Viral Dokter di RSUD Sekayu Dipaksa Lepas Masker, Keluarga Pasien Akui Frustasi Tunggu Layanan

4 hours ago 6

Musi Banyuasin (pilar.id) – Kasus viral keluarga pasien yang memaksa dokter melepas masker di RSUD Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, tak kunjung mereda. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, Trisnawarman, menegaskan bahwa keluarga pasien tersebut bukan bagian dari kerabat maupun tim Bupati Muba, Toha Tohet.

“Dia sempat mengaku-ngaku keluarga bupati, orangnya bupati. Tapi kata bupati bukan. Bukan timnya juga,” jelas Trisnawarman di depan awak media, Minggu (17/8/2025).

Menurutnya, klarifikasi sudah dipastikan langsung kepada Bupati Muba. Dalam audiensi pada 14 Agustus, Bupati menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki hubungan dengan pihak keluarga pasien.

Kasus Tetap Diproses Hukum

Meski pihak keluarga pasien dan dokter sudah berdamai, kasus ini tetap berlanjut di Polres Muba. “Pak Bupati minta perkara ini diselesaikan sampai tuntas. Proses hukum tetap berjalan,” ungkap Trisnawarman.

Pemerintah Kabupaten Muba juga telah berkoordinasi dengan seluruh Forkopimda untuk memberikan dukungan kepada dr. Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD, dokter spesialis yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.

“Bupati menegaskan agar tidak ada yang takut. Forkopimda Muba ada di belakang dr. Syahpri,” tambahnya.

Sikap Kementerian Kesehatan

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) turut mengecam insiden kekerasan terhadap tenaga medis yang terjadi pada Selasa, 12 Agustus 2025 itu. Menkes Budi Gunadi Sadikin menilai tindakan keluarga pasien sudah menghalangi tenaga medis menjalankan prosedur pencegahan penyakit infeksius.

“Kami sangat menyesalkan dan mengecam keras tindakan kekerasan terhadap tenaga medis di RSUD Sekayu. Kekerasan tidak bisa dibenarkan dalam kondisi apapun,” tegas Menkes, Rabu (14/8).

Ia menegaskan keselamatan tenaga kesehatan dijamin undang-undang, yakni UU No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Dokter dan tenaga medis berhak mendapatkan perlindungan hukum saat bertugas.

Menkes juga mengimbau masyarakat agar tidak menggunakan kekerasan jika merasa tidak puas dengan pelayanan rumah sakit.

“Jika ada keluhan, tempuh jalur resmi. Jangan lakukan kekerasan,” ujarnya.

Klarifikasi Keluarga Pasien

Keluarga pasien bernama Putra, yang sempat merekam insiden, mengaku emosional karena merasa pelayanan tidak maksimal. Ia menilai keterlambatan hasil pemeriksaan membuat dirinya kecewa.

“Saya emosional melihat ibu saya sakit. Saat dokter bilang saya harus bersyukur dan sabar, emosi saya memuncak,” kata Putra.

Putra membantah dirinya berniat mengancam. Menurutnya, tindakannya murni karena frustrasi menunggu pelayanan. (usm/hdl)


Summary Points

  • Kasus viral keluarga pasien memaksa dokter di RSUD Sekayu berlanjut ke proses hukum di Polres Muba.
  • Dinkes Sumsel memastikan keluarga pasien bukan kerabat maupun tim Bupati Muba, Toha Tohet.
  • Kemenkes mengecam keras tindakan kekerasan terhadap tenaga medis dan menegaskan perlindungan hukum bagi nakes.
  • Bupati Muba serta Forkopimda memberikan dukungan penuh kepada dr. Syahpri Putra Wangsa.
  • Keluarga pasien klarifikasi, mengaku emosional karena kecewa dengan pelayanan rumah sakit.
Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |