loading...
Mendikdasmen berbagi tips untuk siswa biar tetap fokus belajar meski sedang beribadah puasa. Foto/Dok/Istimewa.
JAKARTA - Mendikdasmen Abdul Mu'ti menyapa sekitar 4.700 lebih siswa secara daring di awal bulan puasa Ramadan 1446 Hijriah ini. Kegiatan ini dikemas dalam acara Pak Menteri Menyapa! Pelajar Indonesia Hebat dengan tajuk “Pembelajaran di Bulan Ramadan”.
Antusiasme peserta terlihat dari keterlibatan mereka saat acara berlangsung. Ragil Andi Firmansyah, siswa SMA 84 Jakarta bertanya mengenai bagaimana tips dalam mempertahankan fokus belajar di tengah melaksanakan ibadah puasa Ramadan.
Baca juga: Abdul Mu'ti: Generasi Emas Indonesia Bisa Dibentuk melalui Ketaatan Dalam Ibadah Puasa
Untuk meningkatkan fokus siswa meski sedang berpuasa, Mendikdasmen menyarankan untuk senantiasa menjaga kesehatan dengan menjaga asupan makanan, tidur cukup, memperbanyak minum air putih, dan olahraga rutin secukupnya.
Pada kesempatan ini, Menteri Mu`ti mengajak para siswa melakukan ibadah intelektual.
“Ramadan ini kita banyak mendapatkan kesempatan untuk melakukan ibadah intelektual, karena sejatinya menuntut ilmu merupakan bagian dari ibadah,” ujarnya, melalui siaran pers, Minggu (2/3/2025).
Baca juga: Abdul Mu'ti: Puasa Erat Kaitannya dengan Tujuan Didirikannya Negara dan Pendidikan Nasional
Selanjutnya, Menteri Mu’ti menjelaskan tentang makna pembelajaran di Bulan Ramadan. Dengan istilah pembelajaran, ia berharap para siswa tetap menjalankan aktivitas belajar walaupun tidak berada di sekolah. Pembelajaran dapat dilakukan di rumah ibadah maupun kegiatan sosial di masyarakat.
“Semangat pembelajaran ini semoga dapat membentuk murid menjadi manusia hebat yang melakukan pembelajaran sepanjang hayat. Sesuai surat edaran yang dirilis, peserta didik sudah dapat memulai pembelajaran di rumah sejak 27 Februari lalu dan masuk kembali di tanggal 6 Maret 2025. Selanjutnya, menjelang Hari Raya Idul Fitri, pembelajaran di rumah mulai di 26 Maret 2025,” tuturnya.
Lebih lanjut, melalui pembelajaran di bulan Ramadan, harapannya bisa menjadi sarana bagi para siswa untuk belajar dari lingkungan masyarakat dan media massa. Melalui media massa, siswa dapat melihat tayangan kuliah tujuh menit (kultum).