Hutama Karya Percepat Proyek Open Access Sorong untuk Perkuat Ketahanan Energi di Indonesia Timur

2 weeks ago 34

Sorong (pilar.id) – PT Hutama Karya (Persero) terus memperkuat ketahanan dan keandalan pasokan energi di kawasan timur Indonesia melalui pembangunan Proyek Open Access di Kilang Pertamina Refinery Unit (RU) VII Kasim, Sorong, Papua Barat Daya.

Proyek strategis ini meliputi pembangunan jetty baru, empat tangki penyimpanan, serta jaringan pipa penyalur dari dermaga menuju area tangki.

Kehadiran infrastruktur energi tersebut diharapkan meningkatkan stabilitas pasokan bahan bakar minyak untuk wilayah Papua dan Maluku, sekaligus memberi dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Hingga akhir Oktober, progres konstruksi proyek telah mencapai sekitar 81 persen. Fokus pekerjaan mencakup pembangunan jetty, instalasi empat tangki penyimpanan, dan pemasangan jaringan pipa penyalur. Pada pekerjaan tangki, Hutama Karya menerapkan metode jack-up system dan floating roof untuk memastikan kualitas konstruksi, keselamatan kerja, dan keandalan operasional.

EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Mardiansyah, menegaskan bahwa proyek Open Access Sorong menjadi bagian penting dalam pemerataan infrastruktur energi nasional.

“Fasilitas yang dibangun tidak hanya menjawab kebutuhan operasional, tetapi juga harus menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Pembangunan dirancang dengan memperhatikan keselamatan, keberlanjutan, dan pemberdayaan masyarakat lokal,” ujarnya.

Ia menyebut proyek ini merupakan bentuk kolaborasi antara BUMN sekaligus komitmen Hutama Karya dalam mendukung pengembangan infrastruktur di industri energi dan Migas.

Teknologi dan Solusi Teknis untuk Keandalan Pasokan

Kilang RU VII Kasim selama ini menjadi salah satu pemasok utama bahan bakar untuk Papua dan Maluku. Namun, menurunnya pasokan minyak mentah dari sumber lama berdampak pada kapasitas operasional kilang.

Melalui Proyek Open Access, kilang dirancang agar mampu menerima minyak mentah dari berbagai sumber, baik domestik maupun internasional, sehingga fleksibilitas pasokan lebih terjamin.

Tangki penyimpanan menggunakan sistem floating roof yang berfungsi mengurangi penguapan, meningkatkan efisiensi, dan mendukung aspek keselamatan serta lingkungan.

Sementara itu, metode jack-up system pada konstruksi tangki mampu menekan risiko pekerjaan di ketinggian, menjaga kualitas pengelasan, dan mempercepat fase kritis pembangunan hingga 20 persen lebih efisien dibanding metode konvensional.

Di area dermaga, penggunaan quick release hook yang dapat dikendalikan dari ruang kontrol membuat proses tambat dan lepas kapal lebih aman dan terukur.

Project Manager Proyek Open Access Sorong Hutama Karya, Hariyadi Sujatmiko, menyampaikan bahwa seluruh rangkaian pekerjaan dilakukan dengan pengawasan mutu ketat. “Mulai dari rekayasa teknik, pengadaan, pemasangan, hingga uji coba, semua dilakukan sesuai standar industri migas. Integrasi sistem mekanikal, elektrikal, dan instrumentasi dipastikan berjalan optimal sebelum fasilitas dioperasikan penuh,” jelasnya.

Pekerjaan proyek juga menghadapi tantangan medan remote dan akses terbatas. Namun, strategi logistik yang matang serta dukungan dermaga terdekat memungkinkan mobilisasi material dan 410 tenaga kerja dilakukan secara efektif.

Dampak Ekonomi untuk Masyarakat Sorong

Sejak dimulai, Proyek Open Access telah menyerap 410 tenaga kerja, terdiri dari 102 tenaga lokal dan 308 tenaga interlokal. Pekerja lokal diberdayakan pada berbagai posisi, mulai dari pekerjaan non-terampil hingga teknis yang membutuhkan pelatihan.

Feri Katumlas (38), warga Seget, mengungkapkan bahwa hadirnya proyek telah menghidupkan kembali aktivitas ekonomi di kampung. Warung makan, jasa angkutan barang, dan usaha kecil lainnya mulai merasakan peningkatan permintaan seiring meningkatnya pergerakan material dan pekerja.

“Proyek ini membuat kampung kami semakin ramai, banyak orang banyak rezeki,” ujarnya.
Hutama Karya juga rutin menggelar sosialisasi keselamatan dan melibatkan masyarakat agar dampak pembangunan dapat diminimalkan sekaligus menjaga hubungan yang harmonis.

Kolaborasi Nasional untuk Ketahanan Energi Timur

Proyek Open Access Sorong merupakan hasil sinergi antara pemerintah dan BUMN dengan Hutama Karya berperan sebagai pelaksana Engineering, Procurement, and Construction (EPC). Penerapan standar keselamatan, efisiensi, serta pengawasan mutu menjadi kunci kelancaran proyek yang dibangun di wilayah terpencil dengan tantangan geografis.

Menurut Hutama Karya, pembangunan infrastruktur energi ini sejalan dengan komitmen perusahaan dalam mendukung pemerataan pembangunan dan keberlanjutan nasional. Dengan pengalaman panjang dalam proyek infrastruktur besar, Hutama Karya menilai proyek ini menjadi fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi serta kualitas hidup masyarakat Papua dan Maluku.

Mardiansyah menutup bahwa Proyek Open Access Sorong merupakan langkah penting dalam memastikan masyarakat di Indonesia Timur mendapatkan akses energi yang andal. “Infrastruktur yang dibangun hari ini diharapkan menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup rakyat Indonesia di masa mendatang,” katanya.

PT Hutama Karya (Persero) adalah BUMN yang bergerak di sektor pengembangan infrastruktur dan pengelolaan jalan tol. Dengan empat anak perusahaan dan dua Special Purpose Vehicle (SPV), Hutama Karya berkomitmen mendukung pembangunan nasional melalui konstruksi, investasi jalan tol, serta pengelolaan infrastruktur strategis di berbagai wilayah Indonesia. (ret)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |