Jakarta (pilar.id) – Perum Bulog terus memperkuat sistem pengawasan dan perawatan terhadap Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebagai bentuk komitmen menjaga kualitas beras yang didistribusikan ke masyarakat.
Langkah ini menjadi bagian penting dalam upaya memastikan ketersediaan beras yang aman, layak konsumsi, dan bermutu tinggi di seluruh Indonesia.
Pengawasan dilakukan secara terstruktur dan profesional, mulai dari proses penerimaan beras, penyimpanan di gudang, hingga distribusi ke masyarakat. Di setiap gudang penyimpanan, Bulog menempatkan petugas khusus yang bertugas memantau dan memeriksa kualitas gabah dan beras hasil serapan dari petani.
“Pengawasan kualitas dilakukan sejak tahap penerimaan hingga masa penyimpanan. Kami memastikan kualitas tetap terjaga demi mendukung ketahanan pangan nasional,” ujar Mokhamad Suyamto, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog.
Libatkan Surveyor Independen & Terapkan PHGT
Setiap beras yang masuk ke gudang Bulog harus melalui proses pemeriksaan menyeluruh yang melibatkan surveyor independen untuk menjamin akurasi mutu serta transparansi standar kualitas.
Selain itu, sistem perawatan beras juga mengacu pada Prinsip Pengelolaan Hama Gudang Terpadu (PHGT) yang meliputi kebersihan gudang, pemantauan rutin kondisi beras, penyemprotan preventif (spraying), hingga fumigasi kuratif bila terdeteksi serangan hama.
Langkah-langkah ini membuktikan keseriusan Bulog dalam menjaga kepercayaan publik terhadap kualitas beras yang mereka kelola.
Dukung Program SPHP dan Bantuan Pangan
Upaya pengawasan dan perawatan beras ini juga sangat penting untuk mendukung dua program utama pemerintah, yaitu Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta Bantuan Pangan (Banpang).
Program SPHP bertujuan agar masyarakat mendapatkan akses terhadap beras berkualitas dengan harga terjangkau, sementara program Banpang memastikan penerima manfaat memperoleh beras layak konsumsi sesuai standar pemerintah.
“Menjaga kualitas beras bukan hanya soal penyimpanan, tapi juga memastikan masyarakat mendapatkan bahan pangan terbaik di setiap lapisan distribusi,” tegas Suyamto.
Perluas Distribusi SPHP hingga ke Koperasi Desa
Dalam rangka mempercepat penyaluran beras SPHP, Bulog juga menggencarkan distribusi ke berbagai wilayah di Indonesia. Jalur distribusi resmi diperluas melalui pasar tradisional, Kios Pangan binaan pemerintah, Gerakan Pangan Murah (GPM), hingga Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.
“Kami berkomitmen menjaga keterjangkauan beras di masyarakat serta memperkuat stabilitas harga pangan nasional,” ujar Suyamto.
Harga Beras SPHP Sesuai Wilayah
Beras SPHP dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium yang telah ditetapkan pemerintah, yakni:
- Rp12.500/kg untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi
- Rp13.100/kg untuk Sumatera lainnya, NTT, dan Kalimantan
- Rp13.500/kg untuk wilayah Maluku dan Papua
Setiap konsumen dibatasi pembelian maksimal 2 pak (10 kilogram) agar program dapat dirasakan merata oleh seluruh lapisan masyarakat.
Untuk menjamin program ini berjalan tepat sasaran dan sesuai regulasi, Bulog menjalin sinergi dengan Babinsa, Babinkamtibmas, Satgas Pangan Polri daerah/wilayah, dan instansi pemerintah terkait lainnya.
Bulog menegaskan akan terus melakukan pengawasan ketat demi mendukung program pemerintah dalam menjaga stabilitas pangan nasional, serta memastikan beras berkualitas dan terjangkau tetap tersedia bagi masyarakat Indonesia, dari kota hingga pelosok desa. (mad/hdl)