Tradisi Idul Fitri di Negeri Tiongkok, Kebersamaan Umat Islam yang Terjaga dari Masa ke Masa

1 day ago 13

Jakarta (pilar.id) – Idul Fitri, atau yang dikenal sebagai Hari Raya Lebaran, dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Tiongkok.

Meskipun Muslim hanya menjadi minoritas di Negeri Tirai Bambu, tradisi Idul Fitri di sana memiliki keunikan dan kekayaan budaya yang menarik untuk disimak. Berikut adalah gambaran tentang bagaimana Idul Fitri dirayakan di Tiongkok.

Islam telah ada di Tiongkok sejak abad ke-7, dibawa oleh para pedagang Arab dan Persia melalui Jalur Sutra. Saat ini, umat Muslim di Tiongkok tersebar di berbagai wilayah, dengan komunitas terbesar berada di Xinjiang, Ningxia, Gansu, dan Qinghai.

Meskipun hidup sebagai minoritas, mereka tetap mempertahankan tradisi keagamaan dengan penuh semangat, termasuk dalam merayakan Idul Fitri.

Persiapan Menyambut Idul Fitri

Seperti di negara lain, umat Muslim di Tiongkok juga melakukan persiapan menyambut Idul Fitri. Mereka membersihkan rumah, menyiapkan pakaian baru, dan memasak hidangan khusus.

Di daerah-daerah dengan populasi Muslim yang signifikan, suasana Ramadhan dan Idul Fitri terasa sangat kental. Pasar-pasar tradisional ramai dengan penjualan kurma, kue-kue kering, dan bahan makanan lainnya.

Salat Idul Fitri di Masjid-Masjid Megah

Pada pagi hari Idul Fitri, umat Muslim berkumpul di masjid-masjid untuk melaksanakan salat Id. Beberapa masjid terkenal di Tiongkok, seperti Masjid Niujie di Beijing dan Masjid Id Kah di Kashgar, dipenuhi oleh jamaah yang datang untuk beribadah.

Masjid Id Kah, yang merupakan masjid terbesar di Tiongkok, bahkan bisa menampung puluhan ribu jamaah. Setelah salat, biasanya diadakan khutbah yang mengingatkan umat tentang makna Idul Fitri dan pentingnya menjaga kebersamaan.

Hidangan Khas Idul Fitri

Makanan menjadi bagian penting dalam perayaan Idul Fitri di Tiongkok. Umat Muslim menyajikan hidangan khas yang menggabungkan cita rasa lokal dengan tradisi Islam.

Di Xinjiang, misalnya, hidangan seperti polo (nasi pilaf dengan daging kambing dan wortel) dan samsa (pai daging kambing) menjadi menu utama. Selain itu, kue-kue tradisional seperti youxiang (gorengan manis) juga disajikan sebagai hidangan penutup.

Silaturahmi dan Berbagi Kebahagiaan

Setelah salat Id, umat Muslim di Tiongkok biasanya mengunjungi keluarga, kerabat, dan tetangga untuk bersilaturahmi. Tradisi saling memaafkan dan berbagi kebahagiaan juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Di beberapa daerah, mereka bahkan mengadakan festival kecil-kecilan dengan pertunjukan musik dan tarian tradisional.

Keunikan Tradisi di Berbagai Daerah

Setiap daerah di Tiongkok memiliki cara unik dalam merayakan Idul Fitri. Di Xinjiang, perayaan Idul Fitri sering diwarnai dengan pertunjukan musik dan tarian tradisional Uighur. Sementara itu, di Ningxia, umat Muslim lebih fokus pada kegiatan keagamaan dan acara sosial di masjid. Perbedaan ini menunjukkan keragaman budaya yang harmonis di tengah kehidupan umat Muslim Tiongkok.

Tantangan dan Kebanggaan

Meskipun menghadapi beberapa tantangan, umat Muslim di Tiongkok tetap bangga dengan identitas dan tradisi mereka. Idul Fitri menjadi momen untuk memperkuat persatuan dan menunjukkan bahwa Islam bisa hidup berdampingan dengan budaya lokal. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |