Arumi Bachsin: Personal Branding Anak Dimulai dari Keluarga, Bukan Sekadar Citra

2 days ago 16

Malang (pilar.id) – Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin Elestianto Dardak, kembali menegaskan pentingnya peran keluarga dalam membentuk karakter dan masa depan anak. Hal ini disampaikannya saat menjadi keynote speaker dalam seminar bertajuk “Peran Penting Keluarga dalam Pembentukan Karakter dan Karir Anak” yang digelar oleh SMK Telkom Malang di Auditorium Malang Creative Center (MCC), Selasa (3/6/2025).

Dalam paparannya, Arumi menyebut bahwa rumah adalah sekolah pertama bagi anak, tempat di mana nilai-nilai, etika, hingga kepercayaan diri ditanamkan sejak dini.

“Karakter anak dibentuk bukan hanya dari sekolah atau lingkungan luar, tetapi terutama dari rumah. Pola asuh yang positif dan dukungan emosional sejak dini akan membantu anak tumbuh dengan rasa percaya diri, empati, dan keberanian dalam menghadapi masa depan,” ujar Arumi.

Arumi juga menyoroti pentingnya keterlibatan aktif orang tua dalam proses pendidikan anak, karena tanpa kehadiran dan dukungan keluarga, peran sekolah tidak akan maksimal.

Ia menambahkan bahwa anak-anak yang merasa dicintai dan dihargai akan lebih siap dalam meraih prestasi, baik secara akademik maupun sosial. Pendidikan karakter, menurut Arumi, adalah tanggung jawab bersama antara sekolah dan keluarga.

Tidak hanya itu, Arumi mengangkat topik personal branding anak sejak usia dini. Menurutnya, personal branding bukan hanya tentang citra atau tampilan luar, melainkan konsistensi karakter yang dibentuk melalui pengalaman sehari-hari di lingkungan keluarga.

“Anak-anak belajar dari contoh, bukan hanya dari nasihat. Kalau kita ingin anak kita berani tampil dan berkarya, kita sebagai orang tua juga harus menunjukkan keberanian yang sama. Personal branding anak dimulai dari rumah,” tegasnya.

Sebagai seorang ibu dan publik figur, Arumi juga membagikan pengalamannya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga. Ia menekankan bahwa yang terpenting adalah kualitas kehadiran, bukan semata-mata jumlah waktu bersama.

“Keseimbangan bukan berarti membagi waktu secara sempurna, tapi memberi makna pada setiap waktu yang kita punya,” ungkapnya. “Saya tidak sempurna, tapi saya hadir.”

Menutup sesi, Arumi mengajak para orang tua untuk aktif mendampingi tumbuh kembang anak tanpa memaksakan kehendak.

“Peran kita bukan membentuk mereka menjadi versi kita, tapi mendampingi mereka menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.”

Seminar ini merupakan bagian dari inisiatif SMK Telkom Malang dalam memperkuat sinergi antara pendidikan formal dan keluarga. Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas 10 dan 11, para orang tua, serta masyarakat umum yang hadir dengan antusias. Di tengah tantangan era digital dan pendidikan modern, kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menegaskan bahwa karakter dan karir anak berawal dari rumah. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |