loading...
Coding Camp powered by DBS Foundation melaksanakan acara kelulusan yang dihadiri oleh Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Prof. Dr. Fauzan. Foto/Istimewa.
JAKARTA - Bank DBS Indonesia bersama DBS Foundation telah memberikan pelatihan teknologi intensif selama satu semester penuh pada 3.000 mahasiswa dan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), juga pelatihan dasar pada 57.000 talenta digital di bidang Front-End & Back-End dan Machine Learning melalui program Coding Camp 2025 powered by DBS Foundation.
Program ini telah menghasilkan 30.864 kredensial mikro atau sertifikat kompetensi baru di bidang Front-End & Back-End atau Machine Learning level dasar hingga mahir untuk Indonesia. Tidak hanya memberikan training, Coding Camp powered by DBS Foundation juga akan mendukung penyerapan kerja para lulusan melalui Event Bursa Kerja daring.
Coding Camp powered by DBS Foundation juga telah melaksanakan acara kelulusan yang dihadiri oleh Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Prof. Dr. Fauzan, Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia, Lim Chu Chong, dan CEO Dicoding, Narenda Wicaksono.
Baca juga: Kemendiktisaintek Percepat Hilirisasi Riset, Gandeng Kampus, Industri, dan Pemda
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Prof. Dr. Fauzan, menyampaikan, “Saya mengapresiasi Coding Camp yang mampu mengasah hard skill dan membentuk soft skill, literasi keuangan, dan daya kritis. Program ini merupakan salah satu wujud nyata dari pendidikan yang beradaptasi dengan zaman. Ini merupakan cerita tekad energi dan kebersamaan dalam membangun fondasi sumber daya manusia unggul di bidang teknologi. Dunia membutuhkan juru coding terampil, dan pemikir yang mampu memadukan keterampilan teknis dengan kearifan Nurani," katanya melalui siaran pers, Jumat (1/8/2025).
Memasuki tahun ketiga dan guna mendorong dampak program yang lebih luas, program ini bertransformasi menjadi pelatihan intensif berdurasi 833 jam untuk siswa SMK dan 928 jam untuk mahasiswa. Melalui seleksi ketat dari 63.000+ pendaftar, terpilih 2.400 peserta dari kalangan mahasiswa dan 600 peserta dari kalangan siswa SMK yang berasal dari 575 sekolah dan kampus seluruh Indonesia.
Sebanyak 32 persen di antaranya adalah perempuan, 93 persen dari kota kecil menengah, dan 625 orang berasal dari latar belakang ekonomi prasejahtera.
Dengan mengikuti program ini, para peserta memiliki bekal tech skills, soft skills, serta Bahasa Inggris yang multidisipliner, mendalam, dan terkini sesuai dengan yang mereka perlukan untuk memulai karier pertama sebagai seorang full-stack developer ataupun AI/machine-learning engineer.