Sinopsis Doom (2005): Fim Adaptasi Game Legendaris yang Gagal di Box Office

4 hours ago 12

Medan (pilar.id) – Doom (2005) menjadi salah satu film adaptasi video game paling dikenal, namun juga paling banyak menuai kritik. Disutradarai Andrzej Bartkowiak, film bergenre fiksi ilmiah, horor, dan aksi ini diangkat dari game legendaris besutan id Software.

Sayangnya, meski dibintangi Karl Urban, Rosamund Pike, dan Dwayne The Rock Johnson, film ini gagal memikat penonton maupun kritikus.

Sinopsis Singkat Film Doom

Mengambil latar tahun 2026, film ini berkisah tentang penemuan portal misterius bernama Ark yang menghubungkan Bumi dengan Mars. Dua dekade kemudian, sekelompok marinir dikirim ke fasilitas penelitian Union Aerospace Corporation (UAC) di Mars setelah terjadi serangan misterius.

Dipimpin Sersan Asher “Sarge” Mahonin (The Rock), tim tersebut menghadapi makhluk-makhluk mengerikan hasil eksperimen genetik menggunakan kromosom buatan bernama C24.

John Reaper Grimm (Karl Urban) menjadi tokoh sentral yang akhirnya harus melawan komandannya sendiri setelah terinfeksi, dalam pertarungan klimaks penuh aksi superhuman.

Produksi Penuh Rintangan

Rencana pembuatan film Doom sudah muncul sejak pertengahan 1990-an setelah kesuksesan Doom II. Namun, berbagai kendala mulai dari isu naskah hingga kontroversi kekerasan sempat membuat proyek ini tertunda.

Akhirnya, Universal Pictures memproduksi film ini dengan melibatkan produser Lorenzo di Bonaventura. Stan Winston Studios dipercaya menggarap efek praktikal monster, sementara efek visual ditangani Framestore dan Double Negative.

Menariknya, Dwayne Johnson awalnya ditawari peran utama John Grimm, namun ia justru memilih peran Sarge yang dianggap lebih “gelap” dan menantang.

Rilis dan Hasil Box Office

Film Doom dirilis di Amerika Serikat pada 21 Oktober 2005. Sayangnya, film ini hanya meraih pendapatan 58,7 juta dolar AS di seluruh dunia, jauh di bawah estimasi biaya produksi yang mencapai 60–70 juta dolar. Hasil ini membuat Doom dicap sebagai “box office bomb”.

Respons Kritik yang Pedas

Di situs agregator Rotten Tomatoes, Doom hanya meraih rating 18% dari 137 ulasan. Kritik utama menyebut film ini miskin cerita, lemah dalam pengembangan karakter, serta terlalu mengandalkan adegan aksi generik.

Roger Ebert bahkan menyindir, “Doom seperti ketika seorang anak mengambil alih komputer Anda dan tidak membiarkan Anda bermain.” Sementara, Empire menilai film ini “tidak seburuk Resident Evil: Apocalypse, tapi tetap bukan pencapaian besar.”

Meski begitu, sebagian penonton game Doom mengapresiasi adegan unik bergaya first-person shooter (FPS) yang menjadi penghormatan terhadap gameplay aslinya.

Warisan dan Sekuel

Kendati gagal di bioskop, Doom tetap dikenang sebagai salah satu adaptasi game paling ikonik karena keberanian menghadirkan adegan FPS. Pada 2019, Universal merilis sekuel langsung ke video berjudul Doom: Annihilation, namun hasilnya pun kembali menuai respons negatif.

Bagi banyak penggemar, film Doom menjadi contoh klasik betapa sulitnya mengadaptasi video game ke layar lebar. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |