Surabaya (pilar.id) — Provinsi Jawa Timur mencatat prestasi signifikan dalam menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Jawa Timur pada April 2025 tercatat sebesar 0,93 persen secara bulanan (month-to-month), menjadikannya provinsi dengan inflasi terendah se-Pulau Jawa dan berada di bawah rata-rata nasional sebesar 1,17 persen.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan bahwa pencapaian ini menunjukkan kestabilan ekonomi Jatim tetap terjaga, bahkan di tengah momen penting seperti Ramadan dan Idulfitri.
“Alhamdulillah, inflasi kita terjaga selama Idulfitri kemarin. Ini adalah hasil kerja keras semua pihak, mulai dari pemerintah, swasta, hingga masyarakat,” ujar Khofifah di Surabaya, Senin (5/5).
Komoditas Penahan Inflasi dan Penyebab Utama Kenaikan
Sejumlah komoditas utama berperan dalam menahan laju inflasi, di antaranya cabai rawit, cabai merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Sementara itu, faktor yang memicu inflasi di Jatim antara lain kenaikan tarif listrik dengan kontribusi 0,99 persen, menyusul berakhirnya diskon tarif listrik dari pemerintah sejak 28 Februari 2025.
Komoditas lainnya yang turut menyumbang inflasi adalah emas perhiasan (0,20 persen), tarif angkutan udara (0,08 persen), bawang merah (0,03 persen), dan kelapa (0,03 persen).
Di sisi lain, provinsi lain yang mencatat inflasi lebih tinggi dibanding Jatim pada April 2025 antara lain Yogyakarta (1,67 persen), DKI Jakarta (1,44 persen), Jawa Tengah (1,38 persen), Banten (1,29 persen), dan Jawa Barat (1,01 persen).
“Selama Lebaran, kami terus meningkatkan produksi dan distribusi barang kebutuhan pokok serta melakukan pengawasan harga secara ketat,” jelas Khofifah.
Ekspor, Impor, dan Pariwisata Jatim Tumbuh Positif
Selain prestasi di sektor pengendalian inflasi, nilai ekspor Jawa Timur juga menunjukkan tren yang menggembirakan. BPS mencatat bahwa Jatim menempati posisi kedua tertinggi dalam ekspor nasional, dengan nilai mencapai 6.134,9 miliar. Ekspor Jatim naik sebesar 0,10 persen pada Maret 2025 dibanding Februari.
Kinerja impor Jatim juga meningkat sebesar 3,28 persen pada periode yang sama.
Dalam sektor pariwisata, Jawa Timur mencatatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 56.971 orang selama Januari hingga Maret 2025. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi se-Pulau Jawa, menegaskan bahwa Jatim semakin diminati sebagai destinasi wisata unggulan.
“Alhamdulillah, pariwisata kita juga menunjukkan tren positif. Ini kerja keras bersama semua pihak,” tutur Khofifah.
Khofifah berharap capaian ini menjadi momentum memperkuat sinergi dan kolaborasi lintas sektor untuk mendorong Jatim sebagai poros pembangunan nasional.
“Kita berharap, prestasi ini menjadi pemacu untuk terus bersinergi membangun Jawa Timur Jaya Luar Biasa menuju Gerbang Baru Nusantara,” pungkasnya. (rio/ted)