Pertamina Hulu Sanga Sanga Lampaui Target Produksi Migas Berkat Inovasi Teknologi

3 weeks ago 25

Jakarta (pilar.id) – Menjelang akhir Semester I tahun 2025, PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) berhasil mencatatkan pencapaian signifikan dalam sektor hulu migas. Perusahaan ini berhasil melampaui target produksi dengan realisasi produksi minyak mencapai sekitar 14 ribu barel per hari (BOPD) dan gas sebesar 105 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Pencapaian ini melampaui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025, yakni 104 persen untuk minyak dan 112 persen untuk gas.

Sr. Manager Production & Project Zona 9 Subholding Upstream Pertamina, Mochamad Fariz, mengungkapkan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari penerapan inovasi dan teknologi tepat guna di lapangan migas. “Kami terus berupaya mencari cara-cara baru dalam mengoperasikan lapangan, termasuk implementasi teknologi yang sesuai karakteristik masing-masing lokasi,” jelas Fariz.

Inovasi Jadi Kunci Sukses

Penerapan teknologi secara konsisten terbukti berpengaruh pada peningkatan volume produksi serta keekonomian lapangan. “Alhamdulillah, inovasi yang diterapkan berhasil meningkatkan recovery rate dan keekonomian sumur-sumur migas kami,” imbuh Fariz.

Field Manager PHSS, Widhiarto Imam Subarkah, juga menyampaikan bahwa pencapaian ini mencerminkan komitmen seluruh pekerja dalam menjaga keberlangsungan energi nasional. Hal ini juga sejalan dengan misi ketahanan energi yang dicanangkan dalam Asta Cita Presiden RI.

Imam menjelaskan bahwa sinergi antara perusahaan, pekerja, pemerintah, dan pemangku kepentingan menjadi fondasi keberhasilan. Kolaborasi ini mendukung kelancaran operasi serta meningkatkan efisiensi dan produktivitas melalui penerapan metode pengangkatan migas modern.

Teknologi Artificial Lift dan TTESP Dorong Produksi Minyak

Dalam mendukung produksi minyak, PHSS menerapkan teknologi artificial lift seperti:

  • Permanent Coiled-Tubing Gas Lift (PCTGL): Sistem ini memanfaatkan tekanan gas tinggi yang disalurkan melalui pipa fleksibel permanen di dalam sumur untuk mengangkat minyak dari reservoir bertekanan rendah.
  • Thru-Tubing Electric Submersible Pump (TTESP): Pompa listrik mini yang dimasukkan melalui pipa tubing untuk membantu mengangkat cairan ke permukaan. Teknologi ini telah terbukti efektif untuk sumur tertentu dan sedang dievaluasi untuk perluasan aplikasi.

Optimalisasi Produksi Gas dengan Teknologi Khusus

Untuk produksi gas, strategi PHSS mencakup:

  • Reaktivasi sumur gas siklis berdasarkan tekanan reservoir yang memungkinkan. Sumur akan ditutup sementara agar tekanannya pulih, lalu diaktifkan kembali.
  • Pemanfaatan surfaktan pada sumur dengan kandungan air dan potensi gas tertentu, yang berfungsi seperti “sabun” untuk membantu gas terpisah dari air dan naik ke permukaan.
  • Penggunaan kompresor di kepala sumur (wellhead compressors) untuk mendorong gas dari sumur bertekanan rendah ke fasilitas pengolahan.
  • Flared-Gas Recovery Compressors (FGR): Mengompresi gas yang sebelumnya terbuang saat flaring agar bisa diproduksi kembali, sekaligus membantu mengurangi emisi.

Efisiensi Melalui Fleksibilitas Operasi

Penggunaan kompresor juga diatur secara efisien melalui perpindahan antarlapangan, menyesuaikan dengan rencana pengembangan wilayah kerja. Ini memberikan fleksibilitas dan efisiensi dalam pengelolaan fasilitas produksi migas.

“Dengan mengintegrasikan berbagai teknologi tersebut, PHSS tak hanya berhasil memenuhi target, tetapi juga meningkatkan keekonomian dan keberlanjutan operasi,” tutup Imam. (usm/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |