Pemkot Surabaya Siap Biayai Pendidikan Anak Tidak Mampu, Ini Syaratnya

1 week ago 25

Surabaya (pilar.id) – Pemerintah Kota Surabaya kembali menegaskan komitmennya dalam membantu pendidikan anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyampaikan bahwa Pemkot siap membiayai pendidikan anak-anak tidak mampu, asalkan mereka memenuhi syarat sederhana: berada di rumah sebelum pukul 22.00 WIB.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara “Kelas Sinergi Keluarga untuk Remaja yang Lebih Baik” yang digelar di Gedung Sawunggaling, Sabtu (24/5/2025). Kegiatan tersebut dihadiri oleh sekitar 500 orang tua dari kategori desil 1, 2, dan 3.

Wali Kota Eri menekankan bahwa peran orang tua sangat penting dalam membentuk karakter dan masa depan anak-anak. “Saya ingin membuka pikiran orang tua, mungkin karena mereka belum pernah benar-benar memberikan kasih sayang dan pengawasan yang cukup,” ujarnya.

Langkah Nyata Pemkot: Sekolah Kebangsaan dan Asrama Khusus

Wali Kota Eri menyampaikan bahwa Pemkot Surabaya telah melakukan intervensi melalui berbagai program, termasuk Sekolah Kebangsaan dan pendirian Asrama Bibit Unggul serta Kampung Anak Negeri (Kanri).

Program Sekolah Kebangsaan memberikan pendidikan karakter dan wawasan kebangsaan selama 10 hari, namun hasilnya kerap tidak bertahan lama. Oleh karena itu, asrama khusus didirikan untuk pembinaan lanjutan.

“Saya buka asrama, ada Kanri dan program Satu Sarjana Satu Keluarga Miskin. Itu untuk menampung anak-anak yang kembali ke kebiasaan lama,” ungkap Eri.

Pemkot Siap Biayai Pendidikan, Tapi Anak Harus Disiplin

Wali Kota Eri menegaskan, jika ada keluarga yang tidak mampu secara ekonomi untuk menyekolahkan anaknya, maka Pemkot Surabaya akan mengambil alih pembiayaan. Namun, anak-anak tersebut harus mengikuti aturan dasar seperti jam malam.

“Kalau tidak punya biaya, serahkan ke Pemkot, akan kami sekolahkan. Tapi anak harus di rumah pukul 10 malam,” tegasnya.

Pengawasan Orang Tua dan Konsekuensi Hukum

Wali Kota Eri juga mengingatkan bahwa orang tua yang membiarkan anaknya melakukan kegiatan negatif seperti mengamen, ngelem, atau berkelahi, bisa dikenai sanksi hukum.

Sesi ini turut menghadirkan perwakilan dari Polres dan BNN yang memberikan edukasi terkait pencegahan kenakalan remaja.

Kuota Asrama Diperluas dan Privasi Warga Dijaga

Pemkot Surabaya juga tengah menyiapkan sekitar 200 kuota untuk Asrama Bibit Unggul, serta tambahan 200 kuota untuk anak-anak jenjang SMP dan SMA. Wali Kota Eri memastikan bahwa pihaknya menjaga privasi warga yang mengikuti program ini.

“Sejak 2022, saya bergerak dan menjaga betul privasi warga yang kami bantu. Saya tidak ingin mereka merasa malu atau minder,” katanya.

Tindak Lanjut dari DP3A-PPKB Kota Surabaya

Kepala DP3A-PPKB Surabaya, Ida Widyawati, menyampaikan bahwa pihaknya akan segera menindaklanjuti arahan Wali Kota. Salah satunya adalah menyasar orang tua dengan penghasilan di bawah Rp4 juta untuk dilibatkan dalam program Padat Karya.

Ida juga menjelaskan bahwa 500 orang tua yang hadir adalah mereka yang anaknya pernah dijangkau oleh Satpol PP akibat perilaku negatif di ruang publik.

“Kami terus edukasi masyarakat melalui program seperti Puspaga Balai RW dan Kampung Arek Surabaya Ramah Perempuan dan Anak. Termasuk penerapan jam malam dan pemberian apresiasi kepada RW yang peduli,” pungkasnya.

Gotong Royong Jadi Kunci

Wali Kota Eri menekankan bahwa keberhasilan pembinaan anak-anak tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah.

Diperlukan kolaborasi antara Pemkot, orang tua, dan masyarakat dalam membangun generasi muda yang berkarakter dan memiliki masa depan cerah. (rio/ted)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |