Sinopsis Terminator Salvation (2009): Babak Baru Pertempuran Manusia dan Mesin Tanpa Arnold Schwarzenegger

2 weeks ago 25

Jakarta (pilar.id) – Film Terminator Salvation menjadi babak baru dalam waralaba legendaris Terminator. Dirilis pada 21 Mei 2009 oleh Warner Bros. Pictures di Amerika Serikat dan Sony Pictures secara internasional, film ini disutradarai oleh McG dan ditulis oleh John Brancato serta Michael Ferris.

Berbeda dari tiga film sebelumnya, Terminator Salvation tampil tanpa kehadiran fisik Arnold Schwarzenegger, meski wajahnya tetap dimunculkan di dalah satu adegan, melalui teknologi digital.

Film keempat dalam seri Terminator ini dibintangi oleh Christian Bale sebagai John Connor dan Sam Worthington sebagai Marcus Wright, bersama Anton Yelchin, Moon Bloodgood, Bryce Dallas Howard, Common, Michael Ironside, dan Helena Bonham Carter.

Ceritanya mengambil latar tahun 2018, di dunia pasca-apokaliptik setelah kehancuran besar akibat pemberontakan mesin ciptaan Skynet. Sisa-sisa umat manusia kini membentuk kelompok perlawanan yang dikenal sebagai The Resistance.

John Connor tampil sebagai tokoh sentral dalam perjuangan manusia melawan mesin, sementara Marcus Wright menjadi karakter unik—seorang manusia yang dihidupkan kembali sebagai cyborg.

Pertarungan mereka menghadirkan konflik moral antara kemanusiaan dan teknologi yang kehilangan kendali. Film ini juga memperkenalkan versi muda dari Kyle Reese, karakter penting yang pertama kali muncul dalam film The Terminator (1984).

Dengan anggaran besar dan proses produksi selama 77 hari di New Mexico, Terminator Salvation berupaya memberikan nuansa baru yang lebih realistis melalui efek praktis dan desain futuristik. McG berfokus pada pendekatan visual yang lebih “kasar” dan nyata, dengan banyak adegan diambil menggunakan set buatan tangan. Meskipun mendapat sambutan hangat dari penggemar lama, film ini memperoleh ulasan beragam dari kritikus.

Secara komersial, Terminator Salvation berhasil meraih pendapatan lebih dari USD 371 juta (sekitar Rp6 triliun) di seluruh dunia. Namun, meski sukses di box office, film ini dinilai tidak memiliki kedalaman emosional seperti dua seri awal karya James Cameron. Rotten Tomatoes memberi rating 33 persen, sedangkan Metacritic mencatat skor 49 dari 100, menandakan respons yang campur aduk.

Christian Bale disebut sebagai “bintang aksi paling kredibel di dunia” oleh sang sutradara, sementara Sam Worthington mendapat pujian atas perannya yang intens. Film ini awalnya direncanakan sebagai awal dari trilogi baru Terminator, namun rencana tersebut dibatalkan setelah rumah produksi The Halcyon Company mengalami kebangkrutan. Hak waralaba kemudian berpindah ke Annapurna Pictures, yang melahirkan film Terminator Genisys pada 2015 dengan kembalinya Arnold Schwarzenegger ke layar lebar.

Walau menuai pro dan kontra, Terminator Salvation tetap menjadi bagian penting dari perjalanan panjang waralaba Terminator. Film ini memperlihatkan upaya Hollywood dalam menghidupkan kembali kisah legendaris perang antara manusia dan mesin dengan pendekatan visual modern serta konflik kemanusiaan yang lebih dalam. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |