Jakarta (pilar.id) – Film Medieval, drama sejarah produksi Ceko berbahasa Inggris yang dirilis tahun 2022, mengangkat kisah nyata dari tokoh legendaris Jan Žižka, pemimpin militer terkenal dari abad ke-14.
Disutradarai oleh Petr Jákl, film ini menampilkan aktor dan aktris ternama seperti Ben Foster, Sophie Lowe, dan Michael Caine.
Namun, meski mengangkat peristiwa sejarah penting, film ini justru mendapat kritik karena minim pengembangan karakter dan tidak akurat dalam menggambarkan konteks sejarah.
Sinopsis: Pemberontakan, Politik, dan Pertarungan Berdarah
Berlatar di Bohemia abad ke-14, film ini mengikuti Jan Žižka, seorang tentara bayaran yang kelak dikenal sebagai pemimpin tentara Husite.
Ia menerima misi dari Lord Boresh untuk menculik Katherine, tunangan dari bangsawan berkuasa Henry III dari Rosenberg, demi memaksa dukungan terhadap Raja Wenceslas IV dalam perebutan tahta Kekaisaran Romawi Suci.
Misi ini memicu konflik dengan saudara Wenceslas, Raja Sigismund, dan mengantarkan Žižka ke dalam pertempuran sengit yang melibatkan penghianatan, penyerangan brutal, dan pengejaran berdarah. Ia harus menghadapi mantan mentornya Torak, yang menculik saudaranya dan menghancurkan keluarganya.
Dalam prosesnya, Žižka terluka parah dan kehilangan satu mata, namun tetap melanjutkan perjuangannya dengan bantuan para petani lokal.
Film ditutup dengan aksi penyelamatan Katherine dari kastil Rosenberg dan konfrontasi terakhir antara Žižka dan Torak, yang mencerminkan keberanian dan keputusasaan di tengah kekacauan politik Eropa abad pertengahan.
Kritik: Minim Sejarah, Lebih Banyak Pedang
Meski diangkat dari kisah nyata yang kaya akan nilai sejarah, Medieval dinilai gagal menghadirkan kedalaman naratif dan akurasi historis yang seharusnya menjadi kekuatan utamanya.
Penonton disuguhi rangkaian pertempuran tanpa latar belakang yang kuat, membuat banyak karakter terasa datar dan tidak memunculkan empati.
Beberapa elemen produksi seperti kostum, dialog, dan latar dinilai tidak merepresentasikan era yang sebenarnya. Alhasil, film ini lebih terasa seperti tontonan aksi bertema pedang generik, ketimbang sebuah karya sejarah yang otentik seperti Braveheart atau Gladiator.
Akting para pemeran dikategorikan tidak buruk, tapi juga tidak luar biasa, hanya cukup untuk menopang alur cerita yang sederhana namun dipenuhi adegan pertempuran.
Beberapa penonton bahkan menyebut film ini terasa seperti pertunjukan festival abad pertengahan, bukan kisah epik dari tokoh militer besar yang tercatat dalam sejarah Eropa.
Medieval adalah tontonan yang masih layak untuk pecinta aksi, namun mengecewakan bagi penikmat film sejarah. Dengan potensi besar dari kisah nyata Jan Žižka, film ini sebenarnya bisa menjadi epik sejarah kelas dunia. Sayangnya, penekanan pada aksi semata justru membuat film kehilangan makna dan nilai historis yang sesungguhnya. (ret/hdl)