Surabaya (pilar.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah menetapkan alokasi dana sebesar Rp6,03 triliun dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025 sebesar Rp12,3 triliun untuk program prioritas pembangunan.
Anggaran ini, yang mencakup 48,85 persen dari total APBD, akan difokuskan pada pembangunan infrastruktur, penanganan banjir, peningkatan layanan kesehatan, dan pengembangan teknologi informasi.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menjelaskan bahwa program prioritas pembangunan tahun 2025 mengacu pada visi Kota Surabaya sebagai Superhub Megapolitan.
Proyek besar yang menjadi perhatian utama meliputi pembangunan Jalur Lingkar Luar Barat (JLLB), Radial Road, dan peningkatan Jalan Wiyung.
“Proyek infrastruktur ini akan mendukung konektivitas dan integrasi antarwilayah serta membuka akses menuju kawasan strategis seperti Gelora Bung Tomo (GBT),” ungkap Eri.
Selain itu, pembangunan sistem drainase seperti diversi saluran Gunungsari dan normalisasi saluran menjadi langkah konkret dalam mengatasi banjir dan genangan. Pembangunan rumah pompa juga menjadi agenda prioritas untuk mendukung pengendalian genangan air.
Inovasi Teknologi dan Peningkatan Kesehatan
Pemkot Surabaya juga memprioritaskan pengembangan jaringan fiber optik (FO) dan implementasi satu data untuk mendukung transformasi digital.
“Akses informasi dan jaringan global yang lebih mudah adalah bagian dari visi kami,” ujar Kepala Bappedalitbang, Irvan Wahyudradjad.
Di sektor kesehatan, pembangunan Rumah Sakit Umum (RSU) Surabaya Selatan di Karangpilang dengan luas 7.132 meter persegi akan menjadi prioritas. RSU ini dirancang memiliki layanan unggulan berupa trauma center untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan masyarakat.
Pendidikan dan Kawasan Perkampungan
Pemkot juga merencanakan pembangunan sekolah baru di Medokan Ayu, Waru Gunung, dan Tambak Wedi. Tak hanya itu, pembangunan Puskesmas baru di Pegirian juga termasuk dalam program 2025.
Di tingkat lingkungan, pavingisasi jalan dan perbaikan saluran air akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas permukiman.
Pembangunan sirkuit Gelora Bung Tomo (GBT) menjadi perhatian khusus, termasuk penambahan lintasan sepanjang 600 meter, pembangunan tribun, dan paddock. Proyek ini diharapkan dapat mendukung potensi GBT sebagai destinasi olahraga berkelas internasional.
Irvan menambahkan, pembangunan infrastruktur yang direncanakan Pemkot Surabaya tidak hanya berorientasi pada kebutuhan masa kini tetapi juga berkelanjutan. “Manfaatnya harus bisa dirasakan generasi mendatang,” tutupnya.
Dengan alokasi anggaran yang terfokus, Pemkot Surabaya optimis program prioritas ini akan membawa Kota Pahlawan semakin maju dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang modern. (mad/hdl)