Menko Airlangga Wakili Presiden RI di Forum CEO Turki-Indonesia, Dorong Percepatan Perjanjian Perdagangan

2 weeks ago 35

Ankara (pilar.id) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mewakili Presiden Republik Indonesia dalam Turkiye-Indonesia CEO Roundtable Meeting yang digelar di sela-sela kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Turki.

Acara ini menjadi bagian penting dari rangkaian pertemuan bilateral dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan serta forum Leader’s Talk dalam Antalya Diplomacy Forum.

Pertemuan bisnis strategis ini diselenggarakan oleh KADIN Indonesia dan The Foreign Economic Relations Board of Turkey (DEIK) dan dihadiri lebih dari 50 CEO dari kedua negara.

Para pemimpin bisnis tersebut berasal dari berbagai sektor strategis, seperti pertahanan, teknologi, konstruksi, infrastruktur, energi, kesehatan, farmasi, manufaktur, pendidikan vokasi, serta pengembangan sumber daya manusia.

Dorong Implementasi Perjanjian Perdagangan Indonesia-Turki

Dalam sambutannya, Airlangga menekankan pentingnya memperkuat hubungan ekonomi Indonesia-Turki di tengah tren proteksionisme dan ketidakpastian global.

“Indonesia dan Turki memiliki potensi ekonomi besar yang harus dioptimalkan, apalagi di tengah meningkatnya tantangan global,” tegasnya.

Tahun 2025 juga menandai 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Turki, sehingga peningkatan kerja sama ekonomi menjadi prioritas kedua negara.

Nilai perdagangan Indonesia dan Turki pada tahun 2024 tercatat mencapai 2,4 miliar Dollar AS, dan ditargetkan meningkat hingga 10 miliar Dollar AS.

Untuk itu, percepatan implementasi Limited Preferential Trade Agreement (LPTA) menjadi langkah krusial. Melalui perjanjian ini, kedua negara akan fokus pada produk-produk utama yang mendapatkan kemudahan baik dari sisi tarif maupun non-tarif, dengan proses negosiasi yang lebih singkat.

Turki Lihat Indonesia sebagai Mitra Kunci di ASEAN

Deputi Menteri Perdagangan Turki, Ozgur Volkan Agar, menyatakan bahwa Turki melihat Indonesia sebagai hub strategis di kawasan ASEAN. Ia menambahkan bahwa Turki telah menjalin kerja sama perdagangan bebas dengan Malaysia dan Vietnam, sehingga perjanjian terbatas seperti LPTA bersama Indonesia sangat penting untuk segera diselesaikan.

Sementara itu, Menteri Pertanian dan Kehutanan Turki, Ibrahim Yukmali, mengungkapkan potensi besar dari ekspor produk pertanian kedua negara. Produk pertanian dan kehutanan Indonesia dapat masuk ke pasar Turki sebagai bahan baku industri makanan dan kerajinan, sementara produk pertanian Turki juga memiliki peluang masuk ke pasar Indonesia.

“Langkah proteksionisme seperti yang dilakukan oleh beberapa negara besar justru akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Kerja sama seperti ini menjadi jawaban atas tantangan tersebut,” ujar Yukmali.

Delegasi Indonesia dalam pertemuan ini juga terdiri dari tokoh-tokoh penting seperti Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Duta Besar RI untuk Turki Achmad Rizal Purnama, Dirjen Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Umar Hadi, serta Ketua Umum KADIN Indonesia Anindya Bakrie.

Forum ini menjadi momentum penting bagi Indonesia dan Turki untuk memperkuat kemitraan strategis, membuka akses pasar, serta mendorong investasi lintas sektor yang saling menguntungkan. (mad/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |