Bekasi (pilar.id) — LRT Jabodebek terus menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan moda transportasi publik yang ramah lingkungan, aman, nyaman, dan tepat waktu. Salah satu upaya utama yang dilakukan adalah dengan mengoperasikan seluruh rangkaian kereta menggunakan energi listrik 100 persen, yang berkontribusi besar terhadap pengurangan emisi karbon dan dampak lingkungan.
Sebagai transportasi berbasis listrik, LRT Jabodebek menjadikan sistem kelistrikan sebagai tulang punggung operasional. Untuk menjamin keandalan, sistem ini menjalani perawatan berkala dan real-time monitoring guna memastikan perjalanan kereta tetap andal setiap hari.
Sistem Kelistrikan Canggih: TPSS dan Third Rail
Sistem kelistrikan LRT Jabodebek terdiri dari Traction Power Sub Station (TPSS) dan Third Rail. TPSS berfungsi mengonversi listrik dari PLN dengan tegangan 20.000 volt menjadi daya yang dapat digunakan untuk menggerakkan kereta serta mendukung fasilitas operasional lainnya seperti sistem persinyalan, Platform Screen Door (PSD), hingga sistem telekomunikasi.
Sementara itu, Third Rail adalah rel tambahan yang dipasang di sisi lintasan. Rel ini menghantarkan listrik langsung ke kereta melalui komponen konduktor khusus yang terpasang di bagian bawah rangkaian.
Energi dari TPSS dialirkan ke Third Rail dan diserap oleh kereta agar dapat beroperasi secara optimal dan ramah lingkungan.
Perawatan Rutin: Dari Malam Hari hingga Real-Time Monitoring
Perawatan sistem kelistrikan dilakukan secara rutin dan terjadwal oleh tim teknis, terutama pada malam hari setelah layanan LRT berakhir. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan gangguan pada operasional harian. Kegiatan perawatan meliputi:
- Pembersihan dan pemeriksaan visual Third Rail
- Pengukuran dimensi dan pengujian fungsi komponen
- Pemeriksaan parameter kelistrikan di TPSS
- Pengujian perangkat distribusi daya dan sistem perlindungan
Seluruh kegiatan ini dilakukan sesuai standar Direktorat Jenderal Perkeretaapian, dengan frekuensi mulai dari harian hingga tahunan.
Tak hanya mengandalkan pekerjaan manual, pemantauan sistem juga dilakukan secara digital melalui teknologi SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition). Sistem ini memungkinkan pemantauan 24 jam nonstop oleh operator di pusat kendali dan dapat segera mendeteksi serta menangani gangguan listrik secara cepat dan tepat.
Dukungan Teknologi dan SDM Profesional
“Perjalanan kereta yang andal dan tepat waktu dimulai dari sistem kelistrikan yang terjaga. Kami sangat mengapresiasi dedikasi para petugas yang bekerja di balik layar hingga larut malam demi memastikan layanan berjalan lancar,” ujar Executive Vice President LRT Jabodebek, Mochamad Purnomosidi.
Dengan sinergi antara teknologi pemantauan modern dan kerja keras tim di lapangan, LRT Jabodebek terus bertransformasi sebagai moda transportasi masa depan yang tidak hanya efisien, tetapi juga berkelanjutan dan bersahabat dengan lingkungan. (usm/hdl)