Kepala BMKG Tegaskan Komitmen STMKG Cetak SDM Unggul Berdaya Saing Global di Hadapan DPR RI

2 days ago 16

Tangerang (pilar.id) – Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) menegaskan komitmennya mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul dan berdaya saing global dalam bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika (MKG). Hal itu disampaikan dalam kunjungan kerja spesifik Komisi V DPR RI ke kampus STMKG di Tangerang pada Jumat, 9 Mei 2025.

Kunjungan yang dipimpin Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, dihadiri oleh 11 anggota dewan dan menjadi momen penting untuk meninjau langsung peran STMKG dalam memperkuat pendidikan MKG nasional.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan apresiasi atas perhatian DPR RI terhadap pengembangan pendidikan MKG. Ia menegaskan bahwa STMKG tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga praktik lapangan yang langsung aplikatif.

“STMKG bukan hanya mencetak lulusan yang paham teori, tetapi juga siap bekerja langsung di lapangan. Kami mendorong lulusan mengejar gelar doktor sebelum usia 35 tahun. Saat ini, 25 persen dosen telah bergelar doktor dan 16 kandidat lainnya sedang dalam proses menuju gelar yang sama sebelum 2030,” ujar Dwikorita.

Ia juga mengungkapkan bahwa lulusan STMKG telah menembus kancah global, termasuk bekerja di organisasi dunia seperti World Meteorological Organization (WMO), CTBTO, dan menjadi peneliti di Cambridge serta Oxford University.

Dalam aspek riset, Dwikorita menekankan bahwa STMKG menjadi pusat utama penelitian karena adanya batasan regulasi pada lembaga pemerintah dalam membentuk unit riset. “Kami berkolaborasi dengan universitas dan lembaga riset internasional untuk mengembangkan teknologi observasi, prediksi cuaca ekstrem, sistem peringatan dini berbasis masyarakat, hingga pemanfaatan drone dan AWS (Automatic Weather Station),” jelasnya.

STMKG juga tercatat meraih hibah dari berbagai lembaga prestisius seperti LPDP, Newton Fund, dan NERC Inggris. Dari sisi akreditasi, Prodi Meteorologi dan Instrumentasi sudah meraih predikat “Unggul”, sementara Klimatologi dan Geofisika meraih “Baik Sekali”.

Dwikorita turut menyoroti pentingnya keterwakilan dari daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Saat ini, hanya 5 persen mahasiswa STMKG berasal dari daerah 3T, padahal kebutuhan tenaga ahli di wilayah tersebut sangat besar. “Putra daerah lebih mampu beradaptasi secara sosial dan geografis,” tambahnya.

Menanggapi usulan pengembangan kelembagaan STMKG, Dwikorita menilai bahwa STMKG harus tetap menjadi sekolah tinggi berbasis sains agar fokus pada penelitian terapan dan pengembangan teknologi untuk menghadapi tantangan bencana dan ketahanan iklim.

Sementara itu, Ketua STMKG Deni Septiadi menjelaskan bahwa posisi STMKG ada di antara pendidikan akademik dan vokasi. “Lulusan kami tidak hanya mengoperasikan alat, tetapi juga mampu menjadi analis atmosfer. Mereka memiliki fondasi sains yang kuat dan siap menghadapi tantangan masa depan,” ungkapnya.

Kunjungan Komisi V DPR RI ini diharapkan memperkuat sinergi dalam mendukung STMKG sebagai lembaga pendidikan strategis dalam pembangunan nasional berbasis data dan sains MKG. (adi/ted)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |