Sinopsis The Bourne Supremacy (2004), Kisah Agen CIA Hilang Ingatan yang Terjebak dalam Konspirasi

3 weeks ago 48

Jakarta (pilar.id) – The Bourne Supremacy adalah film aksi-thriller lanjutan dari The Bourne Identity. Film ini menceritakan Jason Bourne (diperankan oleh Matt Damon), seorang mantan agen CIA yang kehilangan ingatannya.

Dalam upayanya untuk mengungkap masa lalu, Bourne terjebak dalam konspirasi internasional yang membahayakan nyawanya. Ya, disinilah aksi menegangkan dan alur cerita yang kompleks ituy muncul.

Matt Damon, harus diakui melekat erat dalam karakter Jason Bourne yang muncul dalam beberapa film. Dengan gayanya, ia jadi salah satu karakter ikonik dalam genre aksi-thriller. Tak main-main, Damon memerankan Jason Bourne dalam empat film utama dari seri Bourne.

Mulai dari The Bourne Identity (2002), The Bourne Supremacy (2004), The Bourne Ultimatum (2007), dan Jason Bourne (2016). Matt Damon kembali setelah absen di The Bourne Legacy (2012), membawa cerita Bourne ke level baru dengan penekanan pada teknologi dan pengawasan modern.

Dengan karismanya, Matt Damon berhasil menghidupkan karakter Jason Bourne, menjadikannya salah satu agen fiksi paling dikenal di dunia perfilman. Aksi intens, kecerdasan strategi, dan adegan kejar-kejaran yang ikonik membuat Bourne menjadi favorit penonton.

Banyak yang menganggap Matt Damon adalah representasi sempurna dari Jason Bourne, dan sulit membayangkan aktor lain yang bisa menggantikan perannya.

The Bourne Supremacy adalah adaptasi lepas dari novel karya Robert Ludlum dengan judul yang sama. Film ini dirilis pada tahun 2004 sebagai bagian kedua dari seri Bourne, namun alur ceritanya cukup berbeda dari materi aslinya di novel.

Dalam novel Robert Ludlum, kisah fokus pada konflik Jason Bourne dengan seorang pembunuh bernama Carlos dan sebuah rencana yang melibatkan seorang peniru Jason Bourne yang menyamar untuk melakukan pembunuhan.

Versi ini berbeda dengan film yang sepenuhnya meninggalkan alur tersebut dan memperkenalkan cerita baru, di mana Bourne berusaha membersihkan namanya dari tuduhan pembunuhan dan menghadapi konspirasi CIA yang melibatkan program rahasia Treadstone dan Blackbriar.

Film ini juga memperkenalkan karakter-karakter baru yang tidak ada dalam novel, seperti Pamela Landy (diperankan oleh Joan Allen) dan peran lebih besar untuk Marie Kreutz (diperankan oleh Franka Potente), yang merupakan pasangan Bourne.

Tema dan Pendekatan Cerita

Jika versi novel lebih fokus pada politik internasional dan spionase klasik. Untuk versi film, lebih condong ke aksi modern dengan adegan kejar-kejaran, adu fisik, dan elemen teknologi, yang membuatnya terasa lebih intens dan sinematik.

Perbedaan ini terjadi karena film ingin memberikan nuansa yang lebih segar, relevan, dan cocok dengan gaya sinematik modern. Sutradara Paul Greengrass (yang menggantikan Doug Liman dari film pertama) membawa pendekatan baru dengan gaya visual dokumenter dan aksi yang lebih realistis.

Meskipun berbeda dari novel, The Bourne Supremacy tetap diterima dengan baik oleh penonton dan kritikus, bahkan dianggap sebagai salah satu film aksi-thriller terbaik sepanjang masa.

Film ini tidak hanya mendapat ulasan positif dari kritikus, tetapi juga meraih pendapatan yang sangat besar di box office. Film ini dibuat dengan anggaran sekitar 75 juta Dollar AS, dan mendapat pendapatan domestik (Amerika Utara) 176 juta Dollar AS, internasional 112 juta Dollar AS, sehingga total mencapai 288 juta Dollar AS.

Salah satu kekuatan film ini adalah keterlibatan Greengrass, sang sutradara, yang memperkenalkan gaya kamera handheld yang realistis dan adegan aksi yang intens, yang disukai oleh penonton. Di luar itu, kampanye pemasaran yang kuat juga dinilai berhasil menarik minat penonton global untuk menonton film ini di bioskop.

Selain sukses secara komersial, The Bourne Supremacy juga mendapat banyak penghargaan dan dinilai sebagai salah satu film thriller aksi terbaik. Kombinasi alur cerita yang menarik, aksi spektakuler, dan kualitas produksi membuat film ini sukses besar di pasar global. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |