Sinopsis Jumanji: The Next Level (2019), Saat jadi Avatar Game adalah Antitesis Kehidupan Nyata

1 month ago 41

Jakarta (pilar.id) – Jumanji: The Next Level (2019) adalah film petualangan komedi fantasi yang merupakan kelanjutan dari Jumanji: Welcome to the Jungle (2017) dan bagian dari seri Jumanji yang dimulai dengan film Jumanji (1995).

Film ini disutradarai oleh Jake Kasdan dan dibintangi oleh Dwayne Johnson, Kevin Hart, Jack Black, Karen Gillan, serta pemeran baru seperti Danny DeVito, Danny Glover, dan Awkwafina.

Film ini mengikuti kisah para karakter yang kembali terjebak dalam permainan video Jumanji yang telah berubah dan menjadi lebih berbahaya.

Ketika Spencer mencoba memperbaiki sistem permainan, ia tersedot kembali ke dalamnya. Teman-temannya—Martha, Fridge, dan Bethany—bersama kakek Spencer (Eddie) dan teman lamanya (Milo) harus masuk ke dunia Jumanji untuk menyelamatkannya.

Mereka menghadapi tantangan baru di lokasi seperti padang pasir, pegunungan bersalju, dan hutan yang penuh jebakan.

Tiga Film Jumanji

Jumanji (1995)
Film ini menggunakan pendekatan fantasi klasik dengan papan permainan sebagai fokus utama. Dibintangi Robin Williams, Bonnie Hunt, dan Kirsten Dunst. Ceritanya berpusat pada konsekuensi permainan yang membawa elemen liar ke dunia nyata. Gaya yang disajikan gelap dan emosional, dengan fokus pada dinamika keluarga. Pendapatan global sekitar 262 juta Dollar AS, sukses besar di era 90-an.

Jumanji: Welcome to the Jungle (2017)
Mengubah konsep menjadi permainan video modern yang mengubah pemain menjadi avatar. Karakter yang hadir menggunakan pendekatan humor dengan tim ansambel, termasuk Dwayne Johnson, Kevin Hart, Jack Black, dan Karen Gillan. Lebih ringan, penuh aksi, dan difokuskan pada humor serta persahabatan. Pendapatan global mencapai 962 juta Dollar AS, menjadikannya salah satu film terlaris tahun itu.

Jumanji: The Next Level (2019)
Melanjutkan konsep permainan video dengan elemen yang lebih kompleks dan lokasi baru. Penambahan pemain baru seperti Danny DeVito dan Danny Glover menambah dinamika cerita, terutama melalui humor antar-generasi. Kombinasi aksi, komedi, dan momen emosional yang lebih matang. Pendapatan global sekitar 800 juta Dollar AS, lebih rendah dari pendahulunya tetapi tetap sangat menguntungkan.

Film Jumanji Masa Mendatang

Setelah kesuksesan besar dua film terbaru, ada indikasi kuat bahwa franchise Jumanji akan terus berlanjut. Jake Kasdan dalam sebuah kesempatan menyatakan ketertarikannya untuk melanjutkan cerita dengan eksplorasi lebih dalam terhadap dunia permainan. Sementara Dwayne Johnson juga menunjukkan antusiasme untuk kembali jika cerita yang menarik diajukan.

Film The Next Level menyisakan potensi sekuel, terutama melalui adegan post-credit di mana elemen permainan Jumanji tampaknya mulai merembes kembali ke dunia nyata, menggemakan konsep dari film pertama tahun 1995.

Dengan kesuksesan franchise ini, tantangan utama adalah menjaga kesegaran cerita dan memberikan inovasi yang tidak hanya mengulang formula dari dua film sebelumnya.

Potensi cerita bisa mencakup karakter baru, mekanisme permainan yang lebih kompleks, atau bahkan penggabungan elemen dari dunia nyata dan dunia permainan.

Jumanji: The Next Level adalah lanjutan yang sukses dari seri Jumanji, menawarkan humor, aksi, dan petualangan yang lebih kompleks dibandingkan film sebelumnya. Dengan pendapatan box office yang solid dan potensi cerita yang masih luas, franchise ini memiliki peluang besar untuk terus berlanjut dan menarik generasi penonton baru.

Totalitas Karen Gillan dalam Jumanji

Karen Gillan adalah salah satu elemen penting yang membawa daya tarik ke dalam film Jumanji: Welcome to the Jungle (2017) dan Jumanji: The Next Level (2019). Dalam franchise ini, ia memerankan Ruby Roundhouse, avatar permainan video yang digambarkan sebagai ahli seni bela diri dan pembunuh pria dengan daya tarik yang cerdas.

Penampilannya dalam Jumanji memadukan keahliannya dalam komedi, aksi, dan emosi, membuat karakternya sangat menonjol.

Di dunia permainan, Ruby Roundhouse adalah antitesis dari Martha Kaply (karakter asli di dunia nyata), yang digambarkan sebagai gadis pemalu. Karen Gillan berhasil membawa kontras itu dengan sempurna—menampilkan sisi tangguh, percaya diri, tetapi tetap memiliki momen-momen canggung yang sangat menghibur.

Dalam Jumanji, Gillan menonjol dengan adegan pertarungan yang dikoreografikan dengan apik, seperti adegan ikonik tarian kung-fu di film pertama. Aksi-aksinya menunjukkan dedikasi Karen terhadap peran, termasuk pelatihan fisik intensif untuk memastikan adegan-adegan tersebut terlihat meyakinkan.

Gillan juga memiliki chemistry yang kuat dengan Dwayne Johnson, Kevin Hart, dan Jack Black. Kombinasi ini membuat dinamika ansambel dalam film terasa segar dan lucu, dengan Karen sering menjadi “penengah” di antara komedi mereka.

Peran Karen Gillan di Jumanji mengingatkan kita pada sosoknya di Guardians of the Galaxy. Dalam franchise Marvel Cinematic Universe (MCU), Karen Gillan memerankan Nebula, saudari tiri Gamora dan mantan antagonis yang berubah menjadi pahlawan. Perannya sebagai Nebula menunjukkan dedikasinya yang luar biasa terhadap seni peran:

Ia harus mencukur habis rambutnya untuk pertama kali tampil sebagai Nebula di Guardians of the Galaxy (2014). Dan ia juga harus mengikuti proses makeup prostetik untuk menjadi Nebula memakan waktu beberapa jam setiap harinya, yang membuktikan komitmennya terhadap karakter ini.

Sebagai Nebula, Gillan mengeksplorasi kompleksitas emosi, mulai dari kebencian dan kecemburuan terhadap Gamora hingga rasa sakit karena penganiayaan oleh Thanos. Ia menggambarkan perkembangan karakter Nebula dengan sangat mendalam, menjadikannya salah satu karakter dengan pertumbuhan paling signifikan di MCU.

Kesamaan peran Gillan di Jumanji dan Guardians of the Galaxy adalah kemampuannya untuk tampil dalam adegan aksi intens, baik melalui koreografi pertarungan maupun penggunaan senjata. Meski genre film berbeda, Karen membawa dimensi emosional ke dalam setiap karakternya, menjadikannya lebih dari sekadar tokoh aksi standar. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |