Lionel Messi dan Son Heung-min, Dua Ikon Jawara di MLS 2025

7 hours ago 9

Miami (pilar.id) – Lionel Messi kembali tampil gemilang setelah pulih dari cedera dengan mencetak gol pada menit ke-84 untuk membawa Inter Miami menang 3-1 atas juara bertahan Major League Soccer (MLS), Los Angeles Galaxy.

Bintang Argentina berusia 38 tahun itu sempat absen akibat cedera otot ringan yang dialami pada 2 Agustus lalu dalam laga Leagues Cup melawan Necaxa. Pelatih Inter Miami, Javier Mascherano, memastikan kondisi Messi sudah membaik setelah menjalani beberapa sesi latihan intensif.

“Cedera itu tidak terlalu serius. Kami sudah menyiapkan pertandingan agar Messi mendapat menit bermain. Targetnya adalah 45 menit agar ia bisa kembali menemukan ritme permainan,” ujar Mascherano.

Gol Penting Messi

Messi, yang baru dimasukkan pada babak kedua menggantikan Telasco Segovia, menjadi pembeda di lapangan. Setelah Jordi Alba membuka skor bagi Miami pada menit ke-43, Galaxy sempat menyamakan kedudukan lewat Joseph Paintsil pada menit ke-59.

Namun, Messi kembali menunjukkan kualitasnya. Tendangannya pada menit ke-84 membawa Miami unggul 2-1. Tak hanya itu, La Pulga juga mencatatkan assist untuk Luis Suarez yang memastikan kemenangan 3-1 lewat gol di menit ke-89.

Messi kini mengoleksi 19 gol dan 10 assist dalam 19 penampilan MLS musim ini. Ia juga sukses membawa Inter Miami melaju ke perempat final Leagues Cup, di mana mereka akan menghadapi Tigres pada Rabu mendatang.

“Messi selalu ingin bermain di setiap laga. Kami mencoba menahannya agar tidak terlalu memaksakan diri, tetapi dia mengenal tubuhnya lebih baik dari siapa pun. Hari ini, menit bermain yang ia dapat sangat penting untuk persiapan melawan Tigres,” tambah Mascherano.

Son Heung-min, Kemenangan Perdana di MLS

Di laga lain, debut penuh Son Heung-min bersama Los Angeles FC (LAFC) berakhir manis dengan kemenangan 2-0 atas New England Revolution. Pemain asal Korea Selatan itu ikut andil dalam terciptanya gol kedua pada menit ke-94 lewat assist kepada Mathieu Choiniere.

Sebelumnya, Marco Delgado membuka keunggulan LAFC pada menit ke-51. Bagi Son, ini adalah kemenangan pertamanya sejak bergabung dengan LAFC, setelah pekan lalu hanya tampil sebagai pemain pengganti saat melawan Chicago Fire.

Saat ini, Inter Miami berada di peringkat keempat klasemen MLS Wilayah Timur, tertinggal enam poin dari pemuncak klasemen Philadelphia Union tetapi masih memiliki tiga laga tunda. Sementara itu, LAFC menempati posisi kelima Wilayah Barat, sembilan poin di belakang pemuncak klasemen San Diego.

Bakat Alami vs Wujud Kerja Keras

Major League Soccer (MLS) musim 2025 semakin semarak dengan kehadiran dua ikon global: Lionel Messi dan Son Heung-min. Dua bintang dari latar berbeda ini menghadirkan narasi unik. Messi adalah simbol kejeniusan alami, sementara Son merepresentasikan kerja keras dan dedikasi.

Lionel Messi, 38 tahun, tetap menjadi magnet terbesar MLS. Kembalinya ia dari cedera kecil baru-baru ini langsung ditandai dengan gol penentu kemenangan Inter Miami atas LA Galaxy. Bagi Messi, keajaiban di lapangan seakan hal yang wajar. Ia membaca permainan lebih cepat dari pemain lain, mengubah momen biasa menjadi luar biasa dengan sentuhan kaki kirinya.

Delapan Ballon d’Or, juara Piala Dunia, Liga Champions, Copa America, hingga MLS Cup—daftar pencapaiannya seakan tak ada habisnya. Kehadirannya di MLS bukan hanya sekadar petualangan akhir karier, tetapi juga kelanjutan dari warisan sepak bola yang sudah ia ukir sejak remaja.

Berbeda dengan Messi yang lahir dengan bakat alami, Son Heung-min adalah simbol dari dedikasi tanpa henti. Pemain asal Korea Selatan ini dikenal sebagai salah satu penyerang paling disiplin di dunia. Perjalanan panjangnya dari Bundesliga, kemudian bersinar di Premier League bersama Tottenham Hotspur, membuktikan bahwa kerja keras bisa menembus batas.

Kini, di usia 33 tahun, Son memilih MLS sebagai panggung baru. Dalam debut penuh bersama LAFC, ia langsung mengantarkan kemenangan 2-0 atas New England Revolution, bahkan menyumbang assist di menit akhir. Son membawa semangat Asia ke Amerika, menjadi representasi harapan dan inspirasi bagi jutaan penggemar sepak bola di benua itu.

Dua Jalan, Satu Panggung

Messi dan Son mungkin berbeda jalur, tetapi keduanya kini dipertemukan di MLS. Messi melambangkan hadiah dari langit, seorang jenius sepak bola dengan sentuhan ajaib. Son mewakili buah kerja keras, pemain yang mengandalkan disiplin, kecepatan, dan konsistensi untuk sampai di puncak.

Kehadiran mereka di MLS bukan hanya soal gol dan assist, melainkan juga daya tarik global. Messi menarik jutaan penggemar dari Amerika Latin dan Eropa, sementara Son menjadi jembatan ke pasar Asia. Bagi MLS, ini adalah kombinasi sempurna untuk mendongkrak popularitas liga di seluruh dunia.

Dengan Messi yang terus mencetak sejarah dan Son yang memulai babak baru, MLS 2025 seakan menjadi panggung pertemuan dua filosofi sepak bola: bakat alami vs kerja keras abadi. Satu hal yang pasti, keduanya akan membuat MLS semakin diperhitungkan, baik dari sisi kualitas kompetisi maupun daya tarik global. (usm/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |