Menko Airlangga Bertemu USTR di Washington DC, Sepakat Percepat Negosiasi Tarif Perdagangan

17 hours ago 5

Washington DC (pilar.id) — Dalam langkah strategis memperkuat hubungan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto secara langsung diterima oleh Ambassador Jamieson Greer dari United States Trade Representative (USTR) di Washington DC, Kamis, 17 April 2025.

Pertemuan tersebut menjadi tonggak penting, karena Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara yang secara resmi diundang USTR untuk memulai negosiasi tarif perdagangan, khususnya dalam merespons Kebijakan Tarif Resiprokal AS yang saat ini mulai diberlakukan.

USTR merupakan lembaga utama di AS yang bertanggung jawab dalam koordinasi kebijakan perdagangan internasional dan perundingan perjanjian dagang bilateral maupun multilateral. Setiap negara mitra dagang AS diwajibkan membuka komunikasi dengan USTR untuk menyusun kesepakatan tarif yang adil dan saling menguntungkan.

Dalam pertemuan tersebut, Menko Airlangga menyampaikan berbagai tawaran dan permintaan Pemerintah Indonesia sebagai bentuk respons aktif terhadap kebijakan tarif baru dari AS.

“Sebagai dua negara demokratis besar, Indonesia dan Amerika Serikat memiliki peluang besar untuk memperkuat hubungan dagang secara seimbang dan saling menguntungkan,” ujar Airlangga.

Sebagai respons positif, pihak USTR mengapresiasi langkah yang dilakukan Pemerintah Indonesia, khususnya terkait penyesuaian kebijakan ekspor-impor dan keterbukaan terhadap kerja sama strategis di sektor perdagangan.

“Langkah Indonesia sangat strategis. AS saat ini berfokus pada ekspansi pasar dan penguatan ekonomi domestik, dan kami melihat peluang kerja sama yang besar dengan Indonesia,” ungkap Ambassador Jamieson Greer.

Dalam proposal yang diajukan, Indonesia menawarkan peningkatan pembelian barang dari AS seperti produk energi (migas) dan komoditas pertanian seperti kedelai dan gandum. Selain itu, Indonesia juga membuka peluang kerja sama jangka panjang di sektor critical minerals, serta mendorong investasi melalui skema kerja sama antar pelaku usaha (B-to-B).

Di sisi lain, Indonesia juga meminta penurunan tarif ekspor untuk 20 produk unggulan Indonesia yang selama ini menghadapi tarif lebih tinggi dibanding kompetitor di pasar AS. Penurunan tarif ini diharapkan bisa meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global, khususnya di AS.

Menanggapi hal tersebut, Ambassador Greer menyambut baik permintaan Indonesia dan menugaskan Sarah Ellerman, selaku Assistant USTR for Southeast Asia and the Pacific, untuk mengoordinasikan pembahasan teknis lebih lanjut dengan Tim dari Indonesia.

Kedua pihak telah sepakat untuk mempercepat proses negosiasi dan menargetkan kesepakatan dapat diselesaikan dalam 60 hari ke depan. Sebagai langkah konkret, pertemuan teknis antara tim Indonesia dan USTR langsung dijadwalkan pada Jumat, 18 April 2025, guna membahas format, mekanisme, dan jadwal negosiasi.

Langkah ini menjadi bagian penting dalam strategi diplomasi ekonomi Indonesia di kancah global dan menunjukkan keseriusan Pemerintah dalam menciptakan iklim perdagangan internasional yang lebih adil dan kompetitif. (mad/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |