BRI Salurkan KPR Subsidi Rp14,65 Triliun, Dukung Program Hunian Layak bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

10 hours ago 6

Jakarta (pilar.id) – Dalam mendukung program Asta Cita yang menargetkan peningkatan kesejahteraan rakyat melalui penyediaan hunian layak dan terjangkau, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus memperkuat perannya sebagai bank penyalur utama Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi di Indonesia.

Upaya ini merupakan wujud komitmen BRI dalam memperluas akses pembiayaan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), sekaligus menjaga kualitas portofolio kredit agar tetap sehat dan berkelanjutan.

Salurkan Rp14,65 Triliun untuk 107 Ribu Penerima Manfaat

Hingga akhir Agustus 2025, BRI mencatat telah menyalurkan KPR Subsidi kepada 107.244 penerima manfaat di seluruh Indonesia, dengan outstanding total mencapai Rp14,65 triliun.

Dari jumlah tersebut, sekitar 97 persen berasal dari skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang menjadi bagian penting dalam Program 3 Juta Rumah Pemerintah. Program ini bertujuan memperluas akses pembiayaan rumah terjangkau bagi masyarakat berpendapatan rendah.

Penyaluran KPR dengan Prinsip Kehati-hatian

Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menegaskan bahwa pihaknya selalu menerapkan prinsip prudential banking dalam menyalurkan kredit, termasuk KPR Subsidi. Setiap pengajuan kredit, kata dia, melalui proses assessment ketat untuk memastikan calon debitur memenuhi kriteria yang ditetapkan.

“Dalam bank memberikan kredit tentu ada assessment dan ketentuan yang harus dipenuhi. Berdasarkan itu, kami bisa melihat mana calon debitur yang layak dan mana yang belum bisa,” jelas Hery.

Pendekatan ini menjadi faktor penting dalam menjaga kualitas pembiayaan tetap sehat, yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) KPR Subsidi BRI yang masih terjaga di level rendah.

Likuiditas Kuat Dukung Pembiayaan Perumahan

Dari sisi pendanaan, BRI memastikan kesiapan likuiditas untuk menopang pembiayaan sektor perumahan rakyat. Pada triwulan II 2025, rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) BRI berada di level 84,97%, menunjukkan ruang likuiditas yang kuat untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan.

Selain itu, tambahan likuiditas Rp55 triliun dari pemerintah turut memperkuat kapasitas BRI dalam menyalurkan pembiayaan hunian bersubsidi di seluruh Indonesia.

Tantangan Backlog Perumahan dan Edukasi Nasabah

Meski capaian tersebut positif, Hery mengakui bahwa tantangan pembiayaan perumahan masih cukup besar. Salah satunya adalah backlog perumahan di segmen masyarakat menengah ke bawah yang masih mencapai sekitar 10 juta unit.

Selain itu, minimnya pemahaman calon nasabah tentang prosedur pengajuan dan akses pembiayaan juga menjadi kendala tersendiri.

“Kuncinya adalah sosialisasi dan kemudahan bagi calon nasabah untuk melakukan pengajuan serta mendapatkan pembiayaan,” ujar Hery.

7.000 Kantor Cabang Jadi Keunggulan BRI

Dengan dukungan lebih dari 7.000 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, BRI memiliki keunggulan dalam memperluas akses layanan pembiayaan hingga ke pelosok negeri.

Jaringan luas ini memudahkan masyarakat untuk memperoleh informasi, mengajukan kredit, dan menikmati layanan perbankan dengan lebih cepat dan efisien.

“Keunggulan jaringan tersebut menjadikan BRI mitra strategis pemerintah dalam mempercepat realisasi program perumahan rakyat dan memenuhi kebutuhan hunian layak bagi masyarakat,” pungkas Hery Gunardi. (ret)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |