AS Beri Sinyal Lampu Hijau Ekspor Chip AI Nvidia H200 ke China, Pasar Saham dan Crypto Bereaksi Positif

22 hours ago 10

Jakarta (pilar.id) – Pemerintah Amerika Serikat dilaporkan tengah bersiap memberikan izin bagi Nvidia untuk mengekspor chip kecerdasan buatan (AI) seri H200 ke China. Informasi ini dinilai sebagai salah satu perubahan kebijakan paling signifikan dalam hubungan teknologi antara Washington dan Beijing dalam beberapa tahun terakhir.

Kabar tersebut langsung memicu respons positif dari pasar keuangan global. Saham Nvidia tercatat menguat sekitar dua persen setelah laporan awal beredar, mencerminkan optimisme investor terhadap potensi pelonggaran pembatasan ekspor chip berperforma tinggi yang selama ini menjadi tekanan utama bagi perusahaan teknologi AS.

Sumber industri menyebutkan bahwa pembahasan mengenai izin ekspor chip H200 telah berlangsung selama beberapa minggu. Perkembangan ini juga disebut tidak terlepas dari membaiknya komunikasi politik antara kedua negara, terutama setelah pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Busan pada bulan sebelumnya.

Nvidia H200, Indikator Perubahan Kebijakan Teknologi

Chip Nvidia H200 dikenal sebagai salah satu prosesor AI paling canggih yang pernah diproduksi perusahaan tersebut. Dibandingkan pendahulunya, H100, chip ini dibekali kapasitas memori yang lebih besar serta kecepatan pemrosesan yang jauh lebih tinggi.

Dibandingkan dengan seri H20—chip tercanggih yang sebelumnya masih diizinkan masuk ke pasar China—kinerja H200 disebut hampir enam kali lebih kuat. Kondisi ini menjadikan H200 sebagai komponen krusial dalam pengembangan pusat data dan komputasi AI skala besar.

Laporan dari Institute for Progress menilai kemampuan H200 berpotensi membantu laboratorium AI di China membangun sistem komputasi mendekati level Amerika Serikat, meskipun dengan biaya operasional yang lebih mahal. Hal tersebut menjadikan rencana pelonggaran ekspor ini sebagai isu strategis yang sensitif, terutama dalam konteks persaingan global pengembangan teknologi AI.

Di sisi lain, sejumlah politisi di Washington tetap memandang langkah ini berisiko karena chip berkelas tinggi juga dapat dimanfaatkan untuk memperkuat kapabilitas teknologi militer dan pertahanan.

Dampak ke Saham Teknologi, AI, dan Sentimen Aset Risiko

Respons awal pasar menunjukkan kecenderungan optimistis. Selain saham Nvidia, sektor teknologi secara luas ikut terdorong oleh prospek peningkatan pendapatan dari pasar ekspor. Jika kebijakan ini benar-benar direalisasikan, suplai chip AI berperforma tinggi diperkirakan kembali lancar dan memberikan dorongan baru bagi industri AI global.

Stabilitas geopolitik yang meningkat umumnya juga berdampak pada penguatan aset berisiko. Dalam konteks ini, pasar aset kripto turut merasakan efeknya meski tidak terdampak secara langsung oleh kebijakan ekspor chip.

Pengamat pasar mencatat bahwa meredanya ketegangan AS–China kerap mendorong meningkatnya kepercayaan investor terhadap aset berisiko seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH). Selain itu, narasi keterkaitan antara AI dan kripto berpotensi menguat, terutama pada aset digital yang berhubungan dengan komputasi GPU dan kecerdasan buatan.

Sejumlah token seperti Render (RNDR), Fetch.ai (FET), SingularityNET (AGIX), serta NEAR Protocol (NEAR) sering bergerak seiring sentimen terhadap Nvidia dan perkembangan teknologi AI. Penguatan sektor teknologi juga dinilai mampu mendorong aliran likuiditas ke pasar kripto, khususnya dalam fase kompetisi modal global.

Meski China masih memberlakukan larangan perdagangan kripto, pelonggaran hubungan teknologi kerap diikuti peningkatan aktivitas pasar di Hong Kong dan kawasan Asia. Kondisi tersebut membuat pergerakan Bitcoin pada sesi perdagangan Asia cenderung lebih aktif saat sentimen geopolitik membaik.

Indikator Baru Pengaruh Isu Makro terhadap Crypto

Rencana Amerika Serikat untuk mengizinkan ekspor Nvidia H200 ke China dinilai menandai perubahan arah penting dalam kebijakan teknologi global. Pasar merespons positif karena peluang pemulihan hubungan ekonomi kedua negara kembali terbuka.

Bagi pasar kripto, isu ini lebih berdampak pada sisi sentimen dan narasi, khususnya pada aset yang berkaitan dengan AI dan instrumen berisiko. Meski hingga kini belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah AS maupun Nvidia, perkembangan tersebut mempertegas bahwa dinamika pasar kripto semakin dipengaruhi oleh isu makroekonomi dan teknologi lintas negara. (ret)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |