New York (pilar.id) – Harga Bitcoin (BTC) kembali menunjukkan performa mengesankan setelah menembus level psikologis 103.000 Dollar AS, level tertinggi sejak Februari 2025.
Lonjakan harga ini didorong oleh kombinasi sentimen positif dari kebijakan moneter Amerika Serikat dan kesepakatan perdagangan antara AS dan Inggris yang diumumkan Presiden Donald Trump.
Penguatan harga Bitcoin sempat terkoreksi ringan akibat aksi ambil untung oleh investor, namun secara keseluruhan tren masih menunjukkan momentum naik.
Analis menilai bahwa stabilitas kebijakan Federal Reserve dan langkah-langkah perdagangan terbaru dari Gedung Putih menjadi pemicu utama penguatan harga aset digital tersebut.
“Lonjakan harga Bitcoin ini tidak hanya dipicu oleh faktor teknikal, tetapi juga oleh stabilitas kebijakan moneter dan perkembangan geopolitik yang kondusif,” ujar Fyqieh Fachrur, Analis Tokocrypto.
Efek Kesepakatan Dagang AS-Inggris dan Likuidasi Short
Presiden Donald Trump menyatakan telah menandatangani kesepakatan dagang dengan Inggris yang mencakup pengurangan tarif impor baja dan mobil. Kebijakan ini dinilai mengurangi tekanan inflasi dari rantai pasokan dan memperkuat optimisme pasar secara umum, termasuk pasar kripto.
Data dari CoinGlass menunjukkan lebih dari 492 juta Dollar AS posisi short dilikuidasi dalam 24 jam terakhir. Ini mencerminkan tekanan beli yang signifikan dan meningkatnya keyakinan investor terhadap potensi jangka pendek Bitcoin.
Menuju Target 105.000 hingga 108.000 Dollar AS
Fyqieh menambahkan, jika ketegangan perdagangan tetap mereda dan arus masuk dana ke ETF Bitcoin spot tetap positif, BTC dapat menguji level resistensi berikutnya di kisaran 105.000 hingga 108.000 Dollar AS.
“Skenario bullish Bitcoin kini mengarah pada level resistensi berikutnya di 105.000 Dollar AS. Jika kesepakatan dagang terus berkembang, jalur menuju 120.000 Dollar AS akan terbuka,” jelasnya.
Beberapa indikator teknikal mengonfirmasi sentimen positif, meski RSI yang menembus angka 70 menunjukkan potensi koreksi jangka pendek. Indeks Fear & Greed berada di level 70, menandakan dominasi rasa percaya diri investor, sementara dominasi Bitcoin atas altcoin tetap kuat dengan Indeks Musim Altcoin hanya di angka 36 dari 100.
Faktor Ekonomi dan Regulasi Jadi Penentu
Rilis data ekonomi utama dari AS, seperti anggaran negara pada 12 Mei dan Indeks Harga Konsumen (CPI) pada 13 Mei, akan menjadi penentu arah selanjutnya pergerakan harga Bitcoin.
Fyqieh juga menyoroti usulan legislasi baru di AS yang berpotensi menjadi katalis jangka menengah hingga panjang.
“Jika Undang-Undang Bitcoin yang diajukan oleh Senator Cynthia Lummis disahkan, dan pemerintah AS benar-benar mengakumulasi satu juta BTC dalam lima tahun, pasokan akan makin terbatas dan harga bisa terdorong naik lebih cepat,” ujarnya.
Secara keseluruhan, pasar kripto berada dalam fase optimistis. Dukungan regulasi pro-kripto, arus masuk dana institusional, serta pernyataan kebijakan dari The Fed dan pejabat perdagangan akan menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga dalam waktu dekat. (ret/hdl)