Jakarta (pilar.id) — Film The Taking of Pelham 123 karya sutradara Tony Scott merupakan remake modern dari novel kriminal karya John Godey yang sebelumnya telah dua kali diadaptasi ke layar lebar. Dibintangi oleh dua aktor papan atas, Denzel Washington dan John Travolta, film ini menghadirkan thriller tegang yang mengambil latar bawah tanah kota New York dan memadukan aksi cepat dengan drama psikologis.
Dirilis pada 12 Juni 2009, film ini berhasil meraih pendapatan global sebesar US$150 juta dari bujet produksi sekitar US$100 juta. Meski secara komersial mencatat hasil cukup baik, film ini menerima beragam ulasan dari kritikus film.
Sinopsis: Ketegangan Dalam Waktu 60 Menit
Cerita berpusat pada Walter Garber (Denzel Washington), seorang operator kereta bawah tanah yang mendadak harus menjadi negosiator dadakan setelah sebuah kereta diculik oleh kelompok bersenjata dipimpin oleh Ryder (John Travolta).
Mereka menyandera satu gerbong penuh penumpang dan menuntut tebusan US$10 juta yang harus dibayar dalam waktu 60 menit, atau mereka akan mengeksekusi satu sandera setiap menit keterlambatan.
Ketegangan meningkat saat motif Ryder terungkap: ia adalah mantan eksekutif Wall Street yang dendam terhadap sistem hukum dan berencana mengguncang pasar saham demi keuntungan pribadi.
Remake Penuh Modernisasi dan Nuansa Gelap
Film ini memperbarui elemen cerita dengan teknologi masa kini, seperti internet, laptop, dan sistem keuangan digital, serta memuat nuansa dunia pasca-9/11. Dibanding versi 1974, remake ini menonjolkan konflik karakter, terutama duel emosional antara Garber dan Ryder.
“Film ini adalah pertarungan moral antara dua pria yang sama-sama punya sisi kelam,” tulis kritikus Michael Ordoña.
Karakter Ryder di versi ini tampil lebih brutal dan penuh amarah. John Travolta memainkan peran sebagai pria manipulatif dengan latar belakang keuangan yang kelam, lengkap dengan tampilan menyeramkan khas mantan narapidana.
Produksi Intensif di Jalur Asli Subway New York
Pengambilan gambar dilakukan langsung di jalur aktif kereta bawah tanah New York, termasuk di Grand Central, Hoyt–Schermerhorn Streets, dan Manhattan Bridge. Seluruh kru dan pemain diwajibkan mengikuti pelatihan keselamatan MTA karena tingginya risiko lokasi syuting.
Bagian interior kereta difilmkan di Kaufman Astoria Studios, sementara adegan luar direkam di berbagai titik kota New York seperti Times Square, Turtle Bay, dan Bronx.

Performa Aktor dan Kritik Beragam
Meskipun menampilkan dua bintang besar, film ini mendapat ulasan beragam. Di Rotten Tomatoes, film ini meraih 51% rating, sedangkan Metacritic memberi skor 55/100, menandakan tanggapan “rata-rata”.
Beberapa kritikus menyebut film ini terlalu bergantung pada gaya penyutradaraan cepat dan intens Tony Scott, mengorbankan kedalaman cerita dan pengembangan karakter. Namun, ada pula yang memuji energi film dan pembangunan tensi yang konsisten.
“Pelham hits you like 600 volts from a sparking third rail,” tulis Peter Travers dari Rolling Stone yang memberi skor 3,5 dari 4.
Box Office dan Warisan Film
The Taking of Pelham 123 memulai debut box office di posisi ketiga, kalah dari The Hangover dan Up. Namun, total pendapatan global yang mencapai US$150 juta menjadikannya sebagai salah satu film aksi yang cukup sukses pada tahun 2009.
Pada tahun 2025, The Hollywood Reporter bahkan menyebut film ini sebagai salah satu film dengan adegan stunt terbaik di tahun 2009.
Meski bukan tanpa cela, The Taking of Pelham 123 merupakan remake yang solid, dengan pacing cepat, aksi intens, dan tema yang relevan dengan kondisi sosial-ekonomi modern. Chemistry dan konfrontasi antara Denzel Washington dan John Travolta menjadi titik kuat yang menjadikan film ini tetap menarik untuk disaksikan, bahkan setelah lebih dari satu dekade sejak perilisannya. (ret/hdl)