Jakarta (pilar.id) – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan optimisme terhadap kebijakan injeksi dana pemerintah sebesar Rp200 triliun ke perbankan Himbara. Menurutnya, kebijakan yang diinisiasi oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa ini mulai menunjukkan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
“Injeksi ideal pemerintah Rp200 triliun yang diberikan Menteri Keuangan ini sudah mulai menunjukkan hasil,” ujar Luhut di Jakarta, Kamis (16/10).
Luhut menjelaskan bahwa sejak masih menjadi staf di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Purbaya sudah menyampaikan gagasan tentang pentingnya mengguyur pasar dengan likuiditas langsung melalui perbankan, alih-alih menyimpan dana negara di Bank Indonesia (BI).
“Sekarang saya lihat Menteri Keuangan yang baru mendorong betul mazhab-nya dia ini untuk mengguyur pasar dengan taruh Rp200 triliun di perbankan, dan saya kira itu sangat bagus,” lanjutnya.
Pertumbuhan Ekonomi Diproyeksi Naik
Dengan adanya kebijakan ini, Luhut memperkirakan Indonesia dapat mencetak pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,1 hingga 5,2 persen dalam waktu dekat. Meski demikian, ia mengimbau publik untuk bersabar menanti dampak kebijakan ini terhadap perekonomian nasional.
“Itu butuh waktu. Kita ini kadang-kadang seperti makan cabai. Begitu digigit, pedas. Enggak, butuh waktu. Itu suatu proses,” ungkap Luhut.
Realisasi Kredit oleh Bank Himbara
Dari total penempatan dana Rp200 triliun yang bersumber dari Saldo Anggaran Lebih (SAL), Menteri Keuangan Purbaya mencatat bahwa bank Himbara telah menyalurkan kredit produktif sebesar Rp112,4 triliun hingga 30 September 2025. Berikut adalah rinciannya:
- Bank Mandiri: Rp40,6 triliun dari alokasi Rp55 triliun (74 persen)
- Bank Rakyat Indonesia (BRI): Rp33,9 triliun dari Rp55 triliun (62 persen)
- Bank Negara Indonesia (BNI): Rp27,6 triliun dari Rp55 triliun (50 persen)
- Bank Tabungan Negara (BTN): Rp4,8 triliun dari Rp25 triliun (19 persen)
- Bank Syariah Indonesia (BSI): Rp5,5 triliun dari Rp10 triliun (55 persen)
Efektivitas Injeksi Terlihat dari Pertumbuhan Uang Beredar
Selain realisasi kredit, Purbaya juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan uang beredar dasar (M0) meningkat tajam hingga 13,2 persen, setelah sebelumnya sempat mendekati angka nol.
Kenaikan ini menandakan bahwa likuiditas dalam sistem perekonomian meningkat, yang pada akhirnya mendorong konsumsi, investasi, serta kinerja sektor riil.
“Kinerja ini menunjukkan bahwa uang di sistem perekonomian telah bertambah signifikan dan mulai bekerja menopang pertumbuhan nasional,” jelas Purbaya.
Langkah yang diambil oleh Menteri Keuangan Purbaya melalui injeksi dana ke bank Himbara dipandang sebagai strategi fiskal progresif untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Dengan dukungan dari tokoh senior seperti Luhut Binsar Pandjaitan, kebijakan ini akan menjadi salah satu tolok ukur penting dalam evaluasi kinerja ekonomi pemerintahan Prabowo-Gibran di tahun-tahun awal masa jabatan. (hdl)