Bitcoin Anjlok di Bawah 95 Ribu Dollar AS, Sentimen Bearish Meningkat

1 week ago 21

Jakarta (pilar.id) – Harga Bitcoin (BTC) terus mengalami tekanan, jatuh di bawah level 95.000 Dollar AS atau sekitar Rp1,5 miliar pada Kamis (9/1/2025).

Penurunan lebih dari 5 persen pada hari sebelumnya memicu aksi jual besar-besaran di pasar kripto, dengan total likuidasi mencapai 694,11 juta Dollar AS dalam 24 jam terakhir.

Berdasarkan data CoinGlass, sekitar 125 juta Dollar AS dari total likuidasi tersebut berasal dari Bitcoin.

Tekanan Jual Semakin Meningkat

Data CryptoQuant menunjukkan Net Taker Volume Bitcoin di Binance berubah tajam menjadi negatif, dengan puncaknya mencapai -325 juta Dollar AS pada Selasa (7/1/2025).

Angka ini merupakan rekor tertinggi sepanjang 2025, mencerminkan tekanan jual yang semakin kuat akibat laporan ekonomi Amerika Serikat yang mengecewakan, termasuk Indeks Manufaktur ISM dan data JOLTs.

Selain itu, rasio long-to-short Bitcoin menurut Coinglass tercatat di angka 0,89, level terendah dalam lebih dari satu bulan. Rasio di bawah satu menandakan mayoritas trader bertaruh pada penurunan harga BTC.

Permintaan institusional juga menunjukkan pelemahan. Arus masuk bersih ETF spot Bitcoin hanya mencapai 52,40 juta Dollar AS pada Selasa, jauh lebih rendah dibandingkan 978,60 juta Dollar AS pada hari sebelumnya.

Pandangan Analis Pasar

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menyebut tekanan jual yang terus meningkat menunjukkan pelaku pasar mulai mempertimbangkan risiko yang lebih besar di tengah ketidakpastian ekonomi global.

“Level kunci yang harus diperhatikan adalah 92.493 Dollar AS, level Fibonacci retracement 38,2 persen. Jika Bitcoin gagal mempertahankan level ini, tekanan jual dapat terus berlanjut,” ungkap Fyqieh.

Data pasar tenaga kerja AS turut membebani harga BTC. Klaim pengangguran awal secara tak terduga turun dari 211 ribu (28 Desember 2024) menjadi 201 ribu (4 Januari 2025), terendah sejak Januari 2024.

Kondisi ini memicu kekhawatiran bahwa pasar tenaga kerja yang lebih ketat dapat meningkatkan pertumbuhan upah, belanja konsumen, dan inflasi.

Analisis Teknikal dan Prospek Harga

Secara teknikal, Relative Strength Index (RSI) harian Bitcoin berada di level 47, di bawah level netral 50, menandakan momentum bearish. Jika penurunan berlanjut, Bitcoin diprediksi akan menguji level support berikutnya di 92.493 Dollar AS.

Namun, peluang pemulihan tetap ada. “Jika Bitcoin berhasil menembus kembali level psikologis 100.000 Dollar AS, potensi untuk menguji level tertinggi sepanjang masa di 108.353 Dollar AS masih terbuka,” tambah Fyqieh.

Penentu Masa Depan Bitcoin

Arah pergerakan BTC ke depan akan sangat dipengaruhi oleh data pasar tenaga kerja AS, kebijakan moneter The Fed, dan arus masuk ETF.

Kebijakan moneter yang lebih agresif dapat menekan harga BTC hingga di bawah EMA 50 hari menuju 90.742 Dollar AS. Sebaliknya, tingkat pengangguran yang lebih tinggi dan pertumbuhan upah yang lebih rendah dapat mendorong optimisme pasar, membuka peluang kenaikan harga.

Pelaku pasar diimbau tetap waspada dan memperhatikan indikator teknikal serta fundamental dalam menentukan strategi perdagangan ke depan. (hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |