Sinopsis Jumper (2008): Film Aksi Teleportasi Menegangkan di Tengah Kritik, Kontroversi, dan Pesona Rachel Bilson

12 hours ago 12

Bandung (pilar.id) – Film Jumper (2008) garapan sutradara Doug Liman menghadirkan aksi fiksi ilmiah bertempo cepat dengan konsep unik: manusia yang mampu berpindah tempat secara instan atau teleportasi. Meski menghadirkan visual spektakuler dan bintang ternama, film ini justru mendapat respon negatif dari para kritikus.

Film ini diadaptasi secara longgar dari novel berjudul sama karya Steven Gould yang terbit pada 1992. Ceritanya berfokus pada David Rice (diperankan Hayden Christensen), seorang pemuda yang menemukan kemampuan luar biasa untuk berpindah tempat seketika — atau disebut jumping — setelah sebuah kecelakaan masa kecil.

Namun, kehidupannya berubah drastis ketika sekelompok pemburu rahasia yang menamakan diri Paladins, dipimpin oleh Roland Cox (diperankan Samuel L. Jackson), berusaha memburu dan membunuh para Jumper karena dianggap melanggar hukum alam.

Selain Christensen dan Jackson, film ini juga dibintangi Rachel Bilson, Jamie Bell, Diane Lane, dan Michael Rooker.

Hayden Christensen dan Rachel Bilson dalam sebuah adegan dalam film Jumper (2008)Hayden Christensen dan Rachel Bilson dalam sebuah adegan dalam film Jumper (2008)

Produksi Global di 14 Negara

Jumper digarap dalam skala internasional dengan lokasi syuting di 20 kota dan 14 negara, termasuk Kanada, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat. Salah satu lokasi paling ikonik adalah Colosseum di Roma, di mana kru mendapat izin langka untuk melakukan pengambilan gambar di dalam situs bersejarah tersebut.

Proses produksi sempat diwarnai tragedi. Seorang pekerja set, David Ritchie, tewas akibat tertimpa puing es saat pembongkaran set di Toronto pada Januari 2007.

Sutradara Doug Liman yang juga dikenal lewat The Bourne Identity dan Mr. & Mrs. Smith memilih untuk membuat film ini dengan tempo cepat dan penuh efek visual. Namun, proses tersebut juga mengakibatkan cedera pada aktor Hayden Christensen, yang insist melakukan sendiri beberapa adegan berbahaya.

Visual Efek Spektakuler dari Weta Digital

Efek teleportasi atau jump menjadi daya tarik utama film ini. Studio efek visual Weta Digital — yang juga menggarap The Lord of the Rings — bertanggung jawab atas lebih dari 300 dari total 600 adegan efek visual.

Setiap lompatan karakter dikembangkan menggunakan teknologi canggih seperti Nuke, Shake, Maya, dan Lightwave 3D untuk menghasilkan efek asap dan distorsi ruang yang realistis.

Menurut VFX supervisor Erik Winquist, konsep efek jump mengalami perubahan selama proses pasca-produksi agar terlihat lebih dinamis dan modern dibandingkan film-film aksi sejenis seperti The Matrix.

Rilis dan Performa Box Office

Jumper dirilis oleh 20th Century Fox pada 14 Februari 2008, bertepatan dengan Hari Valentine. Film ini menargetkan pasar penonton muda di bawah 25 tahun, baik pria maupun wanita.

Hayden Christensen dalam film Jumper (2008)Hayden Christensen dalam film Jumper (2008)

Dalam debutnya di Amerika Serikat dan Kanada, film ini berhasil meraup USD 27,3 juta di akhir pekan pembuka dan menduduki posisi pertama box office. Secara global, Jumper meraih pendapatan lebih dari USD 225 juta, menjadikannya salah satu film fiksi ilmiah terlaris tahun itu meski bukan yang paling sukses secara kritik.

Film ini menempati peringkat ke-28 film terlaris dunia tahun 2008, dengan kontribusi besar dari pasar internasional seperti Korea Selatan dan Jepang.

Kritik dan Respons Penonton

Meski sukses secara komersial, Jumper menerima banyak kritik tajam. Di situs Rotten Tomatoes, film ini hanya memperoleh 15 persen ulasan positif dari 169 kritikus, dengan skor rata-rata 4/10. Sementara itu, Metacritic memberikan skor 35/100, menandakan ulasan umumnya tidak menguntungkan.

Para kritikus menilai film ini memiliki alur terburu-buru, karakter datar, dan akhir yang antiklimaks, jauh dari potensi besar ide ceritanya.

Namun, sejumlah pengulas seperti Marc Salov dari Austin Chronicle memuji gaya penyutradaraan Doug Liman yang padat dan energik, sementara Empire menilai film ini masih memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi waralaba yang lebih besar.

Film ini sempat masuk nominasi di ajang Saturn Awards untuk kategori Best Science Fiction Film dan Best Music, meski kalah dari Iron Man dan The Dark Knight.

Jumper (2008) adalah film aksi fiksi ilmiah yang berani menampilkan konsep teleportasi dengan pendekatan visual menawan dan lokasi syuting global. Meski dikritik karena plot yang dangkal, film ini tetap menjadi tontonan menarik bagi penggemar aksi ringan dan efek visual.

Dengan kehadiran bintang seperti Hayden Christensen dan Samuel L. Jackson, Jumper menegaskan ambisi Hollywood untuk menggabungkan kisah manusia super dengan elemen aksi lintas benua yang sinematik. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |