Jakarta (pilar.id) – PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) mencatatkan pertumbuhan kinerja yang solid sepanjang tahun 2024, baik di lini asuransi konvensional maupun Unit Usaha Syariah (UUS). Capaian ini memperkuat posisi Tugu Insurance sebagai salah satu perusahaan asuransi umum terkemuka di Indonesia.
Sepanjang tahun buku 2024, segmen asuransi konvensional Tugu Insurance membukukan pendapatan underwriting sebesar Rp 1,39 triliun, meningkat 20,83 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan Rp 1,15 triliun pada 2023. Kenaikan ini sejalan dengan pertumbuhan premi bruto sebesar 13,21 persen YoY menjadi Rp 5,32 triliun dari Rp 4,70 triliun.
Dari sisi klaim, beban klaim tercatat turun 2,77 persen menjadi Rp 413,82 miliar dari Rp 425,62 miliar. Penurunan ini menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam pengelolaan risiko. Beban usaha juga berhasil ditekan secara signifikan sebesar 32,21 persen menjadi Rp 441,91 miliar dari sebelumnya Rp 651,93 miliar. Efisiensi ini utamanya berasal dari pos beban umum dan administrasi yang turun hingga 56,5 persen menjadi Rp 157,67 miliar.
Dengan kinerja tersebut, laba usaha asuransi konvensional melonjak 54,68 persen menjadi Rp 721,78 miliar dibandingkan Rp 466,62 miliar pada tahun sebelumnya.
Di lini Unit Usaha Syariah, Tugu Insurance mencatatkan peningkatan signifikan pada pendapatan kontribusi dana Tabarru’ yang hampir dua kali lipat menjadi Rp 56,23 miliar dari Rp 28,21 miliar. Hal ini turut mendorong pendapatan usaha naik 77,12 persen YoY menjadi Rp 30,82 miliar. Adapun laba usaha tercatat sebesar Rp 10,13 miliar, naik 9,3 persen dari Rp 9,27 miliar pada 2023.
Corporate Secretary Tugu Insurance, Dudi Subekti, menegaskan bahwa pencapaian tersebut mencerminkan komitmen perusahaan dalam menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian. Ia juga mengungkapkan bahwa Tugu Insurance tengah menyiapkan agenda spin off untuk unit syariah sebagai bentuk dukungan terhadap regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perkembangan industri asuransi syariah nasional.
“Proses spin off ini akan dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku dan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan bisnis syariah secara berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, SVP Strategic Management & Corporate Development Tugu Insurance, Kristy Damayanti, menyebut bahwa perusahaan yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero) ini juga memiliki fundamental keuangan yang kuat. Per akhir Desember 2024, rasio solvabilitas (Risk Based Capital/RBC) tercatat sebesar 432,08 persen untuk segmen konvensional dan 473 persen untuk unit syariah, jauh di atas ketentuan minimum regulator sebesar 120 persen.
“Keseimbangan antara pertumbuhan dan efisiensi menjadi prioritas kami. Dengan posisi keuangan yang solid dan hasil investasi yang terus dioptimalkan, kami siap menghadapi tantangan di masa mendatang,” kata Kristy.
Total aset Tugu Insurance per 31 Desember 2024 tercatat sebesar Rp 15,76 triliun untuk konvensional dan Rp 187,67 miliar untuk unit syariah. Sebagai perusahaan terbuka, Tugu Insurance juga terus memperkuat tata kelola perusahaan, meningkatkan inovasi digital, memperluas jaringan bisnis, serta mengedepankan pengelolaan risiko dan kepuasan nasabah. (mad/hdl)