok selama periode Nataru 2025 akan berjalan lebih lancar dan terkendali, mengantarkan masyarakat menuju momen berkumpul yang berkesan. (ren/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |