Sidoarjo (pilar.id) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, Kepala Basarnas Marsdya TNI Mohammad Syafii, dan Sekdaprov Jatim Adhy Karyono, meninjau langsung proses evakuasi terakhir dan pembersihan material runtuhnya bangunan mushola di Pondok Pesantren Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo pada Senin (6/10). Peninjauan ini dilakukan untuk memastikan seluruh proses penanganan berjalan cepat, aman, dan terkoordinasi dengan baik antara Basarnas, BNPB, BPBD, TNI/Polri, relawan, dan pihak pesantren.
Gubernur Khofifah menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras sejak awal kejadian. Menurutnya, progres evakuasi sangat signifikan dan pada Selasa (7/10) ini, operasi SAR resmi ditutup karena seluruh proses pencarian dan penyelamatan dinyatakan tuntas. Ia menegaskan bahwa fokus kini beralih ke proses identifikasi korban di RS Bhayangkara Polda Jatim oleh Tim DVI.
Khofifah juga menekankan pentingnya pendampingan psikologis dan spiritual bagi para santri dan keluarga korban untuk mempercepat proses pemulihan trauma. Di sela kunjungannya, ia turut menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga para korban, berharap agar almarhum dan almarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan.
Kepala Basarnas Marsdya TNI Mohammad Syafii menyatakan bahwa tim SAR gabungan telah bekerja secara hati-hati mengingat kondisi reruntuhan yang masih labil. Ia memastikan seluruh korban berhasil ditemukan dan proses berjalan sesuai prosedur keselamatan.
Usai dari lokasi kejadian, Gubernur Khofifah melanjutkan agenda ke RS Bhayangkara Surabaya untuk mendampingi keluarga korban di ruang Ante Mortem. Di sana, ia menyempatkan diri untuk menenangkan para orang tua dan kerabat yang tengah menunggu kabar hasil identifikasi. Dalam suasana haru, Khofifah memberikan dukungan moral, termasuk kepada Halimah, ibu dari almarhum Saki Yusuf, salah satu santri korban. Ia bahkan membantu menghubungi keluarga korban lain yang berada di Bangkalan untuk segera datang demi melengkapi data Ante Mortem.
Gubernur menyampaikan bahwa proses identifikasi dilakukan secara teliti oleh Tim DVI bersama tim forensik, pakar, dan akademisi dari Unair. Dari total 17 jenazah, lima berhasil diidentifikasi di RS Sidoarjo dan 12 lainnya di RS Bhayangkara Surabaya. Ia pun mengapresiasi kinerja Tim DVI yang bekerja secara profesional, intensif, dan bergantian selama 24 jam penuh untuk memastikan akurasi identitas korban.
Kepada keluarga korban yang masih menunggu hasil identifikasi, Khofifah meminta agar tetap sabar, kuat, dan ikhlas. Ia juga mengajak seluruh masyarakat mendoakan agar para santri yang wafat mendapat tempat terbaik, karena mereka berpulang dalam keadaan mencari ilmu dan melaksanakan ibadah — kondisi yang diyakini sebagai kematian syahid.
Mengakhiri pernyataannya, Khofifah menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses evakuasi, penanganan, dan identifikasi korban — mulai dari Basarnas, BNPB, TNI-Polri, Tim DVI, TAGANA, hingga para relawan. Ia berharap sinergi dan semangat gotong royong ini menjadi kekuatan dalam menghadapi musibah, serta mendapat pahala besar dari Allah SWT. (rio)