OpenAI Siapkan Sistem Kontrol Hak Cipta Baru di Sora, Ini Janji Sam Altman

1 week ago 32

Jakarta (pilar.id) – CEO OpenAI, Sam Altman, mengumumkan bahwa pihaknya tengah menyiapkan pendekatan baru untuk perlindungan hak cipta, khususnya terkait dengan karakter berhak cipta yang digunakan dalam aplikasi Sora, platform berbasis kecerdasan buatan (AI) yang menawarkan pengalaman mirip TikTok.

Melalui sebuah unggahan blog yang dikutip dari laporan TechCrunch, Altman menyatakan bahwa OpenAI akan memberikan kontrol lebih rinci kepada pemegang hak cipta, termasuk kemampuan untuk mengatur apakah karakter mereka boleh digunakan atau tidak dalam konten video berbasis AI.

Kontrol Lebih Terperinci untuk Pemilik Karakter

Altman mengungkapkan bahwa banyak pencipta karakter menyukai interaksi dalam bentuk fanfiction AI interaktif, namun tetap ingin memiliki kewenangan penuh atas penggunaannya.

“Kami ingin menerapkan standar yang sama untuk semua orang, dan membiarkan pemegang hak cipta memutuskan bagaimana melanjutkannya,” tulis Altman.

Model kontrol ini mengadopsi pendekatan opt-in (berbasis persetujuan), mirip dengan sistem verifikasi kemiripan, tetapi dengan lapisan kontrol tambahan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pemegang hak.

Meski demikian, Altman mengakui bahwa beberapa hasil dari model generatif lama mungkin masih belum sepenuhnya terjangkau oleh sistem kontrol baru ini. Oleh karena itu, diperlukan iterasi berkelanjutan agar perlindungan hak cipta bisa lebih menyeluruh di masa depan.

Rencana Monetisasi: Bagi Hasil dengan Pemegang Hak Cipta

Selain fokus pada hak cipta, OpenAI juga sedang merancang skema monetisasi dalam aplikasi Sora. Pada awalnya, perusahaan berencana untuk mengenakan biaya tambahan kepada pengguna saat permintaan pembuatan video sedang tinggi.

Namun, dalam pernyataan terbarunya, Altman menyiratkan bahwa model pembagian pendapatan dengan pemegang hak cipta bisa menjadi alternatif yang lebih adil dan berkelanjutan.

“Harapan kami adalah bahwa jenis keterlibatan baru ini bahkan lebih berharga daripada bagi hasil, tetapi tentu saja kami juga menginginkan keduanya bernilai,” tambah Altman.

Aplikasi Sora: Gabungkan AI dan Sosial Media

Sora sendiri adalah aplikasi yang baru diperkenalkan OpenAI sebagai platform kreasi video AI yang memungkinkan pengguna membuat konten diri mereka sendiri maupun bersama teman, untuk dibagikan dalam format feed ala TikTok.

Baru tersedia untuk pengguna undangan, aplikasi ini langsung meroket ke puncak tangga App Store, berkat popularitas fitur “cameo” yang memungkinkan pengguna mengunggah data biometrik guna menciptakan kemiripan digital dalam video berbasis AI.

OpenAI juga telah meluncurkan Sora 2, model AI terbaru yang mampu membuat video dan audio dengan kualitas lebih baik, sebagai penerus dari versi sebelumnya yang rilis tahun lalu.

Namun, seiring antusiasme tersebut, banyak pengguna yang mulai membuat video AI yang menampilkan karakter fiksi populer berhak cipta, memunculkan kekhawatiran tentang potensi pelanggaran hak cipta dari para pencipta dan pemilik lisensi karakter.

Menuju Ekosistem AI yang Etis dan Inklusif

Langkah OpenAI untuk memberikan kontrol penuh kepada pemegang hak cipta serta merancang sistem monetisasi adil, menunjukkan keseriusan perusahaan dalam membangun ekosistem AI yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Dengan semakin luasnya penggunaan AI dalam konten digital, pendekatan baru ini dapat menjadi model etis dalam pemanfaatan teknologi, yang tetap menghargai hak kreator sambil mendorong inovasi. (usm/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |